Awal Tahun 2014 IHSG Melaju Dengan Baik

 

Optimisme agaknya masih menyelimuti pasar modal Indonesia. Mengawali perdagangan di 2014 yang dibuka Wakil Presiden Budiono, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 20,31 poin atau 0,47 persen ke level 4.294,59.

 

NERACA

Wakil Presiden Boediono, menilai, pada 2014 ada empat faktor atau risiko yang harus dicermati perekonomian Indonesia. "Pertama adalah adanya kebijakan moneter Amerika Serikat (AS), faktor apa yang akan terjadi pada likuiditas," katanya di sela peresmian pembukaan Bursa Efek Indonesia 2014 di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta.

Faktor kedua yang harus diantisipasi adalah kondisi pergerakan pada harga minyak dunia. Menurut Boediono, harga minyak menjadi salah satu variabel yang penting bagi perekonomian Indonesia.

Selain itu, faktor ketiga yang harus diwaspadai adalah ketersedian bahan makanan. Keempat adalah tahun politik, tahun ini Indonesia akan memasuki masa kampanye partai politik berkaitan pemilu legislatif dan pemilihan presiden. "Faktor risiko bahan makanan ini terkait inflasi, sedangkan tahun politik 2014 ini tentunya juga berpengaruh ke perekonomian kita," tuturnya.

Sebelumnya, pada penutupan perdagangan saham, IHSG berhasil ditutup menguat 61,19 poin atau 1,45% ke level 4.274. Meski ditutup menguat di zona hijau, penutupan IHSG pada 2013 masih lebih rendah 42 poin dibandingkan 2012 di level 4.316.

Terus Menguat

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad optimistis kondisi perekonomian baik domestik maupun global akan membaik di tahun ini. Karena itu, ia yakin tahun ini industri keuangan Indonesia seperti pasar modal, perbankan, maupun Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) akan bertumbuh lebih baik.

"OJK sejak 31 Desember sudah beralih fungsi untuk melaksanakan pengawasan di bidang industri perbankan, nonbank, dan pasar modal setelah melewati masa transisi selama 12 tahun. Saat ini, indiktor-indikator ekonomi global dan domestik akan mengalami perbaikan," kata Muliaman.

Sedangkan Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada memprediksi, laju bursa saham Asia masih melanjutkan tren positif, meskipun aktivitas transaksi mulai sedikit berkurang. Menurutnya, hal ini karena pelaku pasar masih menanggapi positif pelemahan nilai tukar yen seiring langkah pemerintahan Jepang yang akan mengatasi deflasi.

"Positifnya laju bursa saham Asia didukung optimisme pelaku pasar dalam melihat outlook 2014 yang diharapkan bisa lebih stabil, terutama China dengan berbagai kebijakan ekonominya yang pro pertumbuhan dan masih berlanjutnya stimulus ekonomi Jepang," tuturnya.

Dia mengatakan, pelaku pasar berharap positif pemulihan ekonomi zona Euro terus terjadi pada 2014. "Diharapkan tren penguatan masih akan berlanjut pada awal 2014, meskipun mungkin belum banyak aktivitas transaksi," katanya.

Menurut Reza, jika melihat sepanjang 2013, IHSG sempat merasakan gelombang yang cukup tinggi. IHSG sempat mencetak rekor tertinggi, tetapi juga terkoreksi cukup dalam. Rekor tertinggi IHSG tahun ini terjadi pada penutupan perdagangan 20 Mei 2013 di level 5.214,976 setelah naik 69,293 (1,35%).

Rekor intraday tertinggi IHSG dicapai pada pertengahan perdagangan 21 Mei 2013 di level 5.251,296 sebelum akhirnya ditutup terkoreksi. Jika dilihat dari posisi rekor tertinggi dan penutupan perdagangan tersebut, IHSG terkoreksi cukup dalam atau sekitar 940,799 poin dari rekor tertingginya.

Namun, Direktur Utama BEI Ito Warsito, menyatakan, indikator lainnya menunjukkan peningkatan. Kapitalisasi pasar atau market capitalization (market cap) di pasar modal Indonesia menembus Rp 4.163,08 triliun per 27 Desember 2013.

Pencapaian market cap ini naik dibandingkan periode yang sama tahun 2012, senilai Rp 4.126,99 triliun. Hingga akhir 2013, jumlah perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham di BEI sebanyak 31 perusahaan. Angka ini naik dibandingkan periode 2012 yang mencapai 30 emiten. "Tahun 2013 merupakan rekor untuk pencatatan emiten terbanyak dalam setahun selama kurun 15 tahun terakhir," ujarnya.

Peningkatan juga terjadi pada jumlah investor di pasar modal. Hingga 26 Desember 2913, jumlah investor telah mencapai 408.011 atau naik 13,54 persen dari tahun sebelumnya yang hanya 259.354 investor. Jumlah itu sudah termasuk investor di saham, reksa dana, dan obligasi.

 

BERITA TERKAIT

Di Tengah Ancaman Boikot, Danone Terus Disoal

Nama perusahaan multinasional asal Prancis, Danone terus bikin geger. Danone dan banyak perusahaan multinasional lainnya  dikecam di seluruh dunia karena aktif…

Khong Guan Luncurkan Biscuits House di KidZania

Memperkenalkan lebih dekat lagi biskuit Khong Guan kepada anak-anak sejak dini sebagai biscuit legendaris di Indonesia, Khong Guan Group Indonesia…

KUR, Energi Baru Bagi UKM di Sulsel

Semangat kewirausahaan tampaknya semakin membara di Sulawesi Selatan. Tengok saja, berdasarkan data yang dimiliki Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sulsel,…

BERITA LAINNYA DI Peluang Usaha

Di Tengah Ancaman Boikot, Danone Terus Disoal

Nama perusahaan multinasional asal Prancis, Danone terus bikin geger. Danone dan banyak perusahaan multinasional lainnya  dikecam di seluruh dunia karena aktif…

Khong Guan Luncurkan Biscuits House di KidZania

Memperkenalkan lebih dekat lagi biskuit Khong Guan kepada anak-anak sejak dini sebagai biscuit legendaris di Indonesia, Khong Guan Group Indonesia…

KUR, Energi Baru Bagi UKM di Sulsel

Semangat kewirausahaan tampaknya semakin membara di Sulawesi Selatan. Tengok saja, berdasarkan data yang dimiliki Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sulsel,…