Dampak Penurunan Harga CPO - Menguji Ketangguhan Bisnis Sawit Astra Agro

NERACA

Bandung – PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mengharapkan harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) kembali naik agar dapat meningkatkan kinerja keuangan perseroan. Menurut Direktur Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Rudy Chen, harga ini mengalami penurunan pada periode yang sama di 2012 yang mencapai Rp7.739 per kg. Saat ini harga CPO cukup rendah dengan rata-rata Rp6.835 per kilogram. Harga CPO tidak menggembirakan dengan turun 11,7%, kami mengharapkan harga CPO naik lagi. Jika harga CPO masih terus turun lagi, dikhawatirkan menggangu kinerja perseroan, meskipun produksi saat ini mengalami kenaikan 4,86% atau mencapai 1,083,650 ton di 2013 sedangkan di 2012 hanya mencapai Rp1,035,200 ton”, jelas dia di Bandung, Jawa Barat (8/11).

Dia juga menjelaskan bahwa harga CPO tidak dapat diperkirakan, Namun, melihat harga CPO pada Oktober membaik, perseroan mengharapkan harga tersebut bisa bertahan dan naik sampai akhir tahun. Selain itu, dia menyebutkan perseroan memiliki total luas perkebunan mencapai 278 ribu hektar dan total produksi kelapa sawit mencapai 1.250 ton per hari.“Dari hasil produksi kelapa sawit per hari itu, ada turunannya yaitu kernel mencapai 920 ton per hari”, ujarnya.

Perseroan memiliki perkebunan yang tersebar di 3 pulau utama, yakni Pulau Kalimantan yang paling besar mencapai 43,3%, pulau Sumatera 38,4% dan pulau Sulawesi 18,3%. dalam meningkatkan produksi serta pemasukan, perseroan tengah membangun pabrik refinery untuk mengolah CPO menjadi produksi turunan. Perseroan berharap pembangunan pabrik selesai akhir tahun dan mulai produksi secara masal awal 2014.

Dalam pembangunan pabrik tersebut, pendanaannya berasal dari belanja modal (capital expenditure/Capex) perusahaan tahun 2013 yang telah terserap sekitar Rp2 triliun. Selain membangunan pabrik, perseroan juga memfokuskan ke pengembangan kebun kelapa sawit.Jadi capex kita diserap untuk pengembangan kebun, bangun pabrik, serta penanaman baru dan sisanya untuk pembangunan infrastruktur berupa jalan, dan rumah sekitar area perkebunan”, jelas dia.

Pembatasan Lahan

Sementara itu, terkait adanya pembatasan lahan sesuai Peraturan Menteri Pertanian (Permentan 98), pihak perseroan masih menunggu penjelasan Kementerian Pertanian. Disebutkan dalam Permentan 98 mengatur salah satunya pembatasan luas lahan perkebunan kelapa sawit bagi holding maksimal 100 ribu hektar (ha).“Memang Permentan 98 baru diundangkan pada Oktober 2013, masih ada pasal pasal yang membutuhkan penjelasan. Sehingga kami masih menunggu penjelasan lebih lanjut dari Kementerian Pertanian secara spesifik”, ujarnya.

Sehingga, dengan kondisi masih menunggu ini, lahan perkebunan kelapa sawit yang melebihi 100 ribu hektar belum dilepas perseroan. Semua luas lahan tanam kelapa sawit yang dimiliki sebanyak 278,6 ribu hektar dan dinyatakan akan terus bekerja baik penanaman dan produksinya.

Hingga September 2013 atau kuartal ketiga tahun ini, perseroan mencatat posisi utang bertambah menjadi Rp2,4 triliun lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1 triliun. Utang tersebut dipinjam perseroan untuk capex. Produksi minyak kelapa sawit (CPO) hingga September 2013 sebesar 1.083.630 ton atau naik 4,68% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 1.035.200 ton. Di mana, saat ini pabrik sawit perseroan menghasilkan 1.250 CPO ton per jam.

Saat ini perseroan memiliki lahan tertanam sedikitnya 278 ribu hektar dengan jumlah penanaman baru sebesar 6.000 hektar. Saat ini jumlah tanaman perseroan mayoritas berada di Kalimantan sebesar 43%. Sisanya tersebar di Sulawesi dan Sumatera dengan porsi kepemilikan sendiri (Nucleus) sebesar 78,3%, dan milik masyarakat (Plasma) sebesar 21,7 persen%.“Penurunan harga CPO ini terefleksi di laba perseroan. Laba bersih perseroan tergerus 46% menjadi Rp911 miliar di bulan September 2013 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,7 triliun. Pendapatan juga menurun 3% menjadi Rp8,3 triliun disebabkan turunnya harga rata-rata CPO”, jelasnya. (nurul)

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…