Sentimen BI Rate, IHSG Berpotensi Melemah

NERACA

Jakarta – Seharian pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) terkoreksi yang dipicu aksi ambil untung pelaku pasar dan masih melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di posisi Rp 12.000. Namun menutup perdagangan, koreksi indeks BEI bisa sedikit berkurang berkat aksi beli menjelang penutupan pasar. Kendatipun demikian, kondisi tersebut tidak mampu memulihkan indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali di zona hijau.

Menurut analis Panin Sekuritas Purwoko Sartono, melemahnya indeks BEI dipingaruhi sentimen global dari Wall Street yang juga terkoreksi, “IHSG bergerak melemah setelah dua hari menguat. Kami melihat melemahnya indeks mengikuti penurunan yang terjadi di Wall Street kemarin dan bursa Asia," katanya di Jakarta, Rabu (11/12).

Dia mengatakan bahwa data pembukaan lowongan kerja (job openings) AS periode Oktober yang bagus membuat kemungkinan "tapering" akan dilakukan lebih cepat dari ekspektasi. Maka data itu memberikan sinyal bahwa perusahaan-perusahaan AS optimis terhadap bisnisnya walaupun sempat terjadi 'shutdown'.

Melihat kondisi itu, dirinya memproyeksikan IHSG akan bergerak mudah berubah (volatile) dengan kecenderungan melemah terbatas di kisaran 4.240-4.290 poin pada perdagangan Kamis. Sebagai informasi, mengakhiri perdagangan saham di bursa Rabu kemarin, IHSG ditutup melemah 3,935 poin (0,09%) ke level 4.271,743. Sementara Indeks LQ45 naik tipis 0,254 poin (0,04%) ke level 714,026. Pada perdagangan kemarin, saham-saham bank jadi sasaran aksi beli jelang penutupan. Namun sayang aksi beli ini gagal membawa indeks balik arah ke zona hijau.

Perdagangan berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 113.693 kali pada volume 4,603 miliar lembar saham senilai Rp 4,33 triliun. Sebanyak 94 saham naik, sisanya 156 saham turun, dan 94 saham stagnan. Bursa-bursa di Asia menghabiskan perdagangan di zona merah sejak pembukaan diawal sampai penutupan perdagangan. Koreksi yang terjadi di Wall Street jadi sentimen negatif.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Gudang Garam (GGRM) naik Rp 1.250 ke Rp 41.400, HM Sampoerna (HMSP) naik Rp 550 ke Rp 61.750, Bank Mayapada (MAYA) naik Rp 250 ke Rp 1.700, dan United Tractor (UNTR) naik Rp 200 ke Rp 19.400. Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Lion Metal (LION) turun Rp 600 ke Rp 12.400, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 350 ke Rp 28.600, Mayora (MYOR) turun Rp 300 ke Rp 26.800, dan Indocement (INTP) turun Rp 250 ke Rp 19.400.

Pada perdagangan sesi I, indeks BEI ditutup melemah juga sebesar 19,574 poin (0,46%) ke level 4.256,104. Sementara Indeks LQ45 terkoreksi 3,622 poin (0,51%) ke level 710,150. Sembilan indeks sektoral pun terkena koreksi, dipimpin oleh sektor aneka industri. Aksi jual ini dilakukan oleh seluruh lapisan saham.

Perdagangan berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 67.643 kali pada volume 2,212 miliar lembar saham senilai Rp 2,269 triliun. Sebanyak 81 saham naik, sisanya 122 saham turun, dan 106 saham stagnan.

Bursa-bursa di Asia masih tertekan aksi jual sehingga kompak melemah di zona merah. Koreksinya makin dalam, rata-rata lebih dari satu persen. Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Gudang Garam (GGRM) naik Rp 1.250 ke Rp 41.400, United Tractor (UNTR) naik Rp 300 ke Rp 19.500, Multi Prima (LPIN) naik Rp 200 ke Rp 5.300, dan (SMSM) naik Rp 125 ke Rp 3.225.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 450 ke Rp 28.500, Indocement (INTP) turun Rp 350 ke Rp 19.300, Indofood CBP (ICBP) turun Rp 250 ke Rp 9.950, dan Unilever (UNVR) turun Rp 200 ke Rp 26.600.

Diawal  perdagangan, indeks BEI dibuka melemah 1,74 poin atau 0,04% ke posisi 4.273,94, sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 0,45 poin (0,06%) ke level 713,33 mengikuti bursa saham Asia,”Bursa saham Asia yang berada di area negatif menjadi salah satu sentimen negatif indeks BEI sehingga ikut melemah," kata Analis Trust Securities, Yusuf Nugraha.

Kendati demikian, lanjut dia, tekanan indeks BEI tidak terlalu dalam menyusul saham-saham domestik berkapitalisasi besar masih memiliki potensi untuk menguat. Menurutnya, potensi menguat masih ada namun cenderung terbatas, karena pelaku pasar juga masih "wait and see" menanti hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia.

Karena itu, dirinya memproyeksikan, indeks BEI Rabu bergerak di kisaran 4.200--4.300 poin pada Rabu (11/12).

Sementara Head of Research Valbury Asia Securities, Alfiansyah menambahkan, IHSG terbuka untuk melanjutkan penguatan memanfaatkan momentum kebijakan ekonomi kedua yang merupakan lanjutan kebijakan ekonomi sebelumnya,”Investor menilai langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menangani permasalahan dalam negeri,”tandasnya.

Bursa regional, diantaranya indeks Hang Seng dibuka melemah 165,41 poin (0,70%) ke level 23.578,78, indeks Nikkei-225 turun 85,74 poin (0,55%) ke level 15.527,82 dan Straits Times melemah 6,50 poin (0,21%) ke posisi 3.075,66. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…