Pemerintah Diminta Proteksi Industri Penunjang Migas

NERACA

 

Batam - Industri penunjang migas sebagian besar bahan baku masih bergantung pada impor sehingga dalam proses pengadaannya seringkali dikendalikan oleh pihak produsen luar negeri. Persoalan lainnya, keterbatasan energi seperti gas untuk keperluan produksi, lalu komitmen Pemerintah dalam penggunaan industri penunjang migas di dalam negeri dinilai belum maksimal.

Presiden Direktur PT Citra Tubindo Kris Wiluan meminta pemerintah untuk memproteksi industri  dalam negeri penunjang minyak dan gas bumi agar memperbesar serapan belanja nasional di sektor itu , namun sampai saat ini belum separuhnya untuk produk dalam negeri.

\"Kurang dari 50 % untuk produk dalam negeri. Sebagian besar peralatan penunjang migas masih dibeli di luar negeri, terutama di Singapura,\" kata Kris, saat berbincang dengan Neraca usai merayakan ulang tahun ke 30 PT Citra Tubindo di Batam, akhir pekan lalu.

Kris mengemukakan, proteksi dari pemerintah Indonesia perlu dikembalikan seperti pada era 1980-an, karena  zaman perdagangan bebas dewasa ini, negara-negara lain memberlakukan kontrak migas berdasarkan perlindungan bagi masing-masing industri dalam negeri.

Pada 1970 hingga 1980-an, pemerintah Indonesia memberlakukan hal tersebut melalui program nasional peningkatan penggunaan produksi dalam negeri, meski kontraktor-kontrak kerja sama (K3S) migas multinasional semula berkeberatan dan meragukan mutu dan ketepatan waktu pengiriman pipa migas buatan dalam negeri.

Citra Tubindo, katanya, merupakan contoh dari keberhasilan program tersebut yang kini justru dicontoh Malaysia, Vietnam, Eropa, Amerika Serikat dan Timur Tengah. Dulu, waktu persiapan produksi pertama untuk menyuplai Mobil Oil di Ladang Migas Arun, Citra Tubindo diinspeksi ketat oleh tim Mobil Oil dari Dallas karena pipa yang dibuat harus mampu menahan tekanan tinggi.

\"Tahun 1988 pengirimam pertama dilakukan dengan baik. Dari segi harga pun karena produksi pertama waktu itu lebih mahal ketimbang buatan Jepang  dan karena belum yakin Mobil pun secara paralel memesan dari Jepang,\" kenang Kris.

Dengan kesempatan untuk tumbuh dengan kebijakan proteksi pemerintah, produk pipa migas PT Citra Tubindo Tbk kini  berkelas dunia dan sebagian besar atau sekitar 70% diekspor ke Amerika Serikat, Kanada, Australia, serta Timur Tengah.

Kris mengatakan, program peningkatan penggunaan produksi dalam negeri relevan diintensifkan kembali agar industri penunjang migas dalam negeri dapat tumbuh dan kelak menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Dengan demikian, akan semakin banyak investasi baru, penghematan devisa negara, penyerapan tenaga kerja dan dampak positif bagi perekonmian di luar bisnis inti industri penunjang migas.

PT Citra Tubindo Tbk melalui anak perusahaannya, Citra Tubindo Enginering,saat ini membuat langkah besar untuk meningkatkan kegiatan di industri hulu migas dengan memproduksi skidding drilling rigs (penyaradan rig pengeboran). Drilling rigs ini tidak hanya berkapasitas besar yaitu 2000 HP (horsepower), namun juga canggih karena bisa \'berjalan\' dari satu lokasi pengeboran ke lokasi pengeboran lain tanpa menurunkan menaranya.

Kris menyebutkan perusahaannya telah membangun dua drilling rig di Batam, yang saat ini sedang beroperasi mengebor Lapangan Minyak Banyu Urip ExxonMobil Cepu (EMC).

Menurut penilaian ExxonMobil, SKKMigas dan Pertamina, ujar Chris, operasi pengeboran minyak menggunakan drilling rig ini merupakan operasi paling efektif dan efisien. Ia juga mengungkapkan, sebelum dibangun perusahaannya, drilling rig di Indonesia masih impor. \"Semoga langkah Citra Tubindo membangun drilling rig yang seluruh pengerjaannya di Batam, mendapat dukungan dari pemerintah dan dapat disambut dengan baik oleh Pertamina serta perusahaan-perusahaan migas di Indonesia,\" harap kris.

Dalam kesempatan itu, Chris menceritakan perjalanan panjang PT Citra Tubindo Tbk hingga menjadi perusahaan publik yang dikenal luas dan mendapat kepercayaan dari perusahaan-perusahaan dalam negeri maupun luar negeri saat ini. Ia mengatakan Citra Tubindo merupakan perusahaan \'pioneer\' di bidang penunjang industri migas di Tanah Air yang sejak awal berbasis di Batam.

Produk-produk Citra Tubindo telah dikenal hingga ke Amerika Serikat, Kanada, Amerika Latin, Timur Tengah, Eropa hingga Afrika. \"70 % hasil produksi perseroan diekspor ke mancanegara, 30 % untuk kebutuhan dalam negeri,\" ujar kris.

Produk-produk yang dihasilkan Citra Tubindo digunakan oleh perusahaan-perusahaan migas raksasa seperti ExxonMobil, Shell, Total, BP, Chevron, Premier Oil, Conoco, Aramco dan lain-lain.

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…