Logindo Bidik Dana Rp 500 Miliar - Sukses IPO Jangan Pasang Tarif Tinggi

NERACA

Jakarta – Rencana penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) PT Logindo Samudramakmur (LSM) dinilai akan berjalan dengan baik jika memasang tarif tidak terlampau tinggi dibandingkan emiten yang serupa usahanya.

Analis Trust Sekurities Reza Peiyambada mengatakan, menarik tidaknya saham IPO suatu calon emiten tergantung harga per saham yang ditawarkan. Karena, jika dinilai mahal, pelaku pasar akan enggan membeli saham tersebut, “Kalau dibandingkan dengan emiten yang usahanya sejenis, transportasi laut, harga saham yang ditawarkan sebaiknya berada dikisaran Rp800-1.000, dengan pertimbangan kondisi pasar yang amsih belum stabil dan jika harga yang ditawarkan dibawah harga emiten serupa, otomatis akan menarik daya beli investor. Selain itu memang harus dilihat demand pelaku pasar itu sendiri”, jelas dia kepada Neraca (1/9).

Selain itu, menurut dia kinerja perusahaan transportasi biasanya tergantung pada harga komoditas, terutama minyak. Sehingga pelaku pasar juga perlu diyakinkan dari pihak managemen apakah pendapatan dan laba perusahaan tidak akan terganggu dengan harga komoditas minyak yang dinilai tidak stabil.Perusahaan seperti ini pasti tergantung dengan komoditas minyak, padahal minyak sendiri harganya fluktuatif. Sehingga managemen perusahaan harus bisa meyakinkan jika kinerja keuangannya tidak akan terbebani dengan masalah seperti ini”, katanya.

Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Hoesen menyatakan, PT Logindo Samudramakmur sudah melakukan mini expose pada pekan lalu dan akan melepas saham ke publik sebesar 30% dari modal disetor perseroan.“Perolehan dana dari IPO di bawah satu triliun tetapi di atas 500 miliar dengan penjamin emisinya OSK Securities,”ungkapnya.

Sebagai penjamin emisi, Direktur Investment RHB OSK Securities, Siantaraga mengatakan, meskipun kondisi pasar sedang mengalami fluktuatif, dia yakin investor akan menyambut positif saham PT Logindo. Sehingga rencana IPO tersebut akan tetap dilakukan dengan terus memantau kondisi pasar.“Kita tawarkan saham yang murah, kalau market masih tetap tinggi. Dananya (perolehan IPO) masih kita hitung-hitung terus dan kita sekarang sedang mempersiapkan semuanya. Masih awal untuk dibicarakan,”ujarnya.

Selain itu, dia juga menjelaskan bahwa IPO perusahaan tersebut akan menggunakan pembukuan bulan Juni 2013 dan akan mencatatkan saham perdananya di papan perdagangan pada akhir tahun ini. Dengan rencana pencatatan di akhir tahun, dinilai Reza sebagai momen yang pas karena diperkirakan pasar akan kembali baik dan akan membantu proses IPO emiten tersebut.

PT Logindo Samudramakmur merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan atau jasa penyewaan kapal. Hingga saat ini, perseroan mengoperasikan beragam kapal seperti, Anchor Handling Tug dan Supply vessel, Platform Supply Vessel, Azimuth Stern Drive Tug, diving Support Vessel, Fast Crew Supply Vessel, Patrol Boat, Landing Craft, Tug Boat dan lainnya. (nurul)

 

 

 

 

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…