Indeks BEI Awal Pekan Rawan Terkoreksi

NERACA

Jakarta – Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang akhir pekan kemarin terus berada di zona merah. Mengakhiri perdagangan saham, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah 37,388 poin (0,89%) ke level 4.174,830. Sementara Indeks LQ45 ditutup terpangkas 8,728 poin (1,25%) ke level 691,513. Maraknya aksi jual ditambah kembali melemahnya nilai tukar rupiah menjadi pemicu terkoreksinya indeks BEI.

Kata analis Trus Securities, Yusuf Nugraha, pelemahan indeks BEI dipengaruhi sentimen negatif dari dalam negeri karena pelemahan nilai tukar rupiah, “Indeks BEI masih dalam area negatif dan selain itu, pelaku pasar sedang mengantisipasi kebijakan pemerintah Indonesia dalam menahan sentimen eksternal jika pengurangan stimulus keuangan the Fed efektif dilaksanakan," ujarnya di Jakarta akhir pekan kemarin.

Menurut dia, dalam kondisi itu pelaku pasar saham cenderung mengambil langkah keluar dari pasar untuk mengantisipasi dampak negatifnya. Berikutnya, indeks BEI Senin awal pekan, diproyeksikan akan bergerak di kisaran 4.100-4.300 poin dengan tren kecenderungan menguat.

Sementara itu, analis Sinarmas Sekuritas, Christandi Rheza Mihardja mengatakan indeks BEI diperkirakan bergerak melemah di level 4.150-4.204 pada Senin awal pekan, “Perdagangan pada hari Senin akan dipengaruhi oleh data indeks harga produsen AS yang diperkirakan akan naik sebesar 0,8% dari tahun sebelumnya. Selain itu, juga akan dirilis data indeks manufaktur Jepang," kata dia.

Dia menambahkan, pada perdagangan saham pekan depan juga akan dipengaruhi oleh kemungkinan dilakukannya "tapering off" oleh The Fed. Lanjutnya, beberapa saham yang layak dikoleksi pada Senin awal pekan, diantaranya Tiga Pilar Sejahtera (AISA), Tower Bersama Infrastructure (TBIG), Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP).

Pada perdagangan akhir pekan kemarin, aksi jual ini dilakukan oleh seluruh investor, baik itu lokal maupun asing. Saham-saham lapis dua yang jadi sasaran aksi jual. Perdagangan berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 110.221 kali pada volume 4,108 miliar lembar saham senilai Rp 4,308 triliun. Sebanyak 71 saham naik, sisanya 148 saham turun, dan 123 saham stagnan.

Bursa-bursa di Asia menutup perdagangan akhir pekan dengan mixed. Rata-rata berhasil menguat di zona hijau, kecuali Bursa Efek Indonesia (BEI) dan bursa China. Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Matahari (LPPF) naik Rp 500 ke Rp 10.900, HM Sampoerna (HMSP) naik Rp 400 ke Rp 61.900, Ultrajaya (ULTJ) naik Rp 275 ke Rp 4.175, dan Astra Agro (AALI) naik Rp 200 ke Rp 23.800.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Lionmesh (LMSH) turun Rp 2.000 ke Rp 8.000, Gowa Makassar (GMTD) turun Rp 1.200 ke Rp 5.000, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 600 ke Rp 39.400, dan Unilever (UNVR) turun Rp 550 ke Rp 25.950.

Perdagangan sesi pertama, indeks BEI ditutup melemah 10,159 poin (0,24%) ke level 4.202,059. Sementara Indeks LQ45 turun 2,208 poin (0,32%) ke level 698,033. Indeks sempat jatuh ke posisi terendahnya di 4.188,160. Sembilan sektor melemah, hanya sektor infrastruktur masih bisa positif.

Perdagangan berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 58.340 kali pada volume 1,850 miliar lembar saham senilai Rp 1,66 triliun. Sebanyak 73 saham naik, sisanya 120 saham turun, dan 95 saham stagnan. Bursa-bursa di Asia sudah balik arah ke zona hijau dan kompak menguat. Bursa Indonesia jadi satu-satunya yang melemah.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Matahari (LPPF) naik Rp 300 ke Rp 10.700, Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 250 ke Rp 28.050, Ultrajaya (ULTJ) naik Rp 225 ke Rp 4.125, (AIMS) naik Rp 200 ke Rp 1.010. Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 1.500 ke RP 60.000, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 550 ke Rp 39.450, United Tractor (UNTR) turun Rp 400 ke Rp 18.450, dan Unilever (UNVR) turun Rp 350 ke Rp 26.150.

Diawal perdagangan, indeks BEI langsung dibuka melemah 5,42 poin atau 0,13% menjai 4.206,80, sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 1,77 poin (0,25%) ke level 698,47 seiring dengan pelemahan mayoritas bursa saham di kawasan Asia, “Laju mayoritas bursa saham Asia, termasuk IHSG BEI kembali mengalami pelemahan seiring imbas sentimen pembahasan anggaran AS dan 'tapering off' stimulus The Fed," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada.

Dia mengatakan bahwa berkurangnya ketidakpastian fiskal di AS bisa mendorong permintaan konsumen maupun bisnis tahun depan sehingga pertumbuhan ekonomi AS menjadi lebih baik."Kondisi itu, memberikan ruang the Fed untuk melakukan pengurangan stimulus keuangannya semakin terbuka, dan imbasnya dana investasi di 'emerging market' seperti Indonesia akan berkurang,”ujarnya.

Tercatat bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng dibuka melemah 24,45 poin (0,11%) ke level 23.193,67, indeks Nikkei-225 naik 59,70 poin (0,39%) ke level 15.401,52 dan Straits Times melemah 17,46 poin (0,57%) ke posisi 3.041,58. (bani)

BERITA TERKAIT

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…