IHSG Akhir Pekan Berpeluang Menguat

NERACA

Jakarta – Kembali anjloknya nilai tukar rupiah memberikan dampak berarti terhadap pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pasalnya, mengakhiri perdagangan Kamis kemarin, indeks BEI ditutup melemah 17,564 poin (0,41%) ke level 4.233,925. Sementara Indeks LQ45 ditutup turun 2,118 poin (0,30%) ke level 70,379. Aksi lepas saham yang dilakukan investor menjadi gambaran, bila nilai tukar dolar AS yang semakin tinggi memunculkan kekhawatiran akan naiknya utang dan biaya operasi emiten.

Analis HD Capital Yuganur Wijanarko mengatakan, nilai tukar rupiah yang tertekan hingga menembus level Rp12.000 per dolar AS kembali menjadi sentimen negatif pada pasar modal Indonesia, “Pelemahan rupiah diatas level Rp12.000 per dolar AS dapat berakibat munculnya kembali aksi jual pelalu pasar," kata dia di Jakarta, Kamis (28/11).

Meski demikian, lanjut dia, kondisi itu dapat membuka peluang bagi pelaku pasar untuk akumulasi beberapa saham berkapitalisasi besar yang telah masuk dalam area jenuh jual (oversold).

Sementara kepala analis KDB Daewoo Securities Betrand Raynaldi menambahkan, secara teknikal penurunan IHSG BEI Kamis kemari memperjelas arah pergerakan menuju 4.191 poin, “Meski demikian peluang kenaikan dapat terjadi. Pelaku pasar asing tercatat melakukan beli bersih (net buy) di pasar reguler sebesar Rp131 miliar pada perdagangan kemarin,”tuturnya.

Pada perdagangan Jum’at akhir pekan, dirinya memprediksikan ada peluang indeks BEI menguat. Dia merekomendasikan beberapa saham yang dapat diperhatikan untuk perdagangan akhir pekan diantaranya AKR Corporindo (AKRA), Summarecon Agung (SMRA), PT Timah Tbk (TINS).

Pada perdagangan kemarin, aksi jual banyak dilakukan investor lokal demi mengamankan portofolio investasinya. Perdagangan berjalan sepi dengan frekuensi transaksi hanya sebanyak 94.430 kali pada volume 3,629 miliar lembar saham senilai Rp 3,526 triliun. Sebanyak 62 saham naik, sisanya 178 saham turun, dan 86 saham stagnan.

Rata-rata bursa di Asia menutup perdagangan Kamis dengan positif. Hanya bursa saham Hong Kong yang melemah tipis. Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Matahari (LPPF) naik Rp 300 ke Rp 11.650, Astra Agro (AALI) naik Rp 250 ke Rp 22.150, XL Axiata (EXCL) naik Rp 150 ke Rp 4.975, dan Tempo Scan (TSPC) naik Rp 100 ke Rp 3.300.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain United Tractor (UNTR) turun Rp 1.050 ke Rp 18.350, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 850 ke Rp 28.150, Ultra Jaya (ULTJ) turun Rp 225 ke Rp 4.325, dan Bank Mega (MEGA) turun Rp 210 ke Rp 1.890.

Perdagangan sesi I, indeks BEI ditutup melemah tipis 0,762 poin (0,02%) ke level 4.250,727. Sementara Indeks LQ45 naik tipis 0,829 poin (0,12%) ke level 705,326. Saham-saham agrikultur, tambang, dan infrastruktur sempat jadi incaran investor pagi tadi. Ketiga sektor itu masih bertahan di zona hijau.

Perdagangan berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi hanya sebanyak 52.426 kali pada volume 1,932 miliar lembar saham senilai Rp 1,971 triliun. Sebanyak 71 saham naik, sisanya 111 saham turun, dan 108 saham stagnan. Bursa-bursa di Asia masih kompak menguat hingga sesi pertama. Pelaku pasar regional berani berburu saham didorong sentimen positif dari Wall Street.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Semen Indonesia (SMGR) naik Rp 150 ke Rp 13.050, Perusahaan Gas Negara (PGAS) naik Rp 100 ke Rp 4.825, Indocement (INTP) naik Rp 100 ke Rp 19.000, XL Axiata (EXCL) naik Rp 100 ke Rp 4.925. Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain United Tractor (UNTR) turun Rp 800 ke Rp 18.600, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 250 ke Rp 36.150, Asahimas (AMFG) turun Rp 250 ke Rp 6.600, dan Minna Padi (PADI) turun Rp 125 ke Rp 1.900.

Sebaliknya, diawal perdagangan indeks BEI malah dibuka menguat 19,31 poin atau 0,45% menjadi 4.270,80. Sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 4,28 poin (0,61%) ke level 708,78. Analis Samuel Sekuritas, Benedictus Agung mengatakan, indeks BEI melanjutkan penguatan seiring dengan mayoritas bursa Asia menyusul adanya optimisme terhadap perekonomian AS yang mulai membaik, “Data klaim pengangguran AS menurun dan data kepercayaan konsumer AS diluar dugaan juga positif," kata dia.

Kendati sentimen dari bursa global relatif positif, lanjut dia, pergerakan IHSG BEI masih dibayangi oleh depresiasi nilai tukar rupiah yang masih belum mereda. Sementara itu, Analis HD Capital, Yuganur Wijanarko menambahkan, penguatan indeks BEI diperkirakan masih terbatas menyusul pelaku pasar yang masih khawatir terhadap kondisi ekonomi Indonesia."Beberapa investor masih khawatir untuk masuk pasar karena masih khawatir terhadap perkembangan makro ekonomi Indonesia untuk akhir tahun maupun pada 2014 mendatang dan kinerja neraca transaksi berjalan," kata dia.

Tercatat bursa regional, diantaranya indeks Hang Seng dibuka menguat 174,88 poin (0,73%) ke level 23.981,23, indeks Nikkei-225 naik 195,08 poin (1,26%) ke level 15.643,71, dan Straits Times menguat 24,56 poin (0,77%) ke posisi 3.196,76. (bani)

 

 

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…