Banyak Sentimen Positif, IHSG Masih Perkasa

NERACA

Jakarta – Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa kemarin, ditutup menguat berkat aksi borong saham yang dilakukan investor domestik. Sentimen tutupnya pemerintahan AS tidak mempengaruhi psikologis investor. Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melonjak 57,548 poin (1,32%) ke level 4.432,507. Sementara Indeks LQ45 ditutup menanjak 11,861 poin (1,62%) ke level 743,247.

Analis Panin Sekuritas, Purwoko Sartono mengatakan, penguatan indeks BEI didorong data ekonomi domestik, “Dimana cadangan devisa Indonesia tercatat naik menjadi US$ 95,7 miliar,”ujarnya di Jakarta, Selasa (8/10).

Selain itu, dipertahankannya tingkat suku bunga acuan (BI Rate) juga menjadi salah satu faktor indeks BEI berada di area positif. Namun, dia mengemukakan bahwa indeks BEI sempat berada di area negatif akibat masih buntunya kesepakatan kenaikan pagu utang AS yang dikhawatirkan menyebabkan gagal bayar."Belum tercapainya kesepakatan di AS itu menyebabkan sebagian kegiatan pemerintahan berhenti, sehingga menyebabkan beberapa data ekonomi AS ditunda untuk diumumkan. Data pekan lalu yang tertunda, yakni tenaga kerja dan pengangguran, sedangkan data pekan ini yang mungkin tertunda, yaitu penjualan ritel dan neraca perdagangan," kata dia.

Berikutnya, perdagangan saham Rabu diproyeksikan akan bergerak menguat karena sentimen BI Rate yang dipertahankan di level 7,25%. Pada perdagangan kemarin, investor domestik mendominasi aksi beli pada perdagangan. Transaksi investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 85,73 miliar di seluruh pasar. Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 137.680 kali pada volume 4,204 miliar lembar saham senilai Rp 5,031 triliun. Sebanyak 182 saham naik, sisanya 66 saham turun, dan 93 saham stagnan.

Tercatat bursa-bursa regional akhirnya ditutup kompak menguat setelah diawal semuanya melemah. Bursa China yang sudah tutup seminggu menyambut libur nasional berakhir naik cukup tinggi. Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Astra Agro (AALI) naik Rp 900 ke Rp 19.600, Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 500 ke Rp 27.900, Matahari (LPPF) naik Rp 450 ke Rp 11.350, dan Nipress (NIPS) naik Rp 400 ke Rp 14.800.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Siloam (SILO) turun Rp 300 ke Rp 10.600, Sarana Menara (TOWR) turun Rp 100 ke Rp 2.800, Bayan (BYAN) turun Rp 100 ke Rp 8.400, dan Nusantara Inti (UNIT) turun Rp 50 ke Rp 345.

Perdagangan sesi I, indeks BEI ditutup menguat 45,840 poin (1,05%) ke level 4.420,799. Sementara Indeks LQ45 menanjak 9,351 poin (1,28%) ke level 740,737. Secara perlahan tapi pasti indeks terus menanjak di zona hijau. Posisi tertingginya yang bisa diraih ada di level 4.430,269.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 83.913 kali pada volume 2,483 miliar lembar saham senilai Rp 2,835 triliun. Sebanyak 159 saham naik, sisanya 45 saham turun, dan 100 saham stagnan. Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Astra Agro (AALI) naik Rp 700 ke Rp 19.400, Nipress (NIPS) naik Rp 500 ke Rp 14.900, Semen Indonesia (SMGR) naik Rp 300 ke Rp 13.100, dan Indofood CBP (ICBP) naik Rp 300 ke Rp 10.650.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Siloam (SILO) turun Rp 150 ke Rp 10.750, Bayan (BYAN) turun Rp 100 ke Rp 8.400, Nusantara Inti (UNIT) turun Rp 50 ke Rp 345, dan SMART (SMAR) turun Rp 50 ke Rp 6.700.

Diawal perdagangan, indeks BEI dibuka turun 15,93 poin atau 0,36% ke posisi 4.359,03 mengikuti pergerakan bursa saham di kawasan Asia. Sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 4,06 poin (0,56%) ke level 727,32.

Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada mengatakan, aksi ambil untung pelaku pasar saham masih berlanjut pada pagi ini sehingga indeks BEI kembali melemah."Bila aksi itu masih terjadi dan kondisi bursa saham global belum kunjung membaik maka IHSG dimungkinkan melanjutkan pelemahan," katanya.

Analis Samuel Sekuritas, Benedictus Agung menambahkan penghentian kegiatan (shutdown) departemen di AS masih membayangi pasar saham global. Meski demikian, menurut dia, masih adanya sentimen positif dari dalam negeri diperkirakan dapat menahan tekanan indeks BEI. Nilai tukar rupiah stabil menyusul data kenaikan cadangan devisa di bulan September 2013 mencapai US$ 95,7 miliar, “Seiring positifnya sentimen dari domestik, IHSG berpotensi menguat, pasar juga akan fokus mengantisipasi keputusan tingkat suku bunga acuan (BI rate) dalam RDG BI yang diekspektasikan bertahan di level 7,25%,"paparnya.

Dia menambahkan, saham sektor properti dan konstruksi yang pada hari kemarin (Senin, 7/10) terkoreksi cukup signifikan berpeluang mengalami penguatan secara teknikal. Bursa regional, diantaranya indeks Hang Seng dibuka menguat 54,21 poin (0,24%) ke level 23.028,16, indeks Nikkei-225 turun 16,30 poin (0,12%) ke level 13.837,19, dan Straits Times menguat 2,27 poin (0,07%) ke posisi 3.138,63. (bani)

 

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…