Realisasi Investasi MP3EI Rp647,5 Triliun

NERACA

Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan bahwa total investasi untuk sektor riil dan infrastruktur dalam program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) sudah mencapai Rp647,5 triliun sampai dengan Juli 2013.

“Yang Rp647,5 triliun ini semuanya sudah groundbreaking atau sudah selesai. Rencana investasi totalnya itu Rp4.000 triliun sampai 2015,” kata Hatta setelah Rapat Koordinasi MP3EI di Jakarta, Selasa (3/9).

Untuk rencana investasi sebesar Rp4.000 triliun, kata Hatta, sudah divalidasi sampai Juli 2013. Sebagian besar akan membangun sampai 2013, sisanya sampai 2015. Dalam investasi yang sebesar Rp4.000 triliun ini belumlah menghitung projek Jembatan Selat Sunda (JSS).

“JSS sedang kita rumuskan untuk selesaikan FS-nya (feasibility study) dulu. Kita harapkan tahun ini dan 2014 selesaikan dulu FS kawasan strategis tersebut,” kata Hatta.

Dari seluruh investasi MP3EI yang sudah groundbreaking sebesar Rp647,5 triliun tersebut, porsi investasi di koridor Jawa adalah sebesar 30% dan koridor di luar Jawa 70%. Secara lebih rinci, investasi di koridor Jawa adalah sebesar Rp191 triliun, Sumatera Rp117,5 triliun, Kalimantan Rp167 triliun, Sulawesi Rp27,5 triliun, Bali dan Nusa Tenggara Rp43,5 triliun, serta koridor Papua, Kepulauan Maluku, dan Maluku Utara sebesar Rp108 triliun.

Sementara berdasarkan komposisi badan penggerak investasinya, sektor swasta masih mendominasi investasi MP3EI, yaitu sebesar Rp231,9 triliun. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah melakukan investasi sebesar Rp173,4 triliun. Sementara investasi dari Pemerintah adalah sebesar Rp99 triliun. Sedangkan investasi campuran adalah sebesar Rp143 triliun.

BUMN dan swasta merupakan porsi terbesar dalam mengembangkan infrastruktur dan sektor riil kita. Yang menarik dari semua itu, BUMN kita sudah menjadi motor pembangunan infrastruktur kita,” jeals Hatta.

Dari investasi BUMN terhadap MP3EI sebesar Rp173,4 triliun, BUMN menginvestasikan Rp100,5 triliun untuk pembangunan infrastruktur. Sementara sektor swasta yang sebetulnya berinvestasi paling besara di MP3EI, hanya sebagian kecil saja yang diinvestasikan dalam pembangunan infrastruktur, yaitu hanya Rp14 triliun.

“Kita sedang berpikir bagaimana mendorong swasta ke infrastruktur. Umumnya infrastruktur yang dibangun swasta berkaitan dengan sektor riil yang mereka bangun,” ujar Hatta.

Sementara untuk investasi dari Pemerintah yangs ebesar Rp99 triliun, seluruhnya diinvestasikan untuk pembangunan infrastruktur. Sedangkan untuk investasi campuran yang nilainya Rp143 triliun, hanya Rp69 triliun yang digunakan untuk pembangunan infrastruktur.

Dalam rapat koordinasi tersebut juga, Pemerintah menentukan prioritas-prioritas proyek MP3EI. Salah satu proyek yang ada dalam pipeline dan akan didorong pemerintah adalah pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Batang, Jawa Tengah, dengan kapasitas 2x1.000 megawatt.

“Investasinya itu mencapai US$3 billion lebih, persisnya hampir US$4 billion. Mestinya ground breaking Oktober ini. Financial closing-nya Oktober,” jelas Hatta.

Namun, kendala pembebasan lahan masih menghantui proyek ini. Sebanyak 15% lahan belum terbebaskan. Parahnya, 15% lahan tersebut adalah lahan yang strategis, yaitu lahan tempat akan diletakkannya power plant. Oleh karena itu, pemerintah daerah setempat akan mempercepat pembebasan lahan tersebut agar groundbreaking dan financial closing tetap dapat dilakukan tahun ini. [iqbal]

BERITA TERKAIT

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…