Kebijakan Pengurangan Lot Saham - APEI Yakini Bisa Tingkatkan Jumlah Investor

NERACA

Jakarta-Rencana pengurangan lot saham oleh pihak otoritas PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dinilai akan dapat mendongkrak investor domestik. Pasalnya, dengan adanya pengurangan lot saham dari 500 menjadi 100 akan lebih terjangkau bagi masyarakat. “Sekarang misalnya satu lot Rp1 juta, dan jika lot saham dikurangi nantinya, satu lot bisa Rp200 ribu rupiah sehingga akan lebih terjangkau.” kata Ketua Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI), Lily Wijaya di Jakarta, Kamis (21/11).

Oleh karena itu, menurut dia, dengan dilakukannya pengurangan lot saham masyarakat menjadi lebih mudah dalam membeli saham yang diinginkan. Dengan begitu pasar modal Indonesia akan dipenuhi investor domestik ke depan. Selain itu, kata dia, pengurangan lot saham juga mendukung pemerintah dalam program cetak biru leterasi keuangan nasional. “Ini juga kan sejalan dengan pemerintah dalam mendorong keuangan yang dapat dipahami dan diakses oleh masyarakat dengan mudah,” imbuhnya.

Senada dengan Lily, analis Trust Securities, Reza Priyambada mengatakan, pengurangan lot saham ini akan sangat menarik bagi investor. Namun, hal ini harus disosialiasikan dan sejalan dengan bertambahnya jumlah investor di pasar modal. “Dengan pengurangan lot ini bukan hanya pemain lama yang bermain namun minat investor-investor baru untuk investasi di bursa saham akan menambah transaksi,” ucapnya.

Selain itu, juga harus dipastikan kesiapan sistem infrastruktur oleh pihak otoritas maupun anggota bursa sendiri. Karena tentunya anggota bursa atau pihak sekuritas nantinya akan melakukan penyesuaian portofolio nasabah atau investor. “Terlebih untuk perusahaan-perusahaan sekuritas besar.” imbuhnya.

Seperti diketahui, peraturan BEI terkait penurunan jumlah lot saham dari 500 saham per lot menjadi 100 per saham akan berlaku efektif pada 6 Januari 2014. Lngkah ini diambil pihak otoritas untuk meningkatkan likuiditas pasar modal Indonesia. Direktur Perdagangan dan pengaturan Anggota Bursa BEI, Samsul Hidayat pernah bilang, dengan adanya perubahan ini diharapkan pasar modal Indonesia akan lebih kompetitif. “Diharapkan mekanisme perdagangan ini bisa capai tujuan yang diharapkan; transaksi perdagangan lebih likuid, efisien, dan juga pendalaman market.” ucapnya.

Efisiensi dimaksud, menurut dia, karena dengan diturunkannya lot saham akan terjadi pengecilan rasio antara permintaan dan transaksi. “Lot size dari 500 menjadi 100, dari sisi frekuensi harga dari lima menjadi satu. Sementara perbandingan rasio saat ini satu banding tiga sampai satu banding empat dan membuat perdagangan tidak efisien.” jelasnya.

Pengurangan lot saham sendiri, kata dia, dilatar belakangi beberapa hal, antara lain rendahnya likuiditas saham, dan masih besarnya rasio antara order dan trade. Oleh karena itu, pengurangan lot saham juga akan diikuti perubahan fraksi harga saham,” Saat ini diberlakukan lima kelompok harga, dan ke depan dikurangi menjadi tiga kelompok saja dengan fraksi harga yang lebih kecil.” ujarnya. (lia)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…