Prudential Keluarkan "White Paper" CSR

NERACA

Jakarta – Dampak bencana yang terjadi di wilayah Asia Pasifik, terutama setelah terjadinya Topan Haiyan di Filipina, memicu pengusaha untuk ambil peran. Pasalnya, dampak kehilangan nyawa dan harta dapat menganggu aktifitas bisnis. Akhirnya, peran CSR dianggap dapat membantu.

“Dalam penghitungan bencana skala besar, sektor bisnis selalu siap menyediakan berbagai bantuan yang dibutuhkan, termasuk menyumbangkan dana, barang dan jasa. Namun masih banyak kebutuhan lainnya yang diperlukan masyarakat yang hidup di daerah rawan bencana untuk mempersiapkan diri menghadapi bencana yang akan terjadi di masa depan. Ini akan mengurangi dampak kerusakan, kehilangan dan biaya dari penanggulangan bencana,” ungkap Pimpinan CSR Asia Prudence Foundation Prudential, Richard Welford, di Jakarta, Kamis (21/11).

Dia mengatakan, peluncuran White Paper itu merupakan langkah dengan tujuan strategis bisnis dalam membangun kapasitas masyarakat yang mengalami bencana. Sekaligus membuat pencitraan positif perusahaan agar lebih dikenal dengan penilaian baik oleh masyarakat. Akhinya, perusahaan sendiri dapat melangsungkan bisnisnya dengan mudah bersama masyarakat.

“Banyak perusahaan yang sudah menjadi bagian dari masyarakat rawan bencana, sehingga mendorong kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana merupakan hal yang baik. Tindakan ini dapat menunjukkan partisipasi aktif perusahaan di tengah-tengah masyarakat, sekaligus menegaskan posisi perusahaan sebagai sebuah organisasi yang siap berinvestasi demi kebutuhan masyarakat. Hal ini akan mengurangi konflik potensial di dalam masyarakat dan menciptakan loyalitas di antara karyawan lokal dan pelanggan,” ujar Richard Welford.

Pada kesempatan yang sama Pimpinan dari Prudential Corporation Asia sekaligus perwakilan dari Prudence Foundation Donald Kanak, mengatakan, “Kesiapsiagaan menghadapi bencana merupakan pilar kunci dari Prudence Foundation. Prudential memiliki komitmen kuat dalam jangka panjang terhadap kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan masyarakat. Kami akan terus berkontribusi terhadap upaya penanganan bencana, namun kami percaya bahwa fokus terhadap pencegahan dan persiapan juga penting.

Donald menjelaskan White Paper ini akan menyoroti empat model pendekatan yang memungkinkan pelaku bisnis ikut terlibat. Di antaranya program sukarelawan yang berbasis keahlian, penggunaan aset dan jaringan bisnis, aplikasi teknologi terbaru dan upaya advokasi. Hanya melalui kerja sama jangka panjang perusahaan dapat menyesuaikan tujuan dan kompetensi bisnis dengan kebutuhan masyarakat.

“Masyarakat, pelaku bisnis, pemerintah dan organisasi kemanusiaan, semuanya memiliki peranan penting dalam kesuksesan inisiatif persiapan terhadap bencana. Kami berharap White Paper ini dapat memancing diskusi dan menarik lebih banyak pelaku bisnis lainnya untuk membantu masyarakat mengurangi kerugian ekonomi dan nyawa yang mereka alami ketika dihadapkan dengan suatu bencana,” tukas Donald. [lulus]

BERITA TERKAIT

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…

Pemerintah akan Bentuk Tim Proyek Kereta Cepat Jakarta " Surabaya

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…

Surplus Neraca Perdagangan Terus Berlanjut

  NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…

Pemerintah akan Bentuk Tim Proyek Kereta Cepat Jakarta " Surabaya

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…

Surplus Neraca Perdagangan Terus Berlanjut

  NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…