IHSG Awal Pekan Rawan Terkoreksi

NERACA

Jakarta – Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jum’at akhir pekan kemarin, ditutup melemah 9,389 poin (0,21%) ke level 4.476,720. Sementara Indeks LQ45 ditutup berkurang 2,666 poin (0,35%) ke level 749,582. Pelemahan indeks BEI dipicu aksi jual investor ditengah sepinya transaksi.

Analis PT Pefindo, Ahmad Sujatmika mengatakan, indeks BEI cenderung mendatar seiring pelaku pasar yang masih mengambil posisi 'wait and see' dikarenakan sentimen yang belum pasti terutama dari eksternal, “Kbijakan pengurangan stimulus keuangan bank sentral AS (the Fed) yang belum ada kepastian membuat investor cenderung melakukan lepas saham,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Dari dalam negeri, Ahmad menambahkan, laporan keuangan emiten periode kuartal III tahun ini juga belum dapat mendorong penguatan indeks BEI. Berikutnya, indeks BEI Senin awal pekan diproyeksikan akan bergerak melemah di kisaran 4.450-4.500 poin.

Sementara itu, analis HD Capital, Yuganur Wijanarko mengatakan, pelemahan indeks BEI pada akhir pekan ini memberikan indikasi bahwa momentum mulai berubah ke arah negatif,”Pelaku pasar direkomendasikan untuk melakukan transaksi secara lebih konservatif dan tidak mengejar 'rally' harian yang dapat mengundang aksi jual mendadak," katanya.

Pada perdagangan kemarin, aksi jual dilakukan oleh seluruh investor, baik lokal maupun asing. Saham-saham unggulan jadi target aksi jual sehingga banyak yang terkapar. Pelaku pasar dapat sentimen negatif dari anjloknya Wall Street. Perdagangan berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 142.308 kali pada volume 4,112 miliar lembar saham senilai Rp 5,015 triliun. Sebanyak 78 saham naik, sisanya 155 saham turun, dan 108 saham stagnan.

Pergerakan bursa-bursa di Asia tak banyak berubah sejak awal perdagangan. Dibuka merah, ditutup juga merah. Tak satupun bursa yang bisa menguat pada akhir pekan kemarin. Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Lion Metal (LION) naik Rp 1.200 ke Rp 14.000, Gudang Garam (GGRM) naik Rp 750 ke Rp 35.600, Waran Inovisi (INVS-W) naik Rp 560 ke Rp 1.160, dan Matahari (LPPF) naik Rp 400 ke Rp 11.500.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Elang Mayora (MYOR) turun Rp 400 ke Rp 29.000, Lippo Cikarang (LPCK) turun Rp 350 ke Rp 5.900, Mandom (TCID) turun Rp 300 ke Rp 11.200, dan Nipress (NIPS) turun Rp 300 ke Rp 8.300.

Menutup perdagangan sesi I, indeks BEI ditutup melemah 22,043 poin (0,49%) ke level 4.464,066. Sementara Indeks LQ45 terkoreksi 5,669 poin (0,75%) ke level 746,579. Delapan sektor jatuh ke zona merah, hanya dua yang masih menguat yaitu sektor tambang dan perdagangan. Indeks bahkan sempat jatuh ke level 4.446,484.

Perdagangan berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 77.810 kali pada volume 2,16 miliar lembar saham senilai Rp 2,478 triliun. Sebanyak 78 saham naik, sisanya 122 saham turun, dan 106 saham stagnan.

Pergerakan bursa-bursa di Asia masih seperti diawal, semuanya masih terjebak di teritori negatif. Sentimen negatif bursa global membuat pelaku pasar ragu-ragu berburu saham. Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Lion Metal (LION) naik Rp 1.200 ke Rp 14.000, Waran Inovisi (INVS-W) naik Rp 560 ke Rp 1.160, Matahari (LPPF) naik Rp 550 ke Rp 11.650, dan Gudang Garam (GGRM) naik Rp 350 ke Rp 35.200.

 

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Elang Mahkota (EMTK) turun Rp 350 ke Rp 5.150, Semen Indonesia (SMGR) turun Rp 300 ke Rp 13.550, Indosat (ISAT) turun Rp 275 ke Rp 3.675, dan Astra Agro (AALI) turun Rp 250 ke Rp 20.800.

Diawal perdagangan, indeks BEI dibuka melemah 25,47 poin atau 0,57% menjadi 4.460,64. Sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 6,51 poin (0,86%) ke level 745,74. Analis Samuel Sekuritas, Benedictus Agung mengatakan, mayoritas bursa Asia dibuka terkoreksi, termasuk indeks BEI pada awal perdagangan seiring dengan tekanan yang terjadi di bursa AS, “Pasar kembali khawatir terhadap 'tapering' stimulus keuangan AS akan dipercepat oleh The Fed setelah data produk domestik bruto (PDB) AS di kuartal III 2013 yang mencapai 2,8%, jauh lebih tinggi dari ekspektasi," kata dia.

Dia mengemukakan bahwa sentimen AS itu menghapus sentimen positif sebelumnya dari bursa Eropa dimana bank sentral Eropa (ECB) menurunkan suku bunga-nya menjadi 0,25% dari 0,5%."Minimnya sentimen baru dari domestik juga membuat indeks BEI bergerak seiring pergerakan bursa regional," kata dia.

Di sisi lain, ia menambahkan pelaku pasar juga sedang mengantisipasi data neraca perdagangan dan ekspor-impor China yang akan dipublikasi. Analis PT Anugerah Sekurindo Indah, Bertoni Rio mengatakan, meningkatnya jumlah cadangan devisa periode Oktober sebesar US$ 1,3 miliar menjadi US$ 97 miliar diharapkan dapat menahan sentimen negatif.

Bursa regional, diantaranya indeks Hang Seng dibuka melemah 151,74 poin (0,66%) ke level 22.729,29, indeks Nikkei-225 turun 139,45 poin (0,98%) ke level 14.088,99, dan Straits Times melemah 15,09 poin (0,47%) ke posisi 3.187,09. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…