IHSG Masih Percaya Diri Di Zona Hijau

NERACA

Jakarta – Berkat aksi beli investor, indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu selamat dari zona merah dan berhasil ditutup menguat 33,756 poin (0,75%) ke level 4.546,499. Sementara Indeks LQ45 menanjak 5,689 poin (0,75%) ke level 758,427.

Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada mengatakan, penguatan indeks BEI masih dipengaruhi aksi beli investor, “IHSG menguat di tengah laju bursa saham Asia yang cenderung melemah, masuknya investor asing menjadi salah satu katalis indesk BEI menguat,”ujarnya di Jakarta, Rabu (23/10).

Dia menambahkan, kenaikan IHSG BEI ditopang oleh volume dan nilai transaksi perdagangan saham. Selain itu, nilai tukar rupiah yang stabil menambah sentimen bagi indeks BEI. Secara teknikal, lanjut dia, indeks BEI masih memiliki potensi kenaikan, namun terkadang adanya aksi ambil untung (profit taking) dapat menghambat kenaikan,"Diharapkan tren kenaikan IHSG masih berlanjut,”tandasnya.

Analis HD Capital, Yuganur Wijanarko menambahkan, diluar dugaan IHSG menguat, namun kenaikan tersebut dinilai belum cukup kuat untuk memberikan dorongan selanjutnya. Berikutnya, indeks BEI Kamis masih bergerak menguat di zona hijau dan dirinya merekomendasikan beberapa saham yang dapat diperhatikan untuk dikoleksi yakni, Bank Mandiri (BMRI), Alam Sutera Realty (ASRI), Garuda Indonesia (GIAA), Holcim Indonesia (SMCB).

Perdagangan kemarin, aksi beli didominasi investor domestik, sedangkan asing masih terus melepas saham. Hanya dua indeks sektoral yang melemah, delapan sektor lainnya berhasil menguat. Perdagangan berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi sebanyak 173.757 kali pada volume 5,836 miliar lembar saham senilai Rp 7,177 triliun. Sebanyak 169 saham naik, sisanya 80 saham turun, dan 95 saham stagnan.

Bursa-bursa regional malah kompak melemah diakhir perdagangan, padahal diawal rata-rata masih menguat. Aksi ambil untung terjadi, membuat koreksi cukup dalam hingga lebih dari satu persen. Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Unilever (UNVR) naik Rp 900 ke Rp 31.700, HM Sampoerna (HMSP) naik Rp 600 ke Rp 67.000, Mandom (TCID) naik Rp 500 ke Rp 10.500, dan Jembo Cable (JECC) naik Rp 450 ke Rp 2.450.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain SMART (SMAR) turun Rp 600 ke Rp 6.700, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 450 ke Rp 32.550, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 250 ke Rp 36.850, dan United Tractor (UNTR) turun Rp 200 ke Rp 17.500.

Perdagangan sesi I, indeks BEI ditutup menguat 47,505 poin (1,05%) ke level 4.560,248. Sementara Indeks LQ45 menanjak 9,331 poin (1,23%) ke level 767,758. Seluruh indeks sektoral kompak menguat di zona hijau. Saham-saham unggulan kembali jadi sasaran aksi beli baik investor asing maupun lokal.

Perdagangan berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi sebanyak 95.182 kali pada volume 3,388 miliar lembar saham senilai Rp 3,877 triliun. Sebanyak 175 saham naik, sisanya 46 saham turun, dan 91 saham stagnan. Bursa-bursa di Asia pada sesi pertama malah banyak yang berguguran ke zona merah, padahal diawal rata-rata masih menguat. Tercatat hanya bursa Singapura dan Indonesia yang menguat.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Mandom (TCID) naik Rp 500 ke Rp 10.500, Unilever (UNVR) naik Rp 400 ke Rp 31.200, Semen Indonesia (SMGR) naik Rp 400 ke Rp 14.350, HM Sampoerna (HMSP) naik Rp 400 ke Rp 66.800.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain SMART (SMAR) turun Rp 400 ke Rp 6.900, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 250 ke Rp 36.850, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 150 ke Rp 32.850, dan Fast Food (FAST) turun Rp 125 ke Rp 2.400.

Diawal perdagangan, IHSG dibuka naik sebesar 17,39 poin atau 0,39% menjadi 4.530,14 ,sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 4,44 poin (0,59%) ke level 762,87 didorong bursa saham di kawasan Asia.

Indeks BEI kembali menguat mengikuti pergerakan bursa saham di kawasan Asia yang mayoritas berada dalam area positif. Selain itu, sentimen positif dari pertumbuhan ekonomi China ternyata juga masih mampu memberikan imbas positif. Membaiknya ekonomi China akan berdampak positif bagi Indonesia dan negara di kawasan Asia.

Dari sisi domestik, komitmen pemerintah Indonesia yang terus memperbaiki kinerja ekonomi akan memberikan tingkat kepercayaan bagi pasar sehingga investasi akan kembali membaik. Tim Analis Teknikal Mandiri Sekuritas dalam kajiannya menambahkan bahwa sentimen pasar masih cukup positif seiring dengan nilai tukar rupiah yang masih bergerak stabil terhadap dolar AS meski tekanan jual investor asing di pasar modal domestik masih besar.

Ke depan, kalangan pemodal cenderung memperhatikan kinerja perusahaan tercatat (emiten) dan data ekonomi Indonesia. Bursa regional, diantaranya indeks Hang Seng dibuka menguat 176,66 poin (0,76%) ke level 23.492,65, indeks Nikkei-225 naik 29,68 poin (0,20%) ke level 14.743,07, dan Straits Times menguat 23,33 poin (0,72%) ke posisi 3.233,69. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…