Minim Sentimen, Penguatan IHSG Masih Bertahan

NERACA

Jakarta – Mengakhiri perdagangan Rabu kemarin, indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup menguat 16,228 poin (0,38%) ke level 4.251,489. Sementara Indeks LQ45 menguat 4,284 poin (0,61%) ke level 704,497. Penguatan indeks BEI dipicu sentimen positif indeks Asia, meski banyak aksi jual di saham-saham unggulan. Sayangnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tidak bernasib sama.

Analis HD Capital, Yuganur Wijanarko mengatakan, indeks BEI mengalami penguatan namun masih terbatas menyusul pelaku pasar yang masih khawatir terhadap kondisi ekonomi Indonesia,”Investor masih takut untuk masuk pasar karena masih khawatir terhadap perkembangan makro ekonomi Indonesia untuk akhir tahun maupun pada 2014 mendatang dan kinerja neraca transaksi berjalan," kata dia di Jakarta, Rabu (27/11).

Sementara analis Sinarmas Sekuritas, Tessa Mulia memprediksikan, indeks BEI pada perdagangan Kamis secara teknikal dapat kembali bergerak menguat di kisaran 4.222--4.275 poin. Namun, lanjut dia, pelaku pasar juga masih mencermati data klaim pengangguran AS, hasil data AS itu akan memberikan sentimen terhadap pergerakan indeks BEI.

Untuk saham yang layak di koleksi pada perdagangan Kamis antara lain, Elnusa (ELSA), Malindo Feedmill (MAIN), Surya Citra Media (SCMA), Media Nusantara Citra (MNCN). Sebagai informasi, investor asing yang sejak awal pekan melepas saham, diakhir perdagangan mulai beli selektif. Transaksi asing tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 169,43 miliar di seluruh pasar. Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 124.921 kali pada volume 5,071 miliar lembar saham senilai Rp 4,769 triliun. Sebanyak 117 saham naik, sisanya 115 saham turun, dan 106 saham stagnan.

Pergerakan bursa-bursa di Asia tak banyak berubah sejak diawal perdagangan, masih variatif sampai penutupan perdagangan. Sentimen positif penguatan Wall Street belum mampu meyakinkan investor di Asia untuk berburu saham.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Merck (MERK) naik Rp 8.000 ke Rp 178.000, Unilever (UNVR) naik Rp 700 ke Rp 26.700, Asahimas (AMFG) naik Rp 600 ke Rp 6.850, dan Gudang Garam (GGRM) naik Rp 400 ke Rp 36.400.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Mayora (MYOR) turun Rp 400 ke Rp 27.800, Multi Prima (LPIN) turun Rp 400 ke Rp 4.100, XL Axiata (EXCL) turun Rp 275 ke Rp 4.825, dan Bukit Asam (PTBA) turun Rp 250 ke Rp 11.900.

Perdagangan sesi I, indeks BEI ditutup menguat tipis 1,149 poin (0,03%) ke level 4.236,410. Sementara Indeks LQ45 menguat 1,599 poin (0,23%) ke level 701,812. Saham-saham unggulan yang diawal menguat langsung jadi sasaran aksi ambil untung, terutama di sektor agrikultur, tambang, dan finansial. Aksi jual ini rata-rata dilakukan investor asing.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 68.900 kali pada volume 3,173 miliar lembar saham senilai Rp 2,761 triliun. Sebanyak 98 saham naik, sisanya 112 saham turun, dan 91 saham stagnan. Bursa-bursa di Asia bergerak mixed pada perdagangan sesi pertama, hampir sama seperti diawal perdagangan. Pelaku pasar Asia masih menahan diri untuk berbelanja banyak saham

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Asahimas (AMFG) naik Rp 500 ke Rp 6.750, Gudang Garam (GGRM) naik Rp 400 ke Rp 36.400, Perusahaan Gas Negara (PGAS) naik Rp 225 ke Rp 4.675, dan Unilever (UNVR) naik Rp 200 ke Rp 26.200.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Matahari (LPPF) turun Rp 600 ke Rp 11.000, Bukit Asam (PTBA) turun Rp 400 ke Rp 11.750, Multi Prima (LPIN) turun Rp 400 ke Rp 4.100, dan Indocement (INTP) turun Rp 250 ke Rp 18.650.

Diawal perdagangan, indeks BEI dibuka menguat 24,06 poin atau 0,57% menjadi 4.259,33, Sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 6,15 poin (0,88%) ke level 706,36 didorong oleh faktor teknikal,”Faktor teknikal mendorong indeks BEI naik, beberapa sektor saham mulai kembali menguat setelah pada perdagangan kemarin terkoreksi cukup signifikan," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada.

Dia menambahkan, nilai tukar rupiah yang kembali pulih pada awal perdagangan meski belum signifikan juga cukup memberikan efek positif bagi indeks BEI. Meski demikian, IHSG pun berpeluang kembali melanjutkan pelemahannya menyusul kebijakan pengurangan stimulus The Fed belum pasti. Karena itu, Reza memproyeksikan pergerakan indeks BEI Rabu akan berada di kisaran 4.225-4.338 poin.

Sementara itu, Head of Research Valbury Asia Securities, Alfiansyah mengemukakan bahwa pengurangan stimulus keuangan the Fed diperkirakan dilakukan pada rentang waktu awal hingga pertengahan tahun 2014 mendatang.

Dia mengharapkan bahwa ditundanya kebijakan itu akan memberikan tambahan waktu bagi negara berkembang untuk memastikan kesiapannya dalam menghadapi volatilitas pasar. Bursa regional, diantaranya indeks Hang Seng dibuka menguat 9,94 poin (0,04%) ke level 23.691,22, indeks Nikkei-225 turun 15,11 poin (0,10%) ke level 15.499,68, dan Straits Times melemah 1,46 poin (0,22%) ke posisi 3.172,21. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…