Sisa Dana IPO Pelayaran Nelly Rp 39,52 Miliar

NERACA

Jakarta - PT Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk (NELY) masih menyimpan sisa dana penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) Rp39,52 miliar hingga akhir September. Hingga September 2013, perseroan telah menyerap dana IPO sebesar Rp16,72 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta kemarin.

Disebutkan, sisa dana hasil IPO ditempatkan dalam beberapa bank, seperti Bank OCBC NISP, Bank Danamon, Bank DBS Indonesia dan Bank Nusantara Parahyangan dalam bentuk deposito berjangka. Berdasarkan keterangan perseroan, sisa dana yang ditempatkan pada Bank OCBC NISP sebesar Rp32,50 miliar, Bank Danamon sebesar Rp5 miliar, Bank DBS Indonesia sebesar Rp1 miliar, dan di Bank Nusantara Parahyangan sebesar Rp1,02 miliar.

Sejak awal tahun hingga September 2013, perseroan telah merealisasikan dana hasil IPO sebesar Rp16,72 miliar untuk pembelian kapal dan juga modal kerja. Sebelumnya, Direktur Utama perseroan Tjahja Tjugiarto menjelaskan bahwa dari dana hasil bersih IPO yang dilakukan pada September 2012 lalu sebesar Rp56,24 miliar, perseroan sudah menggunakan sebesar Rp5,47 miliar untuk pembelian kapal dan Rp11,25 miliar untuk modal kerja sehingga total penggunaan mencapai Rp16,72 miliar.

Penggunaan dana hasil IPO adalah untuk pembelian kapal Rp44,992 miliar dan untuk modal kerja Rp11,248 miliar. Adapun sisa dana IPO tersebut kini tersimpan d Bank DBS Indonesia dalam bentuk deposito berjangka dengan bunga 6,6% per tahun. Hingga Juni 2013, perseroan membukukan total aset naik menjadi Rp438,44 miliar dari sebelumnya Rp431,87 miliar. sementara aset lancar menjadi Rp145,74 miliar dari sebelumnya Rp137,65 miliar.

Sementara untuk pendapatan usaha per 30 Juni 2013 turun menjadi Rp97,37 miliar dari periode per 31 Desember 2012 sebesar Rp105,98 miliar. turunnya pendapatan perseroan disebabkan naiknya beban pokok pendapatan menjadi Rp61,37 miliar dari periode per 31 Desember 2012 Rp59,33 miliar.

Laba bruto per 30 Juni 2013 turun menjadi Rp36 miliar dari sebelumnya pada 31 Desember 2012 sebesar Rp46,65 miliar. laba tahun berjalan perseroan juga turun, dari Rp31,36 miliar menjadi Rp20,37 miliar. Sementara laba per saham ikut turun menjadi Rp8,66 per lembar saham, dari sebelumnya sebesar Rp29,38 pada periode 31 Desember 2012.

Sebagai informasi, perseroan memperoleh kontrak jangka panjang pengangkutan kayu tahun ini sebesar Rp210 miliar. Kontrak tersebut merupakan kerjasama dengan perusahaan kayu nasional yang rencananya dapat mengangkut sebanyak 720 ribu metrik ton untuk masa satu tahun.

Kontrak tersebut dimulai sejak Juli 2013 hingga Juli 2014 mendatang. Sementara itu kontribusi bisnis kayu terhadap pendapatan perseroan mencapai lebih dari 90% dan sisanya dihasilkan dari batu bara dan nikel. Selain memperoleh kontrak, perseroan menyiapkan investasi sebesar Rp30 miliar untuk menambah satu set kapal jenis tug dan barge. Perseroan berniat menambah empat set kapal lagi dan butuh dana sekitar  Rp120 miliar. (nurul)

 

 

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…