NERACA
Jakarta - PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) mengklaim mampu melakukan penghematan sampai US$ 10 juta per tahunnya dari biaya bunga dibalik rencana pembiayaan kembali atas obligasi anak perusahaan senilai US$ 165 juta, walaupun jumlah pinjaman tersebut lebih tinggi dibandingkan obligasi saat ini. Sebagai informasi, perseroan secara resmi telah menandatangani perjanjian dengan bank sindikasi untuk mendapatkan pinjaman dana sebesar US$ 250 juta. Dimana nantinya, dana tersebut digunakan untuk melunasi obligasi sebesar US$ 165 juta.
Direktur Utama PT MNC Sky Vision Tbk, Bapak Rudy Tanoesodibjo dalam siaran persnya di Jakarta, Rabu (20/11) mengatakan, keputusan perseroan melakukan pembiayaan kembali sudah melalui pertimbangan yang matang untuk memberikan yang terbaik bagi perseroan, “Kami sangat gembira karena perseroan mampu mendapatkan fasilitas yang mendukung tujuan kami,”ujarnya.
Dirinya berharap dengan melakukan pembiayaan kembali ini, perseroan akan mendapatkan penghematan biaya bunga yang signifikan, sehingga efisiensi biaya perseroan akan semakin baik, dan hasil penghematan tersebut pun dapat digunakan untuk meningkatkan pengembangan perseroan. Nantinya, sisa dana yang ada setelah pelunasan obligasi akan digunakan untuk modal kerja dan belanja modal perseroan.
Selain itu, perseroan telah menunjuk Deutsche Bank dan Standard Chartered Bank sebagai pemimpin sindikasi untuk melakukan pembiayaan kembali ini melalui pinjaman berjangka maksimal sebesar US$ 250 juta. Pinjaman berjangka yang didapatkan dari sindikasi bank ini memiliki tingkat bunga LIBOR + 4,25%, jauh lebih rendah dari obligasi yang dimiliki saat ini, dan akan jatuh tempo dalam waktu tiga tahun. Sebelumnya, pada November 2010, anak perusahaan perseroan yakni Aerospace Satellite Corporation Holding B.V. (ASCH BV/Penerbit) menerbitkan obligasi senilai US$ 165 juta dengan tingkat bunga sebesar 12,75% per tahun.
Obligasi tersebut akan jatuh tempo pada tahun 2015, namun memiliki call-option yang dapat dijalankan mulai November 2013 ini. Perseroan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diselenggarakan pada 11 Oktober 2013 yang lalu telah mendapatkan persetujuan untuk melakukan pembiayaan kembali atas obligasi ini.
Tahun depan, perseroan menganggarkan belanja modal maksimal sebesar US$100 juta atau sekitar Rp1,14 triliun untuk pengembangan bisnisnya pada tahun 2014 mendatang. Wakil Direktur PT MNC Sky Vision Tbk Handhi S.Kentjono pernah bilang, perseroan akan menyiapkan sekitar US$80 juta hingga US$100 juta untuk modal pengembangan bisnisnya pada 2014.“Belanja modal tersebut akan dialokasikan untuk pembelian box atau pemancar sekitar US$80 juta atau 80% dari total dana capex, sedangkan sisanya untuk pengembangan bisnis lainnya”, ujar dia.
Sementara mengenai kinerja kuartal ketiga tahun ini, dia memperkirakan pendapatan akan tumbuh 30% menjadi Rp2,23 triliun dibandingkan periode yang sama ditahun sebelumnya sebesar Rp1,72 triliun. Pendapatan tersebut, paling besar diperoleh dari segmen jasa penyiaran program.Tercatat pada semester pertama 2013, perseroan mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 35,63% atau menjadi Rp1,37 triliun atau tumbuh 35,63% dari periode yang sama di tahun 2012 sebesar Rp1,01 triliun. (bani)
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menempati posisi Top 3 tempat kerja terbaik untuk pengembangan karir di Indonesia versi…
NERACA Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal, PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) membidik pendapatan tumbuh 20% pada…
NERACA Jakarta- Tensi ketegangan politik di kawasan timur tengah menjadi sentimen negatif terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa…
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menempati posisi Top 3 tempat kerja terbaik untuk pengembangan karir di Indonesia versi…
NERACA Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal, PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) membidik pendapatan tumbuh 20% pada…
NERACA Jakarta- Tensi ketegangan politik di kawasan timur tengah menjadi sentimen negatif terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa…