Tren Pergantian Tahun - Harga Kebutuhan Pokok Merangkak Naik

NERACA

 

Jakarta - Harga sejumlah bahan kebutuhan pokok menjelang tahun baru 2014 mengalami kenaikan. Meskipun tidak terlalu besar, namun kenaikan tersebut merupakan tren yang terjadi setiap jelang pergantian tahun dan diharapkan tidak menganggu penjualan para pedagang.

Seperti diungkapkan Rusman Mustakim (46) pedagang bahan kebutuhan pokok di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Beberapa kebutuhan pokok mengalami kenaikan sekitar Rp 1.000 hingga Rp 2.000 per kilogram (kg)."Ada yang naik, seperti tepung terigu, gula, minyak goreng, itu naik," ujar dia saat ditemui di Jakarta, Senin (30/12).

Rusman menjelaskan, sebenarnya tidak ada penyebab utama dari kenaikan ini. Hal tersebut merupakan tren gejolak menjelang akhir tahun saja. "Kalau mau akhir tahun memang apa-apa pada naik, apalagi sembako," lanjut dia.

Hal yang sama juga dikatakan Isna (36) pedagang bahan kebutuhan pokok di pasar yang sama. Dia memperkirakan harga-harga bahan pokok akan kembali normal usai tahun baru."Barang-barang pada naik, tapi mungkin habis tahun baru sudah kembali lagi harganya," jelas Isna.

Sementara itu, harga sejumlah barang kebutuhan pokok di Jakarta merangkak naik. Pantauan di beberapa pasar tradisional, selama pekan ini, kenaikan terjadi untuk komoditas yang tak tahan lama, seperti sayuran.

Di Kota Bogor, salah satu bahan pokok yang harganya melonjak cukup tinggi adalah cabai merah yang kini mencapai Rp 35 ribu per kilogram (kg). Di Pasar Anyar Kota Bogor, harga cabai mulai merangkak naik sejak sepekan yang lalu. Cabai merah keriting Rp 32 ribu per kg atau seperempat dijual Rp 8.000.Cabai keriting hijau dijual Rp 20 ribu, cabai rawit hijau Rp 12 ribu per kg, dan cabai rawit merah Rp 30 ribu per kg. ''Yang mahal sekarang cabai merah besar dan keriting, kalau cabai yang lain masih relatif murah,'' kata Ricki, pedagang cabai di Pasar Anyar.

Selain cabai, harga kentang juga mengalami kenaikan sekitar Rp 1.000, yakni dari Rp 8.000 menjadi Rp 9.000 per kg. Begitu juga dengan bawang merah, saat ini harganya mencapai Rp 24 ribu per kg. Sementara itu, untuk sejumlah kebutuhan pokok lainnya, seperti bawang putih masih normal, yakni Rp 12 ribu per kg. Untuk ayam potong, masih bertahan di harga Rp 28 ribu per kg, telur ayam boiler dijual Rp 17 ribu per kg.

Untuk beras, harganya bervariasi, salah satunya di Pasar Warung Jambu, Kota Bogor, harga beras paling murah dijual Rp 6.500, Rp 6.800, bahkan ada yang harga Rp 8.000 untu kualitas bagus. Kenaikan harga bahan pokok ini juga dirasakan langsung masyarakat yang biasa berbelanja di pasar tradisional. ''Harga relatif mahal menjelang tahun baru, apalagi harga cabai cukup tinggi. Tapi, masih tetap dibeli karena kita butuh. Semoga tidak naik terus yah,'' kata Wati (50), salah satu pembeli di Pasar Warung Jambu.

Di Pasar Tebet, Jakarta Selatan, kenaikan harga bahan pokok sudah terasa sejak awal Desember. Ical (22 tahun), pedagang sayur di Pasar Tebet, mengatakan, kenaikan hanya terjadi pada bahan pokok, seperti cabai, tomat, dan sayur-mayur. Sama seperti di Bogor, harga cabai di Tebet juga paling tinggi.

Untuk cabai rawit, harga naik dari Rp 28 ribu menjadi Rp 30 ribu per kg. Harga cabai keriting naik dari Rp 30 ribu menjadi Rp 35 ribu per kg. Demikian pula tomat, harga naik dari yang semula Rp 7.000 menjadi Rp 10 ribu per kg. Sawi juga naik dari Rp 7.000 menjadi dan Rp 8.000. ''Namun, untuk bawang harga masih stabil, yakni 30 ribu per kilo,'' papar Ical.

Berpindah ke tukang cabai lainnya, ternyata Kosminah (52) menaruh harga Rp 40 ribu untuk harga cabai merah besar per kilonya. Menurutnya, harga melonjak naik sejak pekan lalu. ''Harga cabai merah besar naik dari harga 30 ribu menjadi 40 ribu. Harganya naik sejak tiga hari yang lalu,'' ungkap Kosminah.

Untuk daging ayam dan daging sapi, pedagang mengatakan, harga masih stabil, belum ada pelonjakan. ''Sekarang, harga daging masih stabil, yakni Rp 100 ribu per kilo. Untuk harga ayam, per ekornya masih dijual seharga Rp 35 ribu per ekor. Nanti mungkin H-3 Natal harga akan melonjak,'' ungkap Fauzan (30), pedagang daging sapi dan ayam di Pasar Tebet.

Diakunya, sepekan sebelum Natal, harga akan mulai naik sedikit demi sedikit setiap harinya. Tapi, kenaikan itu tidak terlalu besar. ''Setiap hari harga naik Rp 1.000. Jadi, saat hari-H, harga sudah terpatok naik Rp 5.000,'' ungkap Fauzan.

BERITA TERKAIT

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…