Masuk Titik Jenuh, IHSG Bergerak Menguat

NERACA

Jakarta – Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (28/8) kemarin akhirnya berhasil ditutup menguat setelah sebelumnya diawal perdagangan hingga sesi pertama terus melemah. Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat 58,633 poin (1,48%) ke level 4.026,475. Sementara Indeks LQ45 melonjak 13,109 poin (2,01%) ke level 664,981. Aksi borong investor domestik terhadap saham-saham murah mampu menahan indeks BEI dari zona merah diakhir perdagangan, kendatipun investor asing masih lepas saham dengan nilai lebih dari Rp 1 triliun.

Analis HD Capital Yuganur Wijanarko mengatakan, aksi jual saham di bursa sempat berlanjut pada Rabu kemarin hingga menyentuh level 3.830 poin. Namun, dalam perjalanannya indeks BEI berbalik arah ke area positif seiring dengan harga saham yang dinilai sudah rendah,”Kami melihat bahwa koreksi selama tiga hari terakhir cukup dalam dan kondisi \'oversold\' atau jenuh jual menarik minat investor untuk mencari keuntungan sehingga mengambil posisi beli,\"ujar dia di Jakarta, Rabu (28/8).

Berikutnya, indeks BEI Kamis diproyeksikan akan bergerak menguat untuk level batas atas di kisaran 4.125-4.350 poin dan untuk batas bawah di level 3.830 poin. Pada perdagangan kemarin, setelah indeks jatuh cukup dalam, investor mulai memanfaatkan posisi rendah untuk aksi beli saham murah. Indeks pun langsung melesat hingga posisi tertingginya di 4.033,611.

Aksi beli ini didominasi oleh investor domestik. Sedangkan investor asing hingga melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 1,196 triliun di seluruh pasar. Tercatat perdagangan kemarin berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi sebanyak 222.808 kali pada volume 5,953 miliar lembar saham senilai Rp 7,411 triliun. Sebanyak 154 saham naik, sisanya 125 saham turun, dan 74 saham stagnan.

Pergerakan bursa-bursa di Asia masih kompak di zona merah hingga penutupan perdagangan. Bursa saham Hong Kong dan Jepang jatuh cukup dalam, lebih dari dua persen. Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Gudang Garam (GGRM) naik Rp 1.500 ke Rp 35.500, Mayora (MYOR) naik Rp 1.400 ke Rp 29.000, HM Sampoerna (HMSP) naik Rp 1.000 ke Rp 62.000, dan Nippon Indosari (ROTI) naik Rp 500 ke Rp 6.600.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Taisho (SQBI) turun Rp 63.600 ke Rp 254.400, Multi Bintang (MLBI) turun Rp 20.000 ke Rp 1,15 juta, Goodyear (GDYR) turun Rp 750 ke Rp 22.000, dan Tigaraksa (TGKA) turun Rp 600 ke Rp 2.800.

Pada perdagangan sesi I, indeks BEI ditutup melemah 111,385 poin (2,81%) ke level 3.856,457. Sementara Indeks LQ45 terjun bebas 21,017 poin (3,22%) ke level 630,855. Sejak pembukaan perdagangan, indeks terus meluncur tajam hingga ke posisi terendahnya di 3.837,735.

Aksi jual tak hanya dilakukan investor asing tapi juga investor domestik. Hampir seluruh indeks sektoral kena koreksi rata-rata lebih dari tiga persen. Tapi ada satu sektor yang berhasil naik, yaitu sektor aneka industri. Perdagangan berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi sebanyak 101.736 kali pada volume 2,566 miliar lembar saham senilai Rp 3,176 triliun. Sebanyak 33 saham naik, sisanya 229 saham turun, dan 53 saham stagnan.

Bursa-bursa di Asia masih terjebak di zona merah hingga siang. Tak satupun yang bisa menanjak gara-gara sentimen negatif dari pasar global.Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Mayora (MYOR) naik Rp 400 ke Rp 28.000, Gowa Makassar (GMTD) naik Rp 200 ke Rp 6.700, Medco (MEDC) naik Rp 150 ke Rp 2.250, dan Nippon Indosari (ROTI) naik Rp 100 ke Rp 6.200.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Multi Bintang (MLBI) turun Rp 70.000 ke Rp 1,1 juta, Unilever (UNVR) turun Rp 1.150 ke Rp 26.700, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 1.050 ke Rp 29.200, dan HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 1.000 ke Rp 60.000.

Diawal perdagangan, indeks BEI dibuka turun 65,37 poin atau 1,65 persen ke posisi 3.902,47. Sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 21,44 poin (3,44%) ke level 630,43, “Setelah dihantam dengan isu ketidakjelasan waktu untuk \'tappering\' stimulus The Fed, pasar modal kembali diterpa sentimen negatif seiring dengan peningkatan tensi geopolitik di Suriah,\" kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada.

Selain itu, lanjut dia, beredarnya penilaian akan melambatnya perekonomian Asia Tenggara di tengah dana asing yang sedang keluar secara besar-besaran menambah sentimen negatif sehingga membuat pelemahan indeks BEI tidak terelakan.

Sementara Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Nurhaida mengatakan, pihaknya akan terus membantu membangun kepercayaan investor untuk menjaga stabilitas industri pasar saham di dalam negeri. Tercatat pada perdagangan kemarin, indeks Hang Seng dibuka melemah 366,90 poin (1,68%) ke level 21.507,87, indeks Nikkei-225 turun 263,39 poin (1,94%) ke level 13.276,50 dan Straits Times melemah 31,58 poin (1,03%) ke posisi 3.002,48. (bani)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…