21 November Diusulkan Jadi Hari Ikan Nasional

NERACA

 

Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), mengusulkan tanggal 21 November untuk dapat dijadikan sebagai Hari Ikan Nasional (Harkanas). Usulan ini berdasarkan dukungan dari para pihak dan naskah akademik yang telah dibuat, serta merujuk pada World Fisheries Day.

“Berkasnya sudah diajukan kepada pemerintah, dan Harkanas rencananya ditetapkan dengan keputusan Presiden RI, saat ini dalam proses paraf Menteri KKP dan Menteri Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Sebelum ditandatangani oleh Presiden. Harapannya bisa secepatnya agar tahun ini sudah bisa diresmikan,” kata Syafrizal Fauzi, Sekertaris Direktotal Jenderal, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) KKP.

Alasan yang mendasar adanya Harkanas adalah agar lebih menggugah kepada masyarakat agar mau mengkonsumsi ikan sebagai kebutuhan makanan pokok. Karena ikan mempunyai protein yang sangat tinggi dan bagus untuk kesehatan dan kecerdasan bagi anak-anak. "Dengan Harkanas diharapkan akan ada himbauan dari presiden kepada seluruh masyasrakat agar mengonsumsi ikan lebih banyak sehingga akan meningkatkan derajat kesehatan dan kecerdasan manusia indonesia,"imbuhnya.

Diharapkan juga, dengan adanya Harkatnas mampu memudahkan dalam mensosialisasikan kepada masyarakat pentingnya makan ikan karena dengan diperingati setiap tahun sehingga akan diingat terus menerus dan nantinya akan tumbuh dengan sendirinya. “Selama ini kami dari KKP sudah sering melakukan sosialisasi, namun begitu dengan Harkanas gaungnya lebih besar lagi, dan terasa sangat efektif,” sambungnya.

Karena sampai dengan saat ini, walaupun tren konsumsi ikan di dalam negeri mengalami peningkatan dari data yang ada pada tahun 2010 misalnya, sebesar 30,48 kg perkapita pertahun. Pada tahun 2011 mengalami peningkatan hingga sebesar 32,25 kg perkapita, tahun 2012 sebesar 33,98 kg perkapita pertahun. Pada tahun ditargetkan mencapai 35.14 kg perkapita pertahun. Padahal melihat potensi yang ada bisa lebih besar lagi, dan bila dibandingkan dengan negara lain seperti Japan yang sudah mencapai 75 kg perkapita pertahun Indoneisia masih jauh. “Padahal kebanyakan ikan nya dihasilkan dari ekspor ikan Indonesia,” ungkapnya.

Makanya untuk itu, kedepan kita akan terus mensosialisasikan dan mengkampanyekan kepada masyarakat melaui dua pendekatan, yaitu pertama pendekatan secara kultural dengan mengajak kepada para seluruh komponen masyarakat agar mau menkonsumsi ikan, dan kedua dengan pendekatan struktural agar masyarakat mau memproduksi dan membudidaya ikan lebih besar lagi. “Disini ikut serta juga dalam menanggulangi harga komoditas pangan yang mahal. Mudah-mudahan dengan semangat diproduksi dalam negeri setidaknya dapat membantu dalam ketersediaan pangan,” tegasnya.

Selain kementrain dan lembaga terkait, Harkanas diusulkan oleh para pemangku kepentingan di sektor kelautan dan perikanan yang tergabung dalam organisasi Masyarakat Perikanan Nusantara (MPN), seperti Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia, Gabungan Pengusaha Perikanan Indonesia (Gapindo), Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Nasional. Selain itu juga didukung oleh Forikan di Provinsi dan Kabupaten/Kota.

One Day Full Fish

Anang Noegroho, Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi KKP, mengatakan selama ini KKP telah melakukan langkah-langkah untuk mendukung penetapan Harkanas dengan melakukan penyusunan nasskah akademis tentang hari ikan nasional. Kedua dilakukan deklarasi pentingnya hari ikan nasional, oleh para pemangku kepentingan dan organisasi mitra KKP, selain itu nanti akan terus mendorong kepada seluruh komponen negara baik pemerintah, swasta, perguruan tinggi dan masyarakat umum untuk membudayakan ikan atau one day full fish. “Disini KKP hanya ingin memprakasai, yang harapannya dapat didukung oleh seluruh lapisan mayarakat,” kata Anang.

Jadi kedepan, produksi ikan nasional bukan hanya semata-mata kepentingan untuk ekpor ke negara-negara International saja, melainkan kebutuhan pangan pokok masyarakat Indonesia adalah ikan.”disini kami ingin terus mendorong masyarakat agar mengkonsumsi produk perikanan dan kelautan agar masyarakat Indonesia sehat, pintar, dan cerdas,” tutupnya.

BERITA TERKAIT

Kunci Cermat Bermedia Sosial - Pahami dan Tingkatkan Kompetensi Platform Digital

Kecermatan dalam bermedia sosial sangat ditentukan oleh pemahaman dan kompetensi pengguna terkait platform digital. Kompetensi tersebut meliputi pemahaman terhadap perangkat…

IKM Tenun Terus Dipacu

NERACA Jakarta – Dalam menjaga warisan budaya nusantara, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mendorong pengembangan sektor industri kerajinan dan wastra…

PLTP Kamojang Jadi Salah Satu Rujukan Perumusan INET-ZERO

NERACA Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tengah menyusun Dokumen…

BERITA LAINNYA DI Industri

Kunci Cermat Bermedia Sosial - Pahami dan Tingkatkan Kompetensi Platform Digital

Kecermatan dalam bermedia sosial sangat ditentukan oleh pemahaman dan kompetensi pengguna terkait platform digital. Kompetensi tersebut meliputi pemahaman terhadap perangkat…

IKM Tenun Terus Dipacu

NERACA Jakarta – Dalam menjaga warisan budaya nusantara, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mendorong pengembangan sektor industri kerajinan dan wastra…

PLTP Kamojang Jadi Salah Satu Rujukan Perumusan INET-ZERO

NERACA Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tengah menyusun Dokumen…