Tawarkan Bunga Maksimal 11% - Lunasi Utang, Protelindo Terbitkan Obligasi Rp 1 Triliun

NERACA

Jakarta - PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) menerbitkan obligasi sebanyak-banyaknya Rp1 triliun untuk membayar utang perseroan. Aksi korporasi tersebut dilakukan melalui anak perusahaannya yaitu PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo). Obligasi perseroan terdiri dari dua seri yaitu seri A dengan tenor tiga tahun dan seri B dengan tenor 5 tahun.

Direktur Utama Protelindo Adam Gifari menyebutkan, kupon obligasi ini ditawarkan sekitar 10%-10,75% untuk tenor 3 tahun dan 10,25%-11,00% untuk tenor 5 tahun. Nantinya, dana hasil obligasi setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan untuk membayar lebih awal sebagian dari pinjaman bank yang berdenominasi rupiah,”Adapun total utang perseroan sebanyak Rp3 triliun dengan Bank BNI yang jatuh tempo pada 2018. Untuk sisa utangnya nanti kita bayarkan sesuai perjanjian dengan Bank BNI”, ujarnya di Jakarta, Selasa (28/1).

Dirinya menegaskan, penerbitan obligasi untung membayar utang tidak akan menggangu kinerja dan ekspansi perseroan di tahun ini. Pasalnya, perseroan mengklaim memiliki kas yang cukup untuk melakukan kegiatan usahanya di tahun 2014.

Lanjutnya, perseroan juga belum bisa menyebutkan belanja modal tahun ini. Alasannya, masih menghitung anggarannya. Kendatipun demikian, obligasi yang ditawarkan untuk bayar utang tidak mengganggu kinerja perseroan,”Obligasi ini untuk bayar utang yang dipastikan tidak mengganggu kinerja kami karena masih ada Rp3 triliun dari Ebitda dan cash kami”, ungkapnya.
Menurut dia, melakukan emisi obligasi adalah salah satu cara efektif untuk memperoleh pinjaman dengan tingkat bunga tetap dan aksi korporasi ini adalah langkah strategis untuk masuk ke pasar obligasi Indonesia yang dinilai masih dalam pertumbuhan dan sangat penting bagi perseroan.

Sebelumnya, Fitch Ratings telah memberikan peringkat obligasi yang akan diterbitkan oleh Protelindo dengan jumlah hingga Rp1 triliun dengan Peringkat Nasional di 'AA-(idn)'. Obligasi tersebut diperingkat pada level yang sama dengan Peringkat Nasional Jangka Panjang Protelindo di 'AA-(idn)' karena merupakan kewajiban langsung, tanpa kondisi, dan senior tanpa jaminan dari perusahaan.

Obligasi yang akan diterbitkan akan memiliki peringkat yang sama dengan seluruh hutang tanpa jaminan dari perusahaan. Peringkat nasional di kategori 'AA' menunjukkan ekspektasi akan resiko gagal bayar yang sangat rendah relatif terhadap emiten atau surat utang lainnya di Indonesia. Resiko kredit hanya sedikit berbeda dari emiten-emiten atau surat-surat utang yang mendapat peringkat tertinggi di Indonesia.

Faktor penggerak peringkat dari Protelindo yakni bisnis modelnya yang solid dengan arus kas yang stabil dan mudah diperkirakan yang diperoleh dari kontrak jangka panjang yang tidak dapat dibatalkan (10-12 tahun).

Sementara untuk proyeksi menara di tahun ini, dia menilai akan cukup bagus di mana banyak merger dan akuisisi yang akan menyehatkan industri telekomunikasi. Seperti yang dilakukan PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Axis Telekom Indonesia, hal ini dinilai semakin membuat industri telekomunikasi lebih tertata. (nurul)

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…