Latih Peternak Sapi Perah Lokal, Tingkatkan Produksi Susu Nasional - Kementan Gandeng Frisian Flag Indonesia

NERACA

Jakarta – Kebutuhan susu sapi dalam negeri setiap tahunnya meningkat, namun tidak diimbangi dengan produksi susu sapi lokal. Makanya perlu adanya peningkatan produksi susu lokal agar kebutuhan dalam negeri bisa terpenuhi. Untuk itu Kementrian Pertanian (Kementan), melalui Direktorat Peternakan dan Kesehatan Hewan bekerjasama dengan PT. Frisian Flag Indonesia dalam program Farmer2Farmer.

“Konsumsi akan susu sapi nasional setiap tahun meningkat, ini karena tingkat pendapatan masyarakat menengah yang lebih banyak. Dan tahun-tahun mendatang konsumsinya akan terus bertambah,” kata Syukur Iwantoro, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan), di Jakarta, Kamis (7/11).

Namun demikian kebutuhan susu di dalam negeri sampai dengan saat ini hanya mampu memproduksi sekitar 20% dari kebutuhan konsumsi masyarakat, dan 80% dipasok oleh impor. Penyebabnya karena produktivitas susu para peternak sapi perah lokal sangat rendah.

"Saat ini ketergantungan impor susu kita masih besar untuk memnuhi kebutuhan konsumsi masyarakat masih sekitar 80% dipasok dari impor," ujarnya.

Masalahnya sangat beragam, lanjut Syukur, seperti produktifitas masih rendah, rata-rata produksi susu sapi peternak lokal di Indonesia hanya 10 liter sampai 12 liter per ekor per hari, sementara di luar negeri produktivitasnya mencapai 25 liter sampai 30 liter per ekor per hari, belum lagi masalah jumlah populasi sapi perah di Indonesia yang juga tidak terlalu banyak bahkan terus menurun.

“Masalahnya kompleks, seperti minimnya pengetahuan para peternak sapi perah lokal bagaimana cara berternak dengan baik, pakan yang kurang bagus, sehingga gizinya kurang terpenuhi sehingga produski susunya rendah,” terangnya.

Maka dari itu, dalam kesempatan ini adanya acara program Farmer2Farmer yang digagas oleh Frisian Flag dengan mendatangkan para peternak langsung dari Belanda ini sangat membantu memberikan pengetahuan kepada para peternak lokal agar dapat beternak dengan lebih baik lagi.

“Adanya program ini merupakan kesempatan yang bagus buat para peternak lokal untuk bisa menimba ilmu dengan para peternak belanda. Harapannya dengan belajar yang tadinya beternaknya sudah bagus jadi lebih bagus lagi,” jelasnya.

Dengan adanya moment program pembelajaran seperti ini kedepan peternak nasional bisa dapat lebih maju lagi. Dan bukan hanya peternak belanda yang datang ke Indonesia, bisa saja nangti peternak Indonesia lebih mendalami lagi belajar datang langsung ke Belanda. “Mudah-mudah dari program ini bisa berjalan berkelanjutan tidak hanya sampai disini saja,” ujarnya.

Sebagai informasi samapi dengan saat ini populasi sapi perah nasional kita hanya sekitar 0,5 juta ekor atau 500.000 ekor, jumlah ini masih sangat kurang. Namun 95% sapi perah lokal masih dalam kondisi bagus, artinya produktifitasnya masih tinggi.

Swasembada 2020

Program yang digagas Frisian Flag pada tahun 2013 yang bertajuk Farmer2Farmer, sebuah program sharing knowledge antara peternak sapi perah Belanda dengan peternak sapi perah lokal. Tujuannya memberikan pengetahuan kepada peternak lokal dalam beternak sapi perah lebih baik lagi, harapannya program seperti ini dapat meningkatkan produksi susu sapi nasioanl. Dengan begitu rencana pemerintah untuk bisa Swasembada Susu di tahun 2020 dapat terwujud.

“Salah satu tujuan dari program ini adalah ikut serta untuk mendukung pemerintah dalam mewujudkan swasembada susu pada tahun 2020 nanti,” Akhmad Sawaldi, DP & Project FDOV Management, Frisian Flag Indonesia.

Khusus untuk tahun 2013 ini, melalui program ini mendatangkan sebanyak 4 peternak Belanda yang telah mendatangi 5 titik peternakan yang berada di pulau Jawa, dan dikuti oleh 350 peternak lokal dalam kurun waktu 3 minggu.

Sedangkan tempat yang telah kunjungi adalah Koperasi Peternak Susu Bandung Utara (KPSBU), Lembang, Jawa Barat, Jampang Farm, Jawa Barat, Sumber Alam Jaya, Pondok Ranggon Jakarta Timur, Pesat, Purwokerto, Jawa Tengah, Koperasi Peternak Bandung Selatan (KPBS), Pangalengan, Jawa Barat.

BERITA TERKAIT

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…

Program Making Indonesia 4.0 Tingkatkan Daya Saing

NERACA Jerman – Indonesia kembali berpartisipasi dalam Hannover Messe 2024, acara pameran industri terkemuka yang merupakan salah satu satu pameran…

Le Minerale Favorit Konsumen Selama Ramadhan 2024

Air minum kemasan bermerek Le Minerale sukses menggeser AQUA sebagai air mineral favorit konsumen selama Ramadhan 2024. Hal tersebut tercermin…

BERITA LAINNYA DI Industri

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…

Program Making Indonesia 4.0 Tingkatkan Daya Saing

NERACA Jerman – Indonesia kembali berpartisipasi dalam Hannover Messe 2024, acara pameran industri terkemuka yang merupakan salah satu satu pameran…

Le Minerale Favorit Konsumen Selama Ramadhan 2024

Air minum kemasan bermerek Le Minerale sukses menggeser AQUA sebagai air mineral favorit konsumen selama Ramadhan 2024. Hal tersebut tercermin…