Saham Sido Muncul Tepat Untuk Jangka Panjang

NERACA

Jakarta – Saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul yang listing perdana di pasar modal Rabu (18/12) bakal menjadi incaran investor karena dinilai tepat untuk dikoleksi investasi jangka panjang. Alasannya, saham Sido Muncul diprediksi sahamnya bakal defensif. Selain itu, untuk jangka pendek, sahamnya dinilai rawan koreksi.

Analis PT Dana Reksa Sekuritas Lucky Bayu Purnomo mengatakan, untuk jangka panjang saham Sido Muncul akan defensif atau bergerak dengan pola terbatas. Hal ini disebabkan banyak masyarakat mengetahui produk Sido Muncul mayoritas adalah pelengkap saja, “Produk Sido Muncul berbeda dengan produk Kimia Farma atau Kalbe Farma yang biasanya merupakan obat-obatan utama”, katanya kepada Neraca di Jakarta, Selasa (17/12).

Dia menambahkan, untuk jangka panjang sahamnya akan menguat namun cederung lambat pergerakannya. Selain itu, dia memprediksi pada pencatatan saham perdananya, saham Sido Muncul akan terkoreksi karena listing tersebut berbenturan dengan beberapa momentum.“Ada momentum akhir tahun dan koreksi IHSG yang masih terjadi padahal jelang akhir tahun. IHSG mayoritas tertekan meskipun terkadang mengalami kenaikan. Kondisi IHSG ini, masih menghantui pasar”, ungkapnya.

Sehingga dia menyimpulkan, saham Sido Muncul untuk dikoleksi jangka panjang, karena jika hanya untuk jangka pendek sahamnya justru rawan terkoreksi. Sementara itu, terkait kinerja keuangan Sido Muncul ke depan, dia menilai perusahaan farmasi dan jamu ini tidak akan terlalu terbebani oleh fluktuasi rupiah dan pelemahannya. Pasalnya, Sido Muncul mayoritas menggunakan bahan baku dari negara sendiri.“Sido Muncul lebih banyak menggunakan bahan baku lokal, tidak seperti perusahaan obat lainnya yang memang banyak menggunaklkan bahan baku impor”, ujarnya.

Sementara, Sido Muncul sendiri mengklaim melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (initial public offering/IPO) bukan untuk mencari dana, melainkan untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap produk-produk Sido Muncul.“Sido Muncul tidak butuh uang, karena keuangannya sudah bagus. Makanya hanya melepas 10% saham ke publik. Dengan IPO ini Sido Muncul yang notabenenya perusahaan keluarga diharapkan dapat lebih transparan dalam pengelolaan keuangan”, ungkap Direktur Utama PT Kresna Graha Sekurindo Michael Steven.

Perseroan menargetkan dana hasil IPO sebesar Rp1 triliun sampai Rp1,5 triliun. Akan tetapi, saat ini perseroan berharap memperoleh dana segar dari pasar modal sekitar Rp810 miliar hingga Rp990 miliar. Sido Muncul adalah perusahaan keluarga yang bergerak dalam industri jamu dan farmasi, ini akan melepas saham ke publik sebanyak-banyak 1,5 miliar atau 10 persen dari modal di tempatkan dan disetor. Harga perdana saham Sido Muncul di kisaran Rp540 sampai Rp660 per saham, dengan mencerminkan price earning ratio (PER) sekitar 18 kali hingga 22 kali. (nurul)

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…