Austindo Distribusikan Pasokan Listrik Ke PLN

NERACA

Jakarta- PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) melalui anak usahanya, PT Austindo Aufwind New Energy (“AANE”) mengoperasikan pembangkit listrik tenaga biogas dengan kapasitas 1,2 MW di Belitung. Pusat pembangkit listrik tenaga biogas tersebut akan menghasilkan energi listrik yang diolah dari limbah pabrik kelapa sawit  yang dihasilkan dari kebun kelapa sawit perseroan di daerah tersebut. “Seluruh pasokan listrik yang diproduksi AANE disalurkan ke jaringan distribusi PT PLN dan dibeli oleh PLN sesuai dengan Power Purchase Agreement dengan harga Rp.975 per kWh.” kata Direktur Utama PT Austindo Nusantara Jaya Tbk, Suwito Anggoro di Jakarta, Selasa (14/1).

Penjualan listrik ini, menurut dia, dilakukan sesuai dengan ketentuan Feed-in Tariff untuk biogas berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.04 tahun 2012. PT Austindo Aufwind New Energy sendiri  merupakan Independent Power Producer (“IPP”) pertama di Indonesia yang mengoperasikan pusat pembangkit listrik tenaga biogas dan memasarkannya secara komersial. “Kami memilih Belitung sebagai lokasi pabrik pertama dengan mempertimbangkan banyak faktor, antara lain, infrastruktur yang baik, kemudahan akses serta dukungan dari pemerintah dan masyarakat setempat,” jelasnya.

Saat ini, sambung dia, perseroan melalui anak usahanya, PT Sahabat Mewah dan Makmur memiliki kebun kelapa sawit  di Belitung dengan area tertanam dan menghasilkan seluas 14.229 hektar serta pabrik kelapa sawit dengan kapasitas produksi sebesar 60 ton per jam. Seluruh produksi minyak kelapa sawit yang dihasilkan telah memperoleh sertifikasi Roundtable on Sutainable Palm Oil (RSPO).

Adapun biaya yang dikeluarkan perseroan untuk pembangunan pusat pembangkit listrik ini, kata dia, sekitar US$3,5 juta. Sumber pembiayaan proyek ini, antara lain diperoleh dari sebagian hasil penawaran umum saham perdana (IPO) Perseroan sebesar US$1 juta dan sisanya berasal dari dana kas internal Perseroan. Rencananya, setelah pembangunan pembangkit listrik tersebut, perseroan akan membangun pusat pembangkit tenaga listrik di kebun-kebun lain milik perseroan yang tersebar di Sumatera, Kalimantan dan Papua.

Diketahui, selain kelapa sawit yang menjadi backbone bisnisnya, ANJT akan mengembangkan dua lini usaha baru, yaitu biogas dan produksi tepung sagu. Pihaknya mencatat, perseroan telah memiliki konsesi atas pengelolaan hutan sagu yang berada di Papua Barat dengan luas lahan 40 ribu hektar (ha).

Dengan tersedianya lahan tersebut, manajemen perseroan mengaku siap memproduksi tepung sagu pada akhir 2013. Selain itu, perseroan akan menanam 19 ribu hektar lahan, antara lain di Kalimantan Barat dalam tiga tahun. “Kami akan menanam lahan untuk kelapa sawit sekitar 5.500 hektar,” ujarnya.

Dengan adanya pengembangan bisnis sawit dan penanaman lahan untuk kelapa sawit sekitar 5.500 hektar, perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan sekitar12%. Untuk perkebunan kelapa sawit perseroan yang telah ditanami antara lain berokasi di pulau Sumatera, Belitung, dan Kalimantan. "Tiga perkebunan memiliki pabrik pengolahan kelapa sawit dengan kapasitas total 180 ton/jam." ujarnya. (lia)

 

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…