Mondelez Guyur Petani Kakao US$ 400 Juta

NERACA

 

Jakarta - Melalaui program “Cocoa Life” Mondelez International memberikan investasi sebesar U$ 400 juta selama periode 10 tahun kepada petani kakao. Investasi ini merupakan bagian dari program global yang berkesinambungan, yang bertujuan untuk membantu mewujudkan kesejahteraan petani kakao, meningkatkan kualitas kakao, serta mendukung pertumbuhan komunitas kakao Indonesia secara berkelanjutan.

“Perkebunan kakao di Indonesia mempunyai potensi besar untuk dikembangkan, maka dari itu kami memasukan Indonesia sebagai salah satui negara yang ikut dalam program Cocoa Life,” kata Andi Siti Asmayanti, Southeast Asia Cocoa Development Manager, Mondelez International, saat pembukaan program Cocoa Life, di Jakarta, Kamis (19/9).

Disinggung mengenai presentasinya, Siti belum bisa memastikan karena memang masih menunggu hasil rapat berkelanjutan dan melihat kondisi lapangan. “Lihat saja nanti perkembangannya, hari ini belum bisa memastikan Indonesia dapat berapa persen,” imbuhnya.

Namun demikian Sri menjelaskan bahwa tantangan dari petani kakao nasional adalah permasalahan penurun produktifititas karena kondisi tanah, umur kakao, belum lagi masalah cuaca yg lagi tidak bagus dan masalah yang sangat krusial yaitu masalah finansial yang menjadi kendala utama sekarang. “Maka dari itu, melalui program ini kami mendukung dan memberikan suporting dana untuk mengembangkan kakao,” ujarnya.

Adapun fokus program kami adalah meningkatkan produktivitas lahan dengan mengganti pohon kakao yang sudah tua, pemberdayaan komunitas tani, dengan membangun fasilitas pendidikan dan kesehatan, meningkatkan kesejahteraan petani, serta meningkatkan partisipasi generasi muda. “Saat ini generasi muda tidak tertarik dengan menjadi petani, maka dari itu kami ingin menggugah para generasi muda agar mau terjun menjadi petani,” terangnya.

Untuk Indonesia, Target area program kami tersebar di Papua, Sumatera dan Sulawesi, dimana kami yakin dapat melakukan transformasi dari kondisi produktivitas yang rendah menuju pencapaian hasil panen yang meningkat secara signifikan dengan menggunakan lahan tanam yang sama. Dengan demikian, program ini diharapkan dapat memberi nilai tambah bagi para petani,” terangnya.

Pengembangan Kakao

Direktur PT Riset Perkebunan Nusantara, Teguh Wahyudi, menyambut baik terhadap program ini mengingat Indonesia merupakan tempat yang tepat untuk mengembangkan kakao. “Kedepan bukan hanya kakao, tapi banyak investor atau perusahaan asing yang mau berinvestasi di Indonesia pengembangan sawit, the, gula, dan yang lain,” ujarnya.

Karena dengan konstur tanah indonesia yang produktif sangat berpotensi untuk bisa mengembangkan perkebunan. Dan saat ini, komodita perkebunan punya sumbang sih besar terhadap ekspor di Indonesia. “Tahun 2020, kita menargetkan menjadi produsen terbesar di dunia,” tegasnya.

Namun salah satu titik kelemah kita adalah, petani kita secara kualitas masih rendah, banyak dari mereka yang tidak mengenyam pendidikan maaka dari itu harus ada program peningkatan petani, dengan diberikan pelatihan dan pasti ditambah supporting tekhnologi penunjang yang lebih memadai. “Potensi SDA kita sangat menunjang, karena alam kita sangat cocok untuk kakao. Makanya, perlu adanya pengembangan lagi produktifitas perkebunan, sayang sekali kalau tidak dimanfaatkan,” terangnya.

Aswar, Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar, Kementrian Pertanian, mengatakan, pemerintah sangat mendukung adanya program dari Mendelez ini, karena program ini sangat menguntungkan petani nasional, dan sejalan dengan program pemerintah. “Apapun bentuk dan programnya selama komitmennya memberdayakan petani maka pemerintah suport,” katanya.

Nah dari sini nantinya kita bisa bersinergi menyatukan program mondelez dengan program pemerintah, membangun meningkatkan produktivitas nasional. “Intinya pemerintah ingin mensejahterakan petani agar bisa hidup lebih layak,” tuturnya.

Dan memang saat ini perkebunan kakao sendiri ada sekitar 1,7 juta hektar. Hanya saja, permodalan dari pemerintah terbatas. Adanya program ini sangat membantu proses pengembangan perkebunan kakao ini, dan diharapkan nantinya perkebunan yang lain menyusul. “pada dasarnya memang lahan, petani, riset, dan tekhnologi di Indonesia saat ini memadai, hanya saja permodalannya terbatas,” ungkapnya.

Dengan adanya program seperti ini menjadi salah satu cara menggugah para pemuda Indonesia untuk interest berkebun. Dan kami pemerintah berupayamemberikan fasilitas yang memadai sehingga sepirit pemuda untuk menjadi petani bertambah. “Saat ini regenerasi petani berkurang, dengan adanya program-program yang bagus harapannya dapat memberikan semangat generasi muda untuk bertani,” tutupnya.

 

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…