Michelin Berencana Membangun Pabrik Synthetic Rubber Indonesia

 

 

NERACA

 

Manajemen PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP) bersama dengan Compagnie Financière Michelin (Michelin) meresmikan kerjasama pembangunan pabrik synthetic rubber (karet sintetis) yang dikelola oleh PT Synthetic Rubber Indonesia (SRI).

 

Peresmian kerjasama ini merupakan tindak lanjut dari perjanjian antara PT Petrokimia Butadiene Indonesia (PBI, entitas anak usaha CAP) dengan Michelin, yang telah ditandatangani kedua belah pihak pada Juni 2013. Total investasi pendirian perusahaan dan pembangunan pabrik SRI diperkirakan mencapai US$435 juta. Komposisi kepemilikan saham dari perusahaan patungan baru tersebut adalah Michelin sebesar 55% dan PBI sebesar 45%.

 

Jean-Dominique Senard, general managing Partner dan CEO Grup Michelin mengatakan, inisiatif ini menunjukkan komitmen jangka panjang Michelin untuk Indonesia. Investasi yang berkelanjutan dan signifikan di Indonesia ini menunjukkan bahwa kami sama-sama berkomitmen untuk pertumbuhan, pengembangan ekonomi dan lingkungan Indonesia ke depannya.

 

Menurut Presiden Direktur PT Chandra Asri Petrochemical Tbk Erwin Ciputra, pembangunan pabrik direncanakan akan dimulai pada awal 2015,dengan penyelesaian dan start-up ditargetkan pada awal 2017. Selanjutnya, PT Synthetic Rubber Indonesia akan memproduksi Polybutadiene Rubber (PBR) with Neodymium Catalyst dan Solution Styrene Butadiene Rubber (SSBR), yang keduanya merupakan bahan baku ban ramah lingkungan.

“PT Synthetic Rubber Indonesia akan memproduksi bahan baku untuk ban ramah lingkungan dan seiring dengan tren pemakaian ban ramah lingkungan secara global. Kehadiran SRI diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia dengan berkurangnya impor bahan baku serta mendorong peningkatan ekspor ban,” ucap Erwin.

 

Seluruh bahan baku pabrik SRI akan bersumber dari butadiene yang diproduksi PT Petrokimia Butadiene Indonesia. Lantas, untuk memenuhi kebutuhan Mixed C4 sebagai bahan baku untuk menghasilkan butadiene, manajemen CAP akan meningkatkan produksi Ethylene, Propylene, Py-Gas, Mixed C4, dengan melakukan penambahan fasilitas produksi naphtha cracker (naphtha cracker expansion).

 

Pembangunan pabrik SRI tersebut merupakan wujud komitmen CAP dan anak usahanya dalam meningkatkan nilai tambah produk petrokimia yang dihasilkan perseroan dan mendukung terwujudnya industri petrokimia terintegrasi di Indonesia. Dengan demikian, proyek ini akan mengurangi ketergantungan impor bahan baku dan mendukung perekonomian nasional. Pabrik Synthetic Rubber pertama di Indonesia ini dapat mengurangi ketergantungan impor bahan baku ban dan mendukung peningkatan produksi ban nasional.

 

 

BERITA TERKAIT

Suzuki Indonesia Resmikan Jimny 3-Door

NERACA Jakarta – Masih tingginya pasar SUV (sport utility vehicle) di Indonesia maka produsen otomotif terus melakukan inovasi dalam memperoduksi mobil…

Daihatsu Tutup Kuartal I 2024 Dengan Kenaikan Penjualan Bulanan 17,1%

NERACA Jakarta – Menutup Kuartal I 2024, Daihatsu kembali catatkan raihan penjualan positif sejalan dengan kenaikan pasar otomotif nasional. Secara…

Hino Ranger Solusi Optimal untuk Pengangkutan Efisien

NERACA Jakarta – Hino Ranger telah lama menjadi pilihan utama dalam industri pengangkutan berat, terkenal karena kinerja andal dan desain…

BERITA LAINNYA DI Otomotif

Suzuki Indonesia Resmikan Jimny 3-Door

NERACA Jakarta – Masih tingginya pasar SUV (sport utility vehicle) di Indonesia maka produsen otomotif terus melakukan inovasi dalam memperoduksi mobil…

Daihatsu Tutup Kuartal I 2024 Dengan Kenaikan Penjualan Bulanan 17,1%

NERACA Jakarta – Menutup Kuartal I 2024, Daihatsu kembali catatkan raihan penjualan positif sejalan dengan kenaikan pasar otomotif nasional. Secara…

Hino Ranger Solusi Optimal untuk Pengangkutan Efisien

NERACA Jakarta – Hino Ranger telah lama menjadi pilihan utama dalam industri pengangkutan berat, terkenal karena kinerja andal dan desain…