Kabupaten Bojonegoro, Jatim - FGD Migas Lahirkan Deklarasi Bojonegoro

Bojonegoro - Pemilu dan pilpres akan berlangsung, penguasa boleh berganti. Namun energi dan pangan harus selalu ada. Komsumsi BBM nasional akan terus tumbuh, kini 1,2 juta barel perhari, tahun depan bisa lebih banyak.

Itu berarti impor bisa lebih dari 800 ribu barel perhari. Kecuali target produksi 1 juta barel perhari bisa dicapai akhir tahun 2014. Produksi nasional saat ini sekitar 840 ribu barel, namun tidak semua bisa diolah di dalam negeri, karenanya impor jumlahnya tinggi.

Bojonegoro, daerah yang diharapkan menyumbang 20 persen minyak Indonesia, kini ada 5 K3S dan memproduksi 63 ribu barel perhari. Diharapkan akhir tahun depan, tercapai 200 ribu barel perhari. Inilah kegiatan eksplorasi eksploitasi migas onshore terbesar di negeri. Masalah sosial, legal tata kelola, bisnis dan teknis ada didalamnya.

Menyambut intruksi presiden nomor 2 tahun 2012, tgl 11 Juni 2013, Pemkab Bojonegoro memprakarsai pertemuaan seluruh stake holder terkait. Hingga lahirlah deklarasi Bojonegoro, semua skenario solusinya.

Bupati Bojonegoro Suyoto mengatakan bahwa pihaknya telah duduk bersama tujuh kementrian, SKK migas, pemprov, pemkab, JOB Pertamina Petrochina, Pertamina EP, Pertamina EP Cepu, TNI, Polri, Kejaksaan, BPN dan tiga perguruan tinggi.

Pihaknya percaya dengan kekuatan niat baik, kekuatan kehadiran dan ketersambungan, dan kekuatan untuk saling mendengar, akan mengalahkan prasangka terkait pengelolaan migas.

"Prasangka pusat, daerah dan sektoral atau profesi yang membuat kita tidak jernih melihat masalah dan solusinya. Untuk inilah sekarang kita ada di sini" ungkap Suyoto, dalam acara Forum Group Discussion, percepatan produksi migas nasional di Hotel Shangrila, Surabaya, Selasa (3/12).

Berbagai rumusan rekomendasi dan rencana aksi diharapkan lahir dari forum ini. Politik boleh terus berlangsung, dan produksi migas harus tetap jalan.

Sementara itu, Kasubdit pengendalian lahan direktorat pengelolaan lahan pertanian, Gloria, mengatakan dari 310 Kabupaten, baru 107 kabupaten Kota yang telah menetapkan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B), Bojonegoro termasuk yang paling detil dokumennya dalam mengatur lahan untuk produksi pangan.

"Lahan sawah Bojonegoro nomor enam secara nasional, dan produksi berasnya setara dengan impor nasional. Beruntunglah Bojonegoro yang memiliki potensi migas dan pangan" tuturnya

BERITA TERKAIT

Riset Tetra Pak: Perusahaan Makanan dan Minuman Berkomitmen Meminimalkan Penggunaan Plastik

NERACA Jakarta - Tetra Pak belum lama ini melakukan survei kepada perusahaan makanan dan minuman atas komitmen keberlanjutan yang dilakukan…

Pemkot Bogor Fokus Tangani Sampah dari Sumbernya

NERACA Kota Bogor - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, melalui Satgas Naturalisasi Ciliwung mendampingi warga di wilayahnya fokus menangani…

Beras Medium di Kota Sukabumi Alami Penurunan Harga

NERACA Sukabumi - Harga beras medium di sejumlah kios di Pasar Pelita dan Tipar Gede Kota Sukabumi alami penurunan harga…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Riset Tetra Pak: Perusahaan Makanan dan Minuman Berkomitmen Meminimalkan Penggunaan Plastik

NERACA Jakarta - Tetra Pak belum lama ini melakukan survei kepada perusahaan makanan dan minuman atas komitmen keberlanjutan yang dilakukan…

Pemkot Bogor Fokus Tangani Sampah dari Sumbernya

NERACA Kota Bogor - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, melalui Satgas Naturalisasi Ciliwung mendampingi warga di wilayahnya fokus menangani…

Beras Medium di Kota Sukabumi Alami Penurunan Harga

NERACA Sukabumi - Harga beras medium di sejumlah kios di Pasar Pelita dan Tipar Gede Kota Sukabumi alami penurunan harga…