Tahun Kuda, WIKA Bidik Penjualan Rp 18,93 Triliun

NERACA

Jakarta – PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) menargetkan penjualan naik 22,84% menjadi Rp18,93 triliun pada tahun 2014 dari target penjualan 2013 lalu sebesar Rp15,41 triliun. Kata Direktur Keuangan PT Wijaya Karya Tbk Adji Firmantoro, target tersebut sudah tertuang dalam rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) perseroan.

Disebutkan juga, kenaikan penjualan di tahun ini akan diikuti dengan peningkatan laba bersih yang ditargetkan naik 22,27% menjadi Rp678,65 miliar dari target tahun. Selain itu, perseroan juga menargetkan kontrak sepanjang tahun ini sebesar Rp49,97 triliun atau meningkat sebesar 28,56% dibandingkan total target di tahun 2013 lalu yang sebesar Rp38,87 triliun,”Kami menargetkan perolehan kontrak baru tahun ini dapat meningkat 28,56% atau mencapai Rp48,97 triliun,”ujarnya di Jakarta, Kamis  (9/1).

Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya Tbk, Natal Aggrawan menambahkan, total kontrak untuk tahun 2014 ini terdiri dari kontrak baru sebesar Rp25,83 triliun dan carry over dari tahun 2013 sebesar Rp24,14 triliun. Adapun komposisi perolehan kontrak baru pada tahun 2014 terdiri dari induk perusahaan 70% dan anak perusahaan sebesar 30%. Sementara itu, untuk mendukung proyeknya di tahun 2014 ini, perseroan menyiapkan dana belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp1,99 triliun. Anggaran ini naik 12% dibandingkan dengan capex sepanjang tahun 2013 sebesar Rp1,78 triliun. Adapun pinjaman perbankan mendominasi pemenuhan angka capex ini dibandingkan kas internal perseroan,”Capex sebesar Rp1,99 triliun terdiri dari capex induk atau WIKA sendiri sebesar Rp984 miliar dan capex untuk anak usaha sebesar Rp1,01 triliun”, katanya.

Nantinya, capex perseroan akan digunakan untuk pengembangan usaha senilai Rp326,7 miliar, akuisisi dan penyertaan senilai Rp304,2 miliar dan investasi aset tetap senilai Rp317,17 miliar. Tercatat sampai dengan Desember 2013, WIKA telah memperoleh beberapa proyek, seperti Proyek Pembangunan Produksi Gas Matindok Rp1,74 triliun, Proyek Bendungan Tugu di Trenggalek Rp563,64 miliar, Proyek Sudetan Kali Ciliwung Rp447,82 miliar, Proyek Banggai Amonia Plant Rp477 miliar.

Kemudian ada proyek Dermaga Multi Purpose Teluk Lamong Rp272,47 miliar, CP101 dan CP102 of Construction of Jakarta Mass Rapid Transit (MRT) Project Surface Section Rp1,03 triliun, Proyek EPC pembangunan Stasiun Kompresi Gas (SKG) Rantau Panjang dan Pangkalan Brandan Rp413 miliar, Proyek EPC ESF Nom Crucible MOP PP Antam Rp345 miliar, Pembangunan jalur RGTC perkuatan dan peninggian jalan Tj. Priok Rp101,59 miliar.

Proyek MRT Underground CP 104-105 Rp294,53 miliar, proyek EPCC of New Condensate and Diesel Tanks British Petroleum Ltd. (BP) Rp382 miliar, perluasan gedung terminal 3 Ulyimate Bandara Soekarno-Hatta Rp1,79 triliun dan pembangunan University Hospital di Universitas Indonesia Rp539,26 miliar. (nurul)

 

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…