Dibayangi Tapering Off, Indeks BEI Terkoreksi

NERACA

Jakarta – Mengakhiri perdagangan Rabu sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup menguat 13,936 poin (0,33%) ke level 4.196,282. Sementara Indeks LQ45 ditutup menguat 3,363 poin (0,48%) ke level 697,015. Maraknya aksi beli sejak awal perdagangan menjadi pemicu menguatnya indeks BEI, meskipun masih ada aksi ambil untung dan sentimen negatif nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di posisi Rp 12.170 per dolar AS, dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 12.125 per dolar AS.

Kata analis Panin Sekuritas, Purwoko Sartono, penguatan indeks BEI berkat aksi beli investor terhadap saham-saham yang sudah terdiskon,”IHSG bergerak cukup 'volatile' (mudah berubah) namun akhirnya ditutup menguat. Pergerakan indeks BEI itu terjadi di tengah aksi 'wait and see' investor terhadap keputusan the Fed malam nanti,”ujarnya di Jakarta, Rabu (18/12).

Dia mengemukakan bahwa bursa saham dibayangi oleh "tapering off" yang kemungkinan mulai dilakukan bulan ini, hal itu dikarenakan data indikator ekonomi seperti penjualan ritel AS yang kuat, dan penjualan rumah yang tumbuh. Sedangkan faktor yang membuat "tapering off" tidak dilakukan bulan ini, lanjut Purwoko, yakni inflasi AS masih di bawah dan target pengangguran yang belum mencapai 6,5%.

Berikutnya indeks BEI Kamis diproyeksikan akan bergerak mixed dengan kisaran 4.150--4.225 poin dengan kencenderungan menguat. Beberapa saham yang kemarin dan diawal perdagangan sempat naik ada yang kena aksi ambil untung. Tiga sektor masih melemah, yaitu perdagangan, finansial, dan konstruksi.

Transaksi investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 287,96 miliar di seluruh pasar. Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 123.941 kali pada volume 6,971 miliar lembar saham senilai Rp 6,613 triliun. Sebanyak 114 saham naik, sisanya 116 saham turun, dan 115 saham stagnan.

Nilai perdagangan naik cukup tinggi oleh maraknya perdagangan saham di pasar negosiasi, seperti PT Sarana Menara (TOWR) dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) yang baru saja melangsungkan initial public offering (IPO). Bursa regional yang sempat kompak menguat diawal perdagangan, kini menutup perdagangan dengan mixed. Bursa saham Jepang memimpin penguatan dengan lonjakan lebih dari dua persen.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 1.200 ke Rp 29.100, Merck (MERK) naik Rp 1.000 ke Rp 180.000, Multi Prima (LPIN) naik Rp 550 ke Rp 4.950, dan Indocement (INTP) naik Rp 550 ke Rp 19.800. Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Inti Bangun (IBST) turun Rp 700 ke Rp 5.700, Surya Toto (TOTO) turun Rp 450 ke Rp 7.450, Unilever (UNVR) (UNVR) turun Rp 250 ke Rp 18.150, dan Matahari (LPPF) turun Rp 250 ke Rp 10.750.

Perdagangan sesi pertama, indeks BEI naik 11,253 poin (0,27%) ke level 4.193,599. Sementara Indeks LQ45 menguat 2,505 poin (0,36%) ke level 696,157. Aksi beli tak hanya didominasi investor lokal, pelaku pasar asing juga ikut berburu saham-saham murah. Transaksi investor asing hingga sesi pertama sudah melakukan beli bersih dengan nilai cukup besar.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 74.823 kali pada volume 4,61 miliar lembar saham senilai Rp 4,094 triliun. Sebanyak 114 saham naik, sisanya 90 saham turun, dan 105 saham stagnan. Bursa-bursa di Asia bergerak mixed hingga sesi pertama setelah diawal tadi kompak menguat. Bursa saham Singapura masih tertahan di teritori negatif.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Merck (MERK) naik Rp 1.000 ke Rp 180.000, Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 800 ke Rp 28.700, Multi Prima (LPIN) naik Rp 750 ke Rp 5.150, dan Astra Agro (AALI) naik Rp 300 ke Rp 22.950. Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Inti Bangun (IBST) turun Rp 700 ke Rp 5.700, Unilever (UNVR) turun Rp 350 ke Rp 25.650, Surya Toto (TOTO) turun Rp 300 ke Rp 7.600, dan Mandom (TCID) turun Rp 250 ke Rp 11.050.

Diawal perdagangan, indeks BEI dibuka menguat 8,96 poin atau 0,21% menjadi 4.191,31, sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 2,31 poin (0,33%) ke level 695,96 menyusul pelaku pasar yang kembali mengambil posisi beli. Tim Analis Teknikal Mandiri Sekuritas dalam kajiannya menambahkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang melanjutkan program pemudahan pembelian kembali saham (buy back) bagi emiten yang nilai sahamnya turun drastis berimbas pada pergerakan IHSG.

Melihat kondisi itu, diperkirakan IHSG bergerak berfluktuasi Rabu sebelum melanjutkan penguatan dan akan bergerak di kisaran 4.155-4.200. Tercatat bursa regional, diantaranya indeks Hang Seng dibuka melemah 93,88 poin (0,41%) ke level 23.163,11, indeks Nikkei-225 naik 235,96 poin (1,54%) ke level 15.514,59 dan Straits Times melemah 3,22 poin (0,11%) ke posisi 3.064,18. (bani)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…