Dewi Hughes : Jadi perempuan itu harus mau terus belajar

NERACA

Pendidikan milik semua lapisan masyarakat, tak ada pengecualian di sini. Seorang perempuan pun, yang memiliki keterbatasan-keterbatasan juga wajib untuk terus meningkatkan kualitas pengetahuannya.

Pasalnya, dalam kehidupan ini perempuan sebenarnya memegang peran yang cukup besar, yakni perempuan memiliki peran yang signifikan untuk mencetak generasi yang cerdas dan berakhlak.

Ya, kehidupan dalam keluarga merupakan titik awal untuk menuju kehidupan bernegara. Anak yang terlahir dalam keluarga yang terdidik tentu akan berbeda nilainya dibandingkan anak tanpa perhatian orangtuanya, khususnya ibu.

Duta Pendidikan Indonesia Dewi Hughes mengatakan, sebagai perempuan harus bisa mengenali diri sendiri, potensi apa yang yang dimiliki dan apa saja kekurangan yang ada. Dengan begitu, perempuan bisa memaksimalkan diri berkarya. Hal ini tidak hanya berlaku untuk para ibu bekerja atau wanita karier melainkan juga pada ibu rumah tangga karena muaranya kembali kepada keluarga.

"Jadi perempuan itu harus mau terus belajar, menambah wawasan, dan keterampilan. Jangan takut salah atau gagal, dan perlu terus mencoba hal-hal baru, ilmu baru, pengalaman baru, agar hidup kita lebih berwarna dan bermakna," katanya Selebritis bertubuh subur ini.

Perempuan yang menginspirasi dunia tak bisa dihitung jari. Hellen Keller misalnya, seorang perempuan penyandang cacat yang menjadi panutan bagi kaum tunanetra dan tunarungu dunia. Dalam keterbatasan yang dimiliki, Keller tak pernah patah arang mengejar impiannya menjadi seorang intelektual terkemuka di Amerika Serikat.

Sedangkan di Indonesia, perempuan yang patut menjadi panutan salah satunya adalah Raden Ajeng Kartini. Perempuan kelahiran Jepara 1879 ini tak lelah mengangkat citra perempuan untuk terus mendapatkan hak pendidikan. Semangat Kartini terus membara untuk membangun sekolah yang diperuntukan bagi kaum perempuan.

Tentunya, bukan hanya Hellen Keller dan Kartini saja yang menjadi sosok panutan perempuan Indonesia. Semangat ini juga diteruskan oleh Ibu Negara yang telah mencurahkan upaya untuk memajukan pendidikan bagi perempuan di Indonesia. Hughes menyontohkan program yang digagas Ibu Any Yudhoyono seperti Indonesia Pintar, Indonesia Sehat, Indonesia Hijau, Indonesia Kreatif, dan Indonesia Peduli. Inisiatif yang dipelopori Ibu Negara menjadi saksi kekuatan transformatif dari kemampuan membaca dan pendidikan. 

BERITA TERKAIT

Wisuda dan Dies Natalis ke 63, Rektor Moestopo : Terapkan Integritas, Profesionalisme dan Entrepreneurship Dalam Dunia Profesi

NERACA Jakarta – Universitas Moestopo Beragama menggelar wisuda dan Dies Natalis ke 63 di Jakarta Convention Centre (JCC) pada Selasa…

Mempersiapkan Perlengkapan Sebelum Masuk Sekolah

  Perlengkapan sekolah adalah hal yang sangat penting untuk disiapkan setelah libur panjang, salah satunya setelah libur Lebaran. Banyak persiapan yang perlu…

Blokir Game yang Memuat Unsur Kekerasan

  Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kembali mengungkapkan pandangannya terkait game-game yang sering dimainkan kalangan anak-anak. Menurut lembaga tersebut, sudah seharusnya…

BERITA LAINNYA DI

Wisuda dan Dies Natalis ke 63, Rektor Moestopo : Terapkan Integritas, Profesionalisme dan Entrepreneurship Dalam Dunia Profesi

NERACA Jakarta – Universitas Moestopo Beragama menggelar wisuda dan Dies Natalis ke 63 di Jakarta Convention Centre (JCC) pada Selasa…

Mempersiapkan Perlengkapan Sebelum Masuk Sekolah

  Perlengkapan sekolah adalah hal yang sangat penting untuk disiapkan setelah libur panjang, salah satunya setelah libur Lebaran. Banyak persiapan yang perlu…

Blokir Game yang Memuat Unsur Kekerasan

  Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kembali mengungkapkan pandangannya terkait game-game yang sering dimainkan kalangan anak-anak. Menurut lembaga tersebut, sudah seharusnya…