Diburu Aksi Beli, Penguatan IHSG Belum Beranjak

NERACA

Jakarta – Perdagangan Senin awal pekan, indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup menguat 16,843 poin (0,39%) ke level 4.334,803. Sementara Indeks LQ45 naik 2,708 poin (0,38%) ke level 723,595. Maraknya aksi beli yang dilakukan investor domestik, memicu indeks BEI menguat. Meski perdagangan berjalan sepi, IHSG mampu positif di awal pekan.

Analis HD Capital, Yuganur Wijanarko mengatakan, secara teknikal penguatan IHSG BEI pada awal pekan mengindikasikan bahwa tren penurunan jangka pendek mulai berubah menjadi mendatar, “Aksi jual saham lebih lanjut cenderung berkurang, kondisi itu membuka kesempatan bagi pelaku pasar saham untuk memilih saham di lapis dua secara selektif," kata dia di Jakarta, Senin (25/11).

Berikutnya, indeks BEI Selasa diproyeksikan masih akan bergerak menguat karena aksi beli investor lokal belum beranjak. Karena itu, beberapa saham yang layak di koleksi pada perdagangan Selasa (26/11) yaitu, Tower Bersama Infrastructure (TBIG), Indosat (ISAT), Tiga Pilar Sejahtera Food (AISA), Ace Hardware (ACES). Pada perdagangan kemarin, investor lokal mendominasi aksi beli, tapi pelaku pasar asing juga tak mau ketinggalan. Transaksi investor asing hingga sore hari ini tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 45,8 miliar di seluruh pasar.

Perdagangan berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 95.179 kali pada volume 3,087 miliar lembar saham senilai Rp 3,521 triliun. Sebanyak 152 saham naik, sisanya 93 saham turun, dan 86 saham stagnan. Bursa-bursa regional berakhir mixed cenderung menguat menutup perdagangan awal pekan ini. Bursa saham China terpeleset ke zona merah jelang penutupan. Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 1.250 ke Rp 30.600, United Tractor (UNTR) naik Rp 650 ke Rp 20.900, Bukit Asam (PTBA) naik Rp 500 ke Rp 12.100, dan Unilever (UNVR) naik Rp 350 ke Rp 27.800.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Gudang Garam (GGRM) turun Rp 1.100 ke Rp 36.050, Astra Agro (AALI) turun Rp 950 ke Rp 22.000, Indocement (INTP) turun Rp 350 ke Rp 18.250, dan Danayasa Arthatama (SCBD) turun Rp 300 ke Rp 2.700.

Menutup perdagangan sesi pertama, indeks BEI ditutup menguat 4,592 poin (0,11%) ke level 4.322,552. Sementara Indeks LQ45 menguat 0,972 poin (0,13%) ke level 721,859. Saham-saham komoditas dan bank berkapitalisasi besar masih bisa menguat, menahan indeks di jalur positif. Aksi jual kini mulai muncul di saham-saham lapis dua. Perdagangan berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 51.247 kali pada volume 1,891 miliar lembar saham senilai Rp 1,89 triliun. Sebanyak 126 saham naik, sisanya 86 saham turun, dan 82 saham stagnan.

Bursa-bursa di Asia akhirnya kompak menguat di sesi pertama. Investor berburu saham setelah dapat semangat dari rekor Wall Street akhir pekan kemarin. Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 850 ke Rp 30.200, Mayora (MYOR) naik Rp 250 ke Rp 28.000, Matahari (LPPF) naik Rp 250 ke Rp 11.000, dan Multi Prima (LPIN) naik Rp 250 ke Rp 4.425.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Gudang Garam (GGRM) turun Rp 500 ke Rp 36.650, Danayasa Arthatama (SCBD) turun Rp 300 ke Rp 2.700, XL Axiata (EXCL) turun Rp 175 ke Rp 4.975, dan Asahimas (AMFG) turun Rp 150 ke Rp 7.450.

Diawal perdagangan, indeks BEI dibuka menguat 11,42 poin atau 0,26% menjadi 4.329,38 poin didorong faktor teknikal, sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 2,92 poin (0,40%) ke level 723,81. Analis Samuel Sekuritas, Benedictus Agung mengatakan, faktor teknikal mendorong IHSG BEI bergerak dalam area positif setelah mengalami koreksi cukup signifikan dalam tiga hari terakhir, “Mayoritas bursa Asia juga dibuka menguat pagi ini seiring penguatan bursa AS di akhir pekan lalu sehingga menambah sentimen positif bagi indeks BEI," katanya.

Sementara itu, Kepala Riset Trust Securiites Reza Priyambada mengatakan bahwa potensi pelaku pasar untuk kembali melepas sahamnya masih ada sehingga IHSG diperkirakan hanya mengalami penguatan terbatas."Pelaku pasar cenderung melakukan transaksi jangka pendek atau hanya dimanfaatkan untuk spekulasi masuk pasar sesaat dan ketika IHSG sempat menguat dimanfaatkan untuk aksi ambil untung," tambahnya.

Meski demikian, dia mengharapkan bahwa sentimen positif dari menguatnya bursa saham AS pada pekan lalu dapat berimbas baik pada IHSG BEI di awal pekan ini. Senin awal pekan ini, IHSG diperkirakan akan bergerak di kisaran 4.308-4360 poin.

Bursa regional, diantaranya indeks Hang Seng dibuka menguat 30,98 poin (0,13%) ke level 23.727,26, indeks Nikkei-225 naik 208,42 poin (1,35%) ke level 15.590,15, dan Straits Times menguat 3,55 poin (0,11%) ke posisi 3.176,16. (bani)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…