Impor Komponen Industri Maritim Akan Dikurangi

NERACA

 

Jakarta - Menurunnya nilai rupiah terhadap dollar Amerika (US$), sangat berdampak besar pada kalangan industri nasional, terutama bagi industri yang bergantung pada impor. Tidak terkecuali industri maritim yang komponennya punya ketergantungan impor sangat besar. Dengan kondisi itu, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian berjanji akan mengoptimalkan agar komponen kebutuhan industri maritim bisa diproduksi dalam negeri, untuk mengurangi tingginya ketergantungan terhadap impor.

“Memang saat ini komponen untuk industri maritim masih punya ketergantungan besar terhadap impor. Maka dari itu, pemerintah akan mengupayakan untuk mengoptimalkan industri-industri supllier komponen maritim, agar ketergantungan itu bisa di minimalisir,” kata Budi Darmadi, Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Tekhnologi Tinggi Kementerian Perindustrian, sesaat setelah membuka pameran Indonesia Maritime Expo, 2013, di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (5/9).

Sejauh ini, lanjut dia, kami sudah menghimbau kepada pelaku industri, khususnya industri maritim untuk bisa menggunakan komponen produk dalam negeri, agar cost yang dikeluarkan dapat ditekan. “Selama komponennya bisa didapatkan dari dalam negeri, sebaiknya tidak perlu impor. Kecuali memang benar-benar tidak ada lagi, apa boleh buat harus impor,” ujarnya.

Memang diakui Budi, kondisi makro ekonomi global seperti sekarang punya dampak besar terhadap industri nasional. Namun begitu, pelaku industri harus pintar-pintar menekan cost produksinya, agar industri nasional terus tumbuh. “Pengusaha harus bisa menerapkan efisiensi cost, agar industri tetap berjalan,” terangnya.

Adapun saat ini ketergantungan impor komponen untuk industri maritim persentasenya 40 persen komponen produk lokal, dan impor sebesar 60 persen. Kedepan keinginan dari kami agar ketergantungan impor komponennya bisa terus ditekan. “Pemerintah mengupayakan agar komponen bisa diproduksi dalam negeri agar presentasi ketergantungan impornya bisa dikurangi. Minimal balance dalam jangka pendek ini,” tegasnya.

IME Resmi Dibuka

Pameran Indonesia Maritime Expo (IME) resmi dibuka mulai dari tanggal 5 sampai dengan 7 September yang diikuti oleh para pelaku industri maritim nasional maupun international. Dengan mengangkat tema “The Gatway to indonesia Rising Maritime Market” atau “Gerbang Menuju Pasar Bahari Indonesia yang Berkembang”.

Tjahyono Roesdianto, Ketua Iperindo (Indonesia Ship Building and Offshore Association) mengatakan, pameran ini merupakan ajang untuk memperkenalkan potensi bahari dan industri maritim Indonesia kepada pelaku industri dari luar. Selain itu, membangun networking untuk industri nasional dengan international. “Saya sangat mengapresiasi acara ini, karena bisa memperkenalkan potensi bahari dan industri maritime indonesia kepada pelaku industri maritim international,” ujarnya.

Dan ini kesempatan buat para pelaku industri maritim lokal, untuk bisa belajar dari para pelaku industri maritim international. “Disini bisa dijadikan ajang mengakrabkan diri pengusa lokal dan international,” terangnya.

Senada dengan Tjahyono, Carmelita Hartoto, Ketua Insa (Indonesia National Shipowners Association) menuturkan, IME merupakan proposi unik dan diyakini dengan acara seperti ini akan menjadi gerbang bagi percepatan pembangunan sektor bahari nasional, khususnya pada industri perkapalan. “Apalagi pada tahun 2015 nanti diberlakukanyan Masyarakat Ekonomi Asean (Asean Economic Community – AEC),” katanya.

Saat ini Industri bahari Indonesia sedang berada dalam tahap yang menggairahkan. Potensi pertumbuhannya yang hebat menjadi peluang yang besar bagi pelaku industri bahari lokal dan international. “kami berharap tiga hari ini menjadi manfaat besar bagi bisnis bahari Indonesia dan dunia International,” terang Michelle Lim, Presiden Direktur Reed Panorama Exhibition, selaku penyelenggaran pameran IME.

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…