Pengurangan Stimulus, IHSG Kembali Terkoreksi

NERACA

Jakarta – Penguatan indeks di Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin awal pekan, rupanya tidak berlangsung lama. Pasalnya, pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) Selasa langsung dibuka melemah hingga akhir perdagangan. Aksi ambil untung pelaku pasar terkait kebijakan The Fed pengurangan stimulus atau Quantitative Easing menjadi pemicunya.

Sementara bagi analis HD Capital, Yuganur Wijanarko, aksi jual pelaku pasar saham menahan indeks BEI melanjutkan penguatannya menyusul beberapa saham telah masuk dalam area jenuh beli (overbought).\"Hal itu membuat kami menyarankan kewaspadaan kepada para pelaku pasar untuk menunggu koreksi dan kembali mengambil posisi,\" kata dia di Jakarta, Selasa (17/9).

Berikutnya, pada perdagangan Rabu (18/9), indeks BEI diproyeksikan masih akan bergerak melemah karena dampak dari kebijakan The Fed soal Quantitative Easing dengan penarikan dolar di negara emerging market, seperti Indonesia.

Yuganur merekomendasikan beberapa saham yang dapat diperhatikan untuk perdagangan Rabu diantaranya, PT Timah (TINS), London Sumatra (LSIP), Astra International (ASII), Tower bersama (TBIG). Pada perdagangan kemarin, IHSG ditutup melemah 4,62 poin atau 0,10% menjadi 4.517,62. Indeks LQ45 juga tercatat melemah ke 759,25. Pelemahan terjadi hampir di semua sektor utama, sektor konsumsi melemah ke posisi 1.943,78, sektor infrastruktur melemah ke 961,77 dan sektor manufaktur melemah ke 1.219,64. Sementara sektor perkebunan tercatat menguat ke 1.806,31.

Nilai transaksi tercatat sebesar Rp6,3 triliun dengan volume sebesar 5,927 miliar lembar saham. Sebanyak 115 saham menguat, 148 saham melemah, dan 108 saham stagnan. Saham-saham yang masuk jajaran top losers, antara lain saham PT Asahimas Flat Glass Tbk (AMFG) melemah Rp300 menjadi Rp7.150, saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) melemah Rp300 menjadi Rp43.000 dan saham PT Astra International Tbk (ASII) melemah Rp150 menjadi Rp6.750.

Sementara saham-saham yang masuk jajaran top gainers, antara lain saham PT Mayora Indah Tbk (MYOR) menguat Rp450 menjadi Rp30.950, saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) menguat Rp225 menjadi Rp4.675 dan saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) menguat Rp200 menjadi Rp8.400. Berikut adalah pergerakan saham-saham di Asia. Indeks Hang Seng melemah 71,89 poin atau 0,31% ke 23.180.52, indeks Nikkei tercatat menguat 93,00 poin atau 0,65% ke 14.311,67, dan indeks Straits Times juga tercatat menguat 1,98 poin ke 3.181,46.

Pada perdagangan sesi I, indeks BEI ditutup melemah 27,38 poin atau 0,60% menjadi 4.494,85. Indeks LQ45 tercatat turun 6,23 poin atau 0,8% menjadi 760,55, Jakarta Islamic Indeks (JII) turun 6,29 poin atau 1% menjadi 620,77, dan indeks IDX30 turun 3,48 poin atau 0,9% menjadi 390,11. Sebanyak 90 saham menguat, 146 saham melemah, dan 100 saham bergerak stagnan. Nilai transaksi sebesar Rp33,454 miliar dari 3,219 triliun lembar saham diperdagangkan.

Senada dengan IHSG, beberapa indeks Asia turun mengalami pelemahan, seperti indeks Hang Seng turun 79,53 poin atau 0,34% menjadi 23.172,88, indeks Straits Times naik tipis 2,96 poin menjadi 3.182,44. Sedangkan indeks Nikkei melemah 63,35 poin atau 0,44% ke 14.341,32.

Sektor-sektor penopang IHSG, mayoritas melemah, dengan sektor manufaktur turun 1,2%, sektor industri dasar turun 0,5%, sektor aneka industri turun 2%, dan sektor konsumsi turun 1,2%. Sementara sektor perkebunan dan sektor tambang mampu menghijau.

Adapun saham-saham yang masuk dalam jajaran top gainers, antara lain saham PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) naik Rp190.000 ke Rp1.340.000, saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) naik Rp800 ke Rp31.200 dan saham PT HM Putra Sampoerna Tbk (HMSP) naik Rp500 ke Rp69.200.

Sedangkan saham-saham yang masuk dalam jajaran top losers, antara lain saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) turun Rp1.000 menjadi Rp31.650, saham PT Lion Metal Works Tbk (LION) turun Rp500 menjadi Rp13.000, dan saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) turun Rp350 menjadi Rp42.950.

Diawal perdagangan, indeks BEI dibuka turun 3,98 poin atau 0,09% menjadi 4.518,26, sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 1,02 poin (0,13%) ke level 765,29, “Setelah harga saham-saham di dalam negeri menguat, beberapa pelaku pasar cenderung mengambil posisi ambil untung sehingga indeks BEI kembali bergerak melemah namun tipis,\" kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada.

Menurut dia, jika melihat sentimen yang ada maka seharusnya indeks BEI memiliki peluang penguatan lanjutan. Beberapa sentimen yang beredar saat ini diantaranya pelaku pasar mulai berekspektasi bahwa pertemuan FOMC terkait penguranagn stimulus akan menghasilkan keputusan yang lebih moderat sehingga tidak banyak membuat pasar bergejolak.

Selain itu, lanjut dia, masih adanya aksi beli saham oleh investor asing, turunnya \"yield\" Surat Utang Negara (SUN) bertenor 10 tahun, dan naiknya nilai tukar rupiah di pasar NDF (non deliverable forward) dapat memberikan sentimen positif pada IHSG. Bursa regional, diantaranya indeks Hang Seng melemah 59,42 poin (0,26%) ke level 23.192,99, indeks Nikkei-225 naik 9,96 poin (0,08%) ke level 14.416,30, dan Straits Times menguat 0,04 poin (0,02%) ke posisi 3.180,27. (bani)

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…