UNESCAP Dorong Pemerintah Antisipasi Bencana Ekonomi

NERACA

Jakarta – Bencana alam dan bencana sosial merupakan salah satu faktor yang mampu membuat bencana ekonomi. Pasalnya jika hal itu terjadi secara otomatis aktifitas ekonomi juga terganggu. Artinya harus ada antisipasi konkret untuk menanggapi hal ini.

“Baik bencana alam maupun bencana sosial jelas harus di antisipasi dengan bijaksana. Karena bencana itu bisa memiliki efek domino. Salah satunya kesehatan ekonomi pasti juga akan terganggu,” kata Chief Disaster Risk Reduction United Nation Economic and Social Commission for Asia and Pasific (UNESCAP) Puji Pujiono, Selasa (24/9).

Puji melihat Asia Pasifik merupakan kawasan yang paling rentan terhadap bencana. Hingga tahun 2010 kemarin saja kawasan ini tercatag sebagai wilayah yang mengalami bencana lebih dari dari 150 kali. Bahkan di tahun 2006 mencapai 200 bencana yang terjadi.

“Bencana di Asia Pasifik bisanya disebabkan alam. Tapi daerah ini juga rawan bencana sosial seperti konflik ras, agama, politik, dan lain sebagainya. Tapi yang pasti semua bencana itu telah membuat perekonomian di kawasan tersebut semakin memburuk,” ungkap Puji.

Kemudian Puji menjelaskan secara akumulasi Asia Pasifik telah merugi sebanyak US$2,5 juta sejak tahun 2000 hingga 2012 ini. Bahkan dari sisi jiwa bencana telah merenggut 6% per seribua jiwa di Asia Pasifik. “Padahal, Afrika saja yang infratsruktur dan situasi politiknya sangat labil posisi kerugian akibat bencana masih jauh di bawah itu,” tambahnya.

Lebih jauh Puji menjelaskan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara Asia Pasifik yang sangat rawan bencana, baik bencana alam maupun bencana sosial. Ia melihat masih belum tegasnya peran pemerintah dalam memebuat kebijakan menjadi salah satu penyebabnya. Sehingga sampai saat ini masih banyak pembangunan liar yang tidak ramah lingkungan. Serta kesenjangan ekonomi yang kian lebar.

“Mungkin ketika banjir orang-orang kaya tidak terlalu bermasalah karena tempat tinggalnya cukup baik untuk mengantisipasi hal itu. Tapi masyarakat yang miskin pasti sangat merasakan dampaknya. Masalahnya, ketika orang miskin yang sebetulnya produktiftasnya sangat menunjang kebutuhan orang kaya akan terhenti. Kemudian orang kaya itu sendiri akan kesulitan pada akhirnya. Begitulah reflrksi bencana alam dan bencana sosial dalam lingkaran ekonomi,” jelas Puji. [lulus]

BERITA TERKAIT

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…