Sentimen Positif IHSG Belum Beranjak

NERACA

Jakarta – Perdagangan akhir pekan kemarin, indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) bergerak menguat sepanjang perdagangan. Masih percaya dirinya pelaku pasar, memicu aksi beli dan memberikan efek positif terhadap indeks. Alhasil, indeks BEI akhir pekan kemarin ditutup menguat 27,641 poin (0,61%) ke level 4.546,571. Sementara Indeks LQ45 ditutup naik 5,792 poin (0,76%) ke level 767,708.

Indeks sektor agrikultur terjebak di zona merah sementara sembilan sektor lainnya sudah bisa menguat. Penguatan tertinggi diraih oleh indeks sektor industri dasar. Enam sektor melemah, sedangkan hanya empat sektor yang mampu menguat. Indeks pun bergerak fluktuatif sebelum akhirnya beristirahat di zona merah.

Head of Research PT Valbury Asia Securities, Alfiansyah mengatakan bahwa eforia pasar atas tercapainya kesepakatan penaikan batas utang AS menjadi salah satu penopang IHSG, “Pelaku pasar sementara ini bisa berlega hati, menyusul meredanya kekhawatiran dari ancaman 'default' utang AS,”ujar dia.

Meski demikian, dia mengemukakan bahwa kesepakatan yang telah diambil AS dalam menaikkan batas utang hingga US$ 24 miliar serta membuka kembali layanan pemerintahan yang tutup sejak 1 Oktober itu adalah kesepakatan sementara.

Dari sisi internal, dirinya mengemukakan, pemerintah Indonesia terus berbenah guna mengantisipasi dampak buruk jika AS akhirnya mengurangi stimulus keuangannya. Sementara itu, analis HD Capital Yuganur Wijanarko mengatakan secara teknikal penguatan indeks BEI cenderung terbatas, hal itu menandakan bahwa pelaku pasar masih mewaspadai adanya potensi koreksi,"Kegagalan IHSG ke level 4.600 poin pada penutupan Jumat akhir pekan kemarin, menandakan bahwa eforia penguatan sudah mulai berakhir,”ungkapnya.

Perdagangan saham Senin awal pekan, diproyeksikan masih lanjutkan penguatan di zona hijau dan dirinya merekomendasikan beberapa saham yang dapat diperhatikan yakni Energi Mega Persada (ENRG), Adaro Energy (ADRO), Telekomunikasi Indonesia (TLKM), dan Holcim Indonesia (SMCB).

Sebagai informasi, pada perdagangan saham akhir pekan kemarin berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 140.684 kali pada volume 5,968 miliar lembar saham senilai Rp 5,337 triliun. Sebanyak 134 saham naik, sisanya 98 saham turun, dan 115 saham stagnan.

Bursa-bursa Asia menutup perdagangan akhir pekan dengan mixed cenderung menguat. Pelaku pasar Asia berani berburu saham setelah mendapat sentimen positif dari bursa AS. Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Indocement (INTP) naik Rp 700 ke Rp 19.950, Warran Inovisi (INVS-W) naik Rp 500 ke Rp 800, Semen Indonesia (SMGR) naik Rp 450 ke Rp 14.700, dan BTPN (BTPN) naik Rp 250 ke Rp 4.250.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Siloam (SILO) turun Rp 200 ke Rp 10.300, Inti Bangun (IBST) turun Rp 200 ke Rp 6.000, Astra Agro (AALI) turun Rp 200 ke Rp 20.750, dan Indofood CBP (ICBP) turun Rp 150 ke Rp 11.000.

Perdagangan sesi pertama, indeks BEI ditutup terkoreksi tipis 5,796 poin (0,13%) ke level 4.513,134. Sementara Indeks LQ45 berkurang 2,191 poin (0,29%) ke level 759,725. Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 72.817 kali pada volume 2,424 miliar lembar saham senilai Rp 2,163 triliun. Sebanyak 101 saham naik, sisanya 91 saham turun dan 117 saham stagnan.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Merck (MERK) naik Rp 2.000 ke Rp 177.000, Warran Inovisi (INVS-W) naik Rp 500 ke Rp 800, Gudang Garam (GGRM) naik Rp 350 ke Rp 34.300, dan Indocement (INTP) naik Rp 300 ke Rp 19.550.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Indofood CBP (ICBP) turun Rp 250 ke Rp 10.900, Bukit Asam (PTBA) turun Rp 150 ke Rp 13.750, PGN (PGAS) turun Rp 150 ke Rp 5.300, dan Matahari (LPPF) turun Rp 150 ke Rp 11.550.

Pada awal perdagangan, indeks BEI dibuka naik 8,22 poin atau 0,19% menjadi 4.527,96. Sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 1,03 poin (0,14%) ke level 763,31. Analis Samuel Sekuritas, Benecditus Agung mengatakan, bursa Asia, termasuk indeks BEI bergerak menguat menyusul ekspektasi data ekonomi China pada kuartal III 2013 akan membaik menjadi 7,8% dari sebelumnya 7,5% di kuartal II tahun ini, “Ekspektasi itu cukup mendorong bursa Asia bergerak menguat," kata dia.

Benecditus Agung menambakan penguatan bursa juga didorong dari ekspektasi pasar terhadap Bank Sentral AS atau The Fed yang akan menunda pengurangan stimulus keuangannya untuk mengantisipasi efek perlambatan ekonomi paska berhentinya kegiatan pemerintah AS. Bursa regional, diantaranya indeks Hang Seng dibuka menguat 187,56 poin (0,81%) ke level 23.282,44, indeks Nikkei-225 naik 11,27 poin (0,08%) ke level 14.597,31, dan Straits Times menguat 9,35 poin (0,29%) ke posisi 3.195,97.  (bani)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…