Bappenas Temukan Masalah - Alih Fungsi Hutan Hambat Rencana Tata Ruang

Bappenas Temukan Masalah

 

Alih Fungsi Hutan Hambat Rencana Tata Ruang

 

Jakarta---- Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) menegaskan masalah alih fungsi lahan menjadi permasalahan dalam rencana tata ruang di seluruh provinsi. Padahal tata ruang menjadi prioritas tertinggi pembangunan nasional. Hal ini disebabkan belum sinergisnya peraturan pada otonomi daerah. “Permasalahannya ada di lapangan, dari aturan desentralisasi otonomi daerah,” kata Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana usai Rapat Kerja Komisi XI DPR, Senin (18/7).

 

Dari konsep tata ruang seluruh propinsi, menurut Armida, baru sembilan propinsi yang selesai konsep tata ruangnya. Karena itu Bappenas tetap mengerjakan masalah tersebut dengan berkoordinasi masing-masing pemda. “Rencana tata ruang wilayah propinsi sedang kita kejar penyelesaiannya. Yang sudah ada sembilan,” tambahnya.

 

Diakui Guru Besar FE Unpad ini, selain masalah alih fungsi hutan, ditemui juga masalah alih fungsi lahan. “Memang masalahnya tidak sederhana, karena banyak terjadi alih fungsi lahan. Padahal secara ketentuan UU, itu adalah daerah hutan,” terang Menteri.

 

Armida menegaskan, kelambanan eksekusi rencana tata ruang lebih disebabkan karena ketidakjelasan daerah dalam menerapkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, khususnya mengenai hutan dan alih fungsi lahan. “Hal itulah yang harus diluruskan lagi, dibenahi lagi. Makanya agak lama,” imbuhnya.

 

Menurut Armida, rencana tata ruang wilayah bukannya tidak ada, tapi di daerah yang belum jelas dan masih bermasalah dengan alih fungsi lahan, pelaksanaannya masih terkendala. “Prinsipnya pembangunan tetap jalan. Di daerah yang belum clear rencana tata ruang, jangan dibangun dulu,” ungkapnya.

 

Dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR tersebut, Menteri PPN menyampaikan laporan keuangan negara kementerian PPN/Bappenas tahun 2010.  Terkait dengan dengan upaya efisiensi anggaran yang banyak dipertanyakan anggota dewan, Armida menjelaskan bahwa di internal PPN/Bappenas kini sedang mereview dan juga mengkaji ulang anggaran pembangunan. “Internal kami sedang mengkaji ulang, pasti ada pos yang dikurangi atau ditambahi,” jelasnya.

 

Disinggung tentang problem kemacetan, Menteri Armida mengungkapkan jajarannya telah membuat perencanaan jangka panjang. Yang paling penting adalah keterhubungan infrastruktur kota besar. “Sudah ada korektivitas infrastruktur untuk kota-kota besar. Contoh untuk Jabodetabek sudah ada.

 

Namun sekarang ini, kata Armida lagi, menunggu realiasasi di lapangan untuk ke depan. “Tinggal implementasinya masa depan,” pungkasnya.  **munib

BERITA TERKAIT

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival NERACA Jakarta - Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), setiap tahun ada 23-48…

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival NERACA Jakarta - Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), setiap tahun ada 23-48…

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…