NERACA
Jakarta – Pemerintah mengakui bahwa laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2013 ini berpotensi mengalami perlambatan. Pertumbuhan ekonomi berpotensi ada di angka kruang dari 6%. Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar. Menurut Mahendra, potensi laju pertumbuhan yang melambat tersebut adalah karena terjadinya perlambatan di ekonomi global.
“Pertumbuhan ekonomi (Indonesia) merupakan penyesuaian keterkaitan dan saling mempengaruhi antara tingkat konsumsi dan investasi. Tapi selama angka keduanya konsisten, saya lihat tidak ada gap dari ekspektasi di tingkat pertumbuhan dengan tingkat konsumsi maupun tingkat investasi,\\\" kata Mahendra di Jakarta, Rabu.
Dengan begitu, Mahendra menilai investasi dan konsumsi yang melambat masih dalam kondisi wajar. Begitu pula dari survei indeks konsumen yang dilakukan BI, yang menunjukan perlambatan diikuti dengan konsumsi yang turun, sehingga diproyeksikan investasi juga akan mengalami perlambatan. “Saya melihatnya ini masih proporsional. Bukan sebuah hal yang luar biasa terhadap update pada tingkat pertumbuhan (ekonomi),\\\" jelas Mahendra.
Sebelumnya, pada APBN-P 2013, Pemerintah menarget pertumbuhan ekonomi sebesar 6,4%. Namun tidak lama kemudian, Pemerintah menyampaikan outlook-nya kepada DPR dan mengganti asumsi makro pertumbuhan ekonomi tersebut menjadi 5,9%. [iqbal]
NERACA Jakarta – Pemerintah tengah mengkaji pinjaman sangat lunak untuk mahasiswa sebagai solusi pendanaan pendidikan di perguruan tinggi.…
NERACA Jakarta – Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara Bambang Susantono menegaskan, tidak ada penggusuran yang dilakukan oleh OIKN kepada…
NERACA Jakarta - Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada akhir triwulan IV-2023 mencatat kewajiban neto 260,3 miliar dolar…
Sadari Dampak Negatif Internet, Jadilah Anak Muda Bertanggung Jawab NERACA Malang - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian…
NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Fitch kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada…
NERACA Jakarta - Bank Indonesia (BI) menilai surplus neraca perdagangan yang berlanjut pada Februari 2024 menopang ketahanan…