2014, Target Produksi Udang 699 Ribu Ton

NERACA

 

Makasar - Tahun 2013 merupakan tahun emas buat perikanan nasional khususnya komoditas udang. Pasalnya pada tahun ini, permintaan udang baik domestik maupun ekspor meningkat tajam, harganya pun meroket bisa mencapai dua kali lipat dari harga normal, yang biasanya hanya kisaran Rp 50 ribu per/kg, sekarang sudah tembus di atas Rp 100 ribu/kg. Maka dari itu, untuk tahun 2014 nanti Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tahun depan menargetkan produksi udang nasional bisa tembus 699 ribu ton.

“Permintaan kebutuhan ikan konsumsi terutama udang, baik nasional maupun ekspor tahun 2013 sangat luar biasa, maka dari itu untuk tahun depan kita tingkatkan lagi target produksi udang nasional menjadi 699 ribu ton, dari 608 ribu ton target tahun 2013 ini,” kata Slamet Soebjakto, Direktur Jenderal (Dirjen), DJPB Kementerian Kelautan dan Perikanan saat ditemui pada acara Penebaran Udang Vaname Di Kawasan Pengembangan Udang Takalar, Makasar, Sulawesi Selatan, Jumat (20/12).

Orientasi peningkatan produksi udang ini, tentu saja guna menggencot ekspor lebih besar lagi, mengingat pada tahun ini hanya mampu mengekspor 30% sampai dengan 40% dari total produksi. Harapannya untuk tahun depan ekspor untuk udang terutama udang Vaname bisa lebih ditingkatkan lagi menjadi 50% atau lebih dari produksi nasional. “Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, target tahun depan kita juga menginginkan adanya penambahan ekspor, sebagai wujud dari penambahan devisa negara,” imbuhnya.

Slamet memprediksi kuota itu pun dinilai masih kurang, mengingat tingginya permintaan udang dari luar, karena memang pada tahun ini dengan merebaknya penyakit Early Mortality Syndrome (EMS) menyebabkan beberapa negara penghasil udang seperti China, Vietnam, bahkan Malaysia sudah terjangkit penyakit EMS ini sehingga produksinya menurun drastis. Tentu saja ini merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk mengambil peluang pasar mereka. “Indonesia mendapatkan berkah yang luar biasa karena bisa terbebas dari penyakit EMS, dan ini merupakan kesempatan yang tidak bisa disia-siakan, untuk terus meningkatkan produksi udang nasional untuk bisa mengisi pasar International,” ujarnya.

Untuk merealisasikan itu semua tentu saja butuh suatu upaya dan kerja keras dari seluruh pemangku kepentingan perudangan nasional, mulai dari pemerintah, swasta, maupun masyarakat untuk dapat terus mendongkrak produktifitas udang nasional. “Butuh langkah strategis dan sinergi antar lembaga maupun swasta dalam rangka peningkatan produksi udang nasional,” tegasnya.

Kembalikan Kejayaan

Slamet mengatakan, bahwa komoditas udang pernah menjadi primadona produk perikanan nasional di tahun 1980 an, namun begitu kejayaan tersebut lumpuh karena munculnya masalah penyakit sehingga lebih dari 50% industri udang nasional bangkrut dan tidak beroperasi, produksinya pun menurun drastis. Dan dalam 3 tahun ini perudangan nasional mulai bangkit, produktifitasnya pun mulai meningkat. Maka dari itu pemerintah kini menjalankan program revitalisasi tambak untuk mendongkrak produksi udang nasional. “ Kita ingin membangkitkan seperti tahun 80, oleh karenanya kami merevitalisasi tambak-tambak idol untuk dapat di produktifkan lagi,” katanya.

Bahkan lanjut Dirjen, harusnya sekarang kita harus bisa lebih produktif dari tahun silam itu, mengingat pola budidaya sekarang lebih berkembang dengan pemanfaatan tekhnologi yang digunakan lebih modern. Karena memang jika menginginkan produksi yang lebih, maka para pembudidaya harus melek terhadap pengembangan tekhnologi. Oleh karenanya kami dari pemerintah akan terus mensosialisasikan kepada masayarakat agar bisa melakukan budidaya yang lebih modern.

“Kami menginginkan masyarakat bisa lebih berkembang dalam berbudidaya, maka dari itu salah satunyadengan membuat program demfarm (tambak percontohan) ini, sehingga masyarakat bisa meniru dan mencontoh sistem budidaya yang lebih modern. Sehingga tambak-tambak idol bisa digarap secara intensif, Seperti yang dilakukan di Kabupaten Takalar, Makasar ini” terangnya.

Untuk merangsang masyarakat lokal ini, maka pemerintah mengalokasikan dana Rp 150 juta per satu hektar, dan untuk yang di kabupaten Takalar ini ada sekitar 10 hektar jadi total bantuannya Rp 1,5 milliar di luar benih dan pakan. “Adanya tambak percontohan seperti ini kedepan harapannya ada countinuitas, dan perlahan masyarakat bisa mengembangkan dari budidaya tradisional menjadi lebih modern, sehingga tambak-tambak idol bisa dekelola secara insentif. Bukan hanya di Takalar saja. Tapi juga daerah-daerah lain” jelasnya.

Burhanuddin Baharuddin, Bupati Takalar mengatakan, untuk meningkatkan efektifitas dari pengelolaan tambak ini menurutnya bukan hanya Kementerian Kelautan saja yang andil disini, tapi Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Perdagangan ikut serta dalam pengelolaan hamparan ini, dengan pendekatan itu hasilnya akan lebih maksimal. Karena bukan hanya produksi untuk bahan bakunya saja, melainkan masuk dalam proses industrialisai serta pemasaran produknya. “Alangkah lebih baiknya jika Kementerian Industri dan Kementerian Perdagangan bisa ikut serta sehingga produk yang dihasilkan bisa bernilai tambah lebih. Dan mampu menjaring tenaga kerja dan mengurangi pengangguran lebih besar, ” tegasnya.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…