Berkat Iptek, Daya Saing Meningkat

NERACA

Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, menilai penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di ranah infrastruktur berhasil meningkatkan daya saing pertumbuhan ekonomi Indonesia. \"Berdasarkan Laporan Tahunan World Economic Forum (WEF) 2013-2014 menyebut kalau Indonesia mengalami perbaikan daya saing,” kata Deputi Menko Perekonomian, Budi Santoso, mewakili Hatta Rajasa, dalam pembukaan `Technopreneurship Camp` di Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, Selasa (10/9).

Lebih lanjut dirinya mengatakan, peningkatan daya saing itu diraih melalui penerapan inovasi iptek yang makin intensif dan agresif, khususnya pada ranah pembangunan infrastruktur yang difasilitasi Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025 (MP3EI).

Indonesia, kata Hatta, dari peringkat ke-50 dari 144 negara yang diukur pada tahun lalu, menjadi peringkat ke-38 dari 148 negara yang diukur untuk tahun ini.

Lebih lanjut Hatta mengemukakan bahwa meskipun beberapa media nasional menyatakan bahwa daya saing Indonesia masih relatif tertinggal dibandingkan dengan negara tetangga, namun WEF mengakui peningkatan daya saing negeri kita, sebagai yang tertinggi di Asia, dan salah satu yang tertinggi di dunia.

\"Peningkatan daya saing yang luar biasa itu adalah prestasi kebangsaan, yang wajib kita syukuri bersama,\" tambah Hatta.

Selain itu, Hatta juga menegaskan bahwa pemerintah akan terus mengedepankan peran inovasi iptek di semua ranah pembangunan. \"Pada ranah ekonomi, inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi, terus kita perluas dan kita perkokoh perannya sebagai pilar utama,\" katanya.

Sebagai pilar utama, inovasi iptek pada ranah ekonomi dijanjikan Hatta akan terus diperluas dan diperkokoh untuk mendukung kinerja pembangunan yang makin produktif, makin berdaya saing dan makin berwawasan lingkungan.

Sebelumnya, Hatta mengungkapkan jika peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM) dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) telah mendorong daya saing perekonomian Indonesia.  \"Kalau kita bicara daya saing banyak faktor yang diukur tapi yang paling menonjol adalah kemampuan iptek kita yang meningkat,\" terang dia.

Menurut Hatta, selain adanya peningkatan kualitas sumberdaya manusia, kenaikan peringkat tersebut menunjukkan adanya kemajuan dari pemerintah dalam mengelola perizinan dan birokrasi di Indonesia. \"Di situ ada juga hal-hal seperti tata kelola, misalkan bagaimana kita bisa mengelola perizinan. Itu yang membuat doing business di Indonesia membaik,\" paparnya.

Namun, Hatta mengakui peningkatan pelayanan tersebut, juga diikuti oleh peningkatan korupsi yang berarti kualitas pelaksanaan reformasi birokrasi belum berjalan secara maksimal dan masih memiliki kelemahan struktural.

\"Kita mengedepankan peningkatan belanja pegawai yang harus dikaitkan pelayanan publik sehingga tidak bisa lagi menambah pegawai yang memberatkan APBN, kalau tidak bermuara pada meningkatnya pelayanan publik,\" katanya. [ardi]

BERITA TERKAIT

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…

Pemerintah akan Bentuk Tim Proyek Kereta Cepat Jakarta " Surabaya

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…

Surplus Neraca Perdagangan Terus Berlanjut

  NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…

Pemerintah akan Bentuk Tim Proyek Kereta Cepat Jakarta " Surabaya

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…

Surplus Neraca Perdagangan Terus Berlanjut

  NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…