Stock Split, Saham ROTI Dinilai Bakal Likuid

NERACA

Jakarta - PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI), produsen roti dengan merek dagang Sari roti berencana akan memecah nilai nominal saham (stock split) pada tahun ini. Rencana ini diakui sebagai langkah tepat untuk membuat sahamnya lebih likuid di pasar bursa.

Kepala riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, rasio wajar untuk stock split saham ROTI 1 : 2 agar sahamnya tidak menjadi terlalu murah, “Saat ini kisaran harga saham ROTI sekitar Rp6.600, jadi jika stock split harga menjadi setengahnya di level sekitar 3.000 dan akan menjadi menarik bagi investor yang berminat,ujarnya kepada Neraca di Jakarta, Kamis (19/9).

Menurutnya, rasio stock split tersebut dinilai tepat. Pasalnya, jika harga saham terlalu murah akan menjatuhkan valuasi dan fundamental emiten itu sendiri. Diharapkan dengan stock split, harga saham ROTI akan cenderung menguat.

Dia akuinya, rencana stock split biasanya akan membuat saham emiten melambung. Hal ini disebabkan pelaku pasar menilai saham yang akan stock split lebih likuid. Selain itu, banyak pihak yang berekspektasi bahwa saham tersebut dapat memberi keuntungan dengan banyak investor yang akan masuk.“Hal ini menjadikan kesempatan untuk masuk ke saham emiten tersebut menjadi berkurang. Sehingga, dengan banyaknya emiten yang berusaha masuk, akan menaikan harga sahamnya berdasarkan hukum supply and demand,”kata dia.

Namun dia menilai, jika investor melakukan pembelian sebelum stock split tersebut akan untung karena mudah mendapatkan sahamnya. Namun jika pengumuman rencana stock split sudah keluar seperti emiten ROTI saat ini, dia menyatakan bahwa akan untung-untungan investor dalam mendapatkan sahamnya.

Sebelumnya, PT Nippon Indosari Corp[pindo, perusahaan yang dikendalikan oleh Grup Salim melalui PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) telah mengajukan rencana stock split ke OJK dan Bursa Efek Indonesia (BEI). Selain itu, perseroan juga berencana meminta persetujuan pemegang saham dalam RUPSLB pada 17 Oktober mendatang.

Sementara itu, terkait rencana stock split tersebut, pihak direksi belum bersedia mengkonfirmasi. Hal ini disebabkan perseroan berencana mengadakan konferensi pers yang belum diumumkan waktunya untuk menjelaskan rencana aksi korporasinya tersebut.Sekretaris perseroan, Sri Mulyana pernah bilang, hingga saat ini perseroan belum memiliki rencana aksi korporasi lain disamping rencana stock split yang telah diumumkan.

Dia juga memnuturkan bahwa perseroan belum melakukan pemisahan saldo laba yang akan digunakan sebagai cadangan wajib sesuai UUPT No.40 Tahun 2007,”Hal ini disebabkan kami masih membutuhkan waktu untuk melakukan pembahasan lebih lanjut. Mengenai rencana atau jadwal pelaksanaan stock split tersebut, perseroan akan melakukan penyesuaian dengan ketentuan bursa,”jelas dia.

Perseroan juga menyatakan bahwa hingga saat ini tidak ada informasi, fakta ataupun kejadian yang secara material dapat mempengaruhi harga efek perseroan ataupun kelangsungan hidup perseroan yang belum diungkap ke publik. (nurul)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…