Jual Tanah 600 Hektar - Aset Bakrieland Terkikis Utang Obligasi US$ 120 Juta

NERACA

Jakarta - PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) akan merealisasikan pembayaran utang obligasi sebesar US$120 juta dengan cara menjual tanah seluas 600 hektar. Selain itu, perseroan juga akan membayar utang dengan cara restruktuarisasi atau memperpanjang waktu jatuh tempo dan penjaminan aset tanah perseroan di Bogor dan Sentul.

Presiden Direktur PT Bakrieland Development Tbk, Ambono Januarianto mengungkapkan bahwa perpanjangan waktu jatuh tempo menjadi tiga tahun sejak tanggal restrukturisasi. Namun perseroan hanya perpanjang satu tahun dari jatuh tempo sebelumnya.“Hutang kita sekarang US$120 juta, karena sebelumnya kita sudah bayar US$30 juta. Dengan adanya tanah yang dijaminkan perseroan nantinya akan dijual dan dananya untuk pembayaran utang obligasi,”ujar dia di Jakarta, kemarin.

Dia menambahkan bahwaa dengan adanya jaminan tanah perseroan untuk membayar utang, membuat utang tersebut lebih secured. Selain itu, dia menjelaskan bahwa setiap penjualan tanah akan digunakan untuk mengurangi jumlah utang perseroan.

Meski demikian, dia belum dapat menyebutkan berapa nilai 600 hektar tanah yang akan dijual. Pasalnya perseroan berharap memperoleh harga yang bagus, selain itu menurut dia harga tanah semakin lama akan semakin naik. Sehingga penjualan tanah akan dilakukan berkesinambungan bukan menjualnya sekaligus.

Dia juga mengakui, dengan dijaminkannya 600 hektar lahan, perseroan akan kehilangan asetnya. Total landbank Bakrieland saat ini adalah 2.400 hektar. Dengan adanya aksi ini, landbank perseroan berpotensi menyusut. Namun, dengan menyusutnya aset, diakui dia akan menurunkan juga porsi utang perseroan.

Sementara itu, mengenai penjualan Bukit Jonggol Asri milik perseroan ke PT Sentul City Tbk (BKSL) seluas 2.400 hektar diperkirakan akan rampung pada akhir tahun ini. Sehingga pada tahun depan sudah selesai proses penjualan tanahnya. Sampai September 2013 perseroan berhasil meraih penjualan pemasaran atau marketing sales sebanyak Rp980 miliar. Jumlah tersebut merosot 10,9% dibandingkan penjualan pemasaran pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp1,1 triliun.“Penjualan pada tahun ini akan tetap bertumpu di wilayah Epicentrum, Jakarta Selatan. Sebanyak 80% dari penjualan tahun ini berasal dari Epicentrum, dan sisanya Bogor”, tambahnya.

Diketahui BKSL saat ini berencana menambah kepemilikan sahamnya di BJA menjadi 100%. Tercatat, sekarang BKSL memiliki 65% saham di BJA dan pihak menajemen BKSL akan membeli sisanya sebesar 35%.

Sebelumnya, pihak Bursa Efek Indonesia (BEI) memutuskan untuk melakukan penghentian sementara perdagangan efek (suspensi) perseroan di seluruh pasar mulai sesi pertama perdagangan saham (10/9). Suspensi itu dilakukan terkait pengumuman perusahaan mengenai adanya permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) terhadap perseroan. (nurul)

 

 

BERITA TERKAIT

Sukses Pengembangan Karyawan - BTN Tempati Posisi Top 3 Untuk Pengembangan Karier

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menempati posisi Top 3 tempat kerja terbaik untuk pengembangan karir di Indonesia versi…

Atlantis Subsea Bidik Pendapatan Tumbuh 20%

NERACA Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal, PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) membidik pendapatan tumbuh 20% pada…

Tensi Politik Timur Tengah Penyebab Anjloknya IHSG

NERACA Jakarta- Tensi ketegangan politik di kawasan timur tengah menjadi sentimen negatif terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sukses Pengembangan Karyawan - BTN Tempati Posisi Top 3 Untuk Pengembangan Karier

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menempati posisi Top 3 tempat kerja terbaik untuk pengembangan karir di Indonesia versi…

Atlantis Subsea Bidik Pendapatan Tumbuh 20%

NERACA Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal, PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) membidik pendapatan tumbuh 20% pada…

Tensi Politik Timur Tengah Penyebab Anjloknya IHSG

NERACA Jakarta- Tensi ketegangan politik di kawasan timur tengah menjadi sentimen negatif terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa…