Mengambil Hikmah Kasus Penyadapan - Oleh: Prof Dr Imam Suprayogo, Rektor UIN Malang

Tulisan ini tidak berarti menyetujui perilaku tidak terpuji, yaitu menyadap kegiatan para tokoh negeri kita, oleh pihak negara lain. Kita berkeyakinan, bahwa tidak mungkin sebuah negara melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak etis tanpa bermaksud  tertentu yang menguntungkan.    Tetapi,   pengalaman apapun yang menimpa kita,  perlu dijadikan  pelajaran penting,   apalagi   bagi generasi ke depan.

Semua orang pasti marah tatkala sesuatu yang ingin dirahasiakan, tetapi dilihat  orang lain dengan cara yang tidak baik. Dulu, rumah-rumah di  pedesaan terbuat dari bambu. Orang usil  bisa mengintip kegiatan pemilik  rumah dengan cara mengintip lewat sela-sela lubang dinding bambu itu. Tentu, jika ketahuan, pemilik rumah akan marah dan menghardik terhadap  siapa saja yang melakukan perbuatan tidak baik itu.

Sekarang ini rumah-rumah di desa pun sudah terbuat dari tembok, sehingga tidak mudah diintip lagi, kecuali lewat lubang jendela. Itupun jika jendelanya sudah tua dan berlubang. Tapi, jendela rumah di pedesaan pun sekarang ini juga sudah bagus.  Dengan demikian, orang yang suka berbuat usil sudah sulit mencari cara  mengganggu tetangga.

Akan  tetapi, di zaman modern seperti sekarang ini, melihat rahasia orang lain tidak lagi lewat lubang dinding atau jendela, melainkan  lewat alat canggih.  Kegiatan orang  bisa direkam lewat berbagai cara. Itulah sebabnya, ada saja berita,  yaitu tanpa disadari oleh yang bersangkutan, gambar  seseorang  yang seharusnya tidak boleh diketahui siapapun,  ternyata sudah beredar lewat berbagai jenis media. Lewat cara yang amat rahasia, gambar tentang aktivitas seseorang  bisa direkam dan kemudian disiarkan ke publik. 

Semakin maju suatu bangsa, soal intip mengintip, rekam merekam,  ternyata sudah  semakin canggih. Seseorang tidak tahu, manakala  kegiatannya selalu direkam, baik lewat HP, atau juga satelit yang amat canggih. Sebegitu modernnya alat perekam itu, sehingga  kerahasiaannya tidak akan diketahui oleh yang bersangkutan, kecuali bagi orang yang sama-sama mengetahui teknologi canggih.  Ke depan teknologi sadap menyadap itu, tentu akan lebih semakin modern dan semakin sulit dideteksi.

Menghadapi teknologi yang semakin modern itu, kita perlu belajar dari pengalaman orang kampung.  Menghadapi orang usil, yang suka mengintip, maka orang kampung segera  mengubah dinding rumahnya yang semula terbuat dari bambu menjadi   dengan tembok, dan juga,  jendelanya yang berlubang segera diperbaiki. Menghadapi sadap menyadap  sebagaimana akhir-akhir ini diperbincangkan,  mestinya bangsa ini juga harus segera bangkit dan lari kencang, atau kerja keras  menciptakan teknologi baru. Memusuhi orang nakal atau usil dengan cara deplomatik  di zaman seperti ini rasanya tidak mudah. Kenakalan dengan  memanfaatkan teknologi canggih harus dilawan dengan  teknologi yang lebih canggih lagi.

Sejak kecil,  saya sering mendengar petuah orang tua di kampung. Bahwa orang terbelakang selalu menjadi mainan  orang yang  lebih  maju.  Demikian pula, orang miskin manakala berjualan selalu murah, dan  jika membeli selalu dengan harga mahal. Sebaliknya, orang kaya jika berjualan selalu pasang tarif mahal, dan kalau membeli selalu murah. Itu sudah menjadi rumus dalam kehidupan.  Siapapun yang  berposisi kalah selalu dipermainkan dan dirugikan  oleh mereka yang menang.

Kiranya juga begitu,  siapa saja  yang kalah teknologinya  akan dipermainkan oleh mereka yang lebih canggih. Logika sederhana itu  dengan mudah dapat digunakan untuk memahami kasus penyadapan terhadap beberapa pemimpin  bangsa    ini.  Maka pilihan yang paling tepat adalah, kita semua jangan mau kalah atau dikalahkan oleh siapapun, termasuk dalam hal pengembangan teknologi.  Namun begitu,  tatkala kita menang juga jangan berbuat semena-mena terhadap siapapun, termasuk kepada  mereka yang kalah. Wallahu a’lam. (uin-malang.ac.id)  

BERITA TERKAIT

Jaga Persatuan dan Kesatuan, Masyarakat Harus Terima Putusan MK

    Oleh : Ridwan Putra Khalan, Pemerhati Sosial dan Budaya   Seluruh masyarakat harus menerima putusan Mahkamah Konstitusi (MK)…

Cendekiawan Sepakat dan Dukung Putusan MK Pemilu 2024 Sah

    Oleh: David Kiva Prambudi, Sosiolog di PTS   Cendekiawan mendukung penuh putusan Mahkamah Konstitusi (MK) pada sidang sengketa…

Dampak Kebijakan konomi Politik di Saat Perang Iran"Israel

  Pengantar Sebuah diskusi webinar membahas kebijakan ekonomi politik di tengah konflik Irang-Israel, yang merupakan kerjasama Indef dan Universitas Paramadina…

BERITA LAINNYA DI Opini

Jaga Persatuan dan Kesatuan, Masyarakat Harus Terima Putusan MK

    Oleh : Ridwan Putra Khalan, Pemerhati Sosial dan Budaya   Seluruh masyarakat harus menerima putusan Mahkamah Konstitusi (MK)…

Cendekiawan Sepakat dan Dukung Putusan MK Pemilu 2024 Sah

    Oleh: David Kiva Prambudi, Sosiolog di PTS   Cendekiawan mendukung penuh putusan Mahkamah Konstitusi (MK) pada sidang sengketa…

Dampak Kebijakan konomi Politik di Saat Perang Iran"Israel

  Pengantar Sebuah diskusi webinar membahas kebijakan ekonomi politik di tengah konflik Irang-Israel, yang merupakan kerjasama Indef dan Universitas Paramadina…