Lepas Saham Miratel Pilihan Tepat Telkom

NERACA

Jakarta- Rencana PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) melepas anak usahanya PT Daya Mitra Telekomunikasi (Miratel) terus mendapatkan dukungan dari publik, pelaku pasar dan termasuk dari analis pasar modal, seperti yang disampaikan analis Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Ahmad Sujatmiko.

Dirinya menuturkan, rencana Telkom melepas anak usahanya dinilai langkah positif, “Dengan melepas sebagian sahamnya berarti Telkom akan mendapatkan dana segar sehingga dapat digunakan untuk melakukan ekspansi," ujar dia di Jakarta, Senin (18/11).

Dia menuturkan, kabar yang beredar ada beberapa opsi dalam melakukan pelepasan saham Telkom di anak usahanya, yakni melepas sebagian saham ke investor strategis, penawaran umum perdana saham (IPO), dan akuisisi dengan perusahaan terbuka di bidang menara telekomunikasi."Jadi, jika melalui akuisisi secara tidak langsung Mitratel akan menjadi bagian dari perusahaan terbuka (backdoor listing) sehingga dapat memperoleh dana dari pasar modal," kata dia.

Menurutnya, backdoor listing" merupakan bentuk merger akuisisi yang melibatkan di satu sisi perusahaan terbuka dan di sisi lain perusahaan tertutup sehingga perusahaan yang tertutup menyatu atau menjadi bagian dari perusahaan terbuka. Lanjutnya, Mitratel yang merupakan perusahaan di dalam bisnis menara masih mendapatkan pertumbuhan pendapatan seiring dengan operator yang terus meningkatkan kualitas layanan."Perusahaan menara masih memiliki pertumbuhan yang baik," ucap Ahmad.

Sebelumnya, Telkom telah menunjuk Barclays Capital untuk membantu tender pelepasan sebagian saham anak usahanya di bidang BTS. Telkom berencana melepas 49% sahamnya di Mitratel. Tiga perusahaan menara yang tercatat di bursa saham dikabarkan sudah mengajukan proposal ke konsultan yang ditunjuk yaitu, Barclays Capital. Diantara ketiga perusahaan tersebut yang berminat adalah PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), PT Tower Bersama Infastructure Tbk (TBIG) dan PT Solusi Tunas Pratama (SUPR).

Direktur Utama PT Telkom Tbk Arif Yahya pernah bilang, belum menentukan tenggat waktu untuk melepaskan Miratel. Hanya saja, perseroan terus mengkaji skema yang paling menguntungkan untuk aksi korporasi melepas saham anak usahanya, “Kalau untuk Mitratel masih mencari yang memberi value (nilai) yang besar. Ada beberapa cara (melepas Mitratel), yang pertama kita bisa backdoor listing, yang kedua indirect listing dan yang ketiga adalah merger. Dari tiga ini, mana yang memberikan paling tinggi (itu yang dipilih),”ungkapnya. (bani)

 

 

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…