Perikanan Budidaya - Produksi Udang 2013 Ditaksir 608 Ribu Ton

NERACA

 

Jakarta - Udang merupakan komoditas unggulan ekspor perikanan Indonesia. Bahkan  keberadaannya sangat strategis dalam menopang perekonomian nasional melalui penciptaan devisa negara. Produksi udang juga  terus mengalami kenaikan. Tercatat,  produksi udang nasional tahun 2012 sebesar 415.703 ton atau meningkat 4% dari Tahun  2011. Tahun 2013 capaian produksi udang nasional diproyeksikan sebesar 608.000 ton, dimana capaian sementara sampai dengan semester I tahun 2013 sebesar 320.000 ton.

“Angka ini akan terus didorong dan harus optimis tercapai, mengingat peluang besar yang ada mulai dari permintaan dunia yang cenderung meningkat serta harga menunjukan trend naik”. Demikian disampaikan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan, Slamet Soebjakto, seperti tertuang dalam keterangan resminya yang dikutip Neraca, Rabu (21/8).

Indonesia mempunyai potensi yang besar dibanding negara pesaing lainnya, khususnya di Asia Tenggara. Total potensi area pertambakan seluas 1,2 juta ha, dengan potensi efektif untuk budidaya udang ± 773 ribu ha, diharapkan Indonesia mampu menjadi negara eksportir udang terbesar. Apalagi merebaknya penyakit EMS (Early Mortality Syndrome) pada beberapa negara produsen udang di Asia seperti Thailand, Vietnam dan Malaysia menjadi peluang bagi Indonesia untuk mengisi kekosongan ketersediaan kebutuhan udang dunia.

Di samping itu, program tambak percontohan atau Demfarm yang telah dilaksanakan pada tahun 2012 di 6 kabupaten di Pantura Jawa Barat dan Banten, akan dilanjutkan pada tahun 2013 di di 28 kabupaten yang tersebar di 6 Provinsi antara lain Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, NTB, Sumatera Utara, dan Lampung. “Program Demfarm dilakukan dalam upaya membangkitkan kembali gairah usaha budidaya udang nasional,” tandasnya.

Slamet menegaskan, tantangan besar terkait bisnis perudangan nasional adalah semakin ketatnya daya saing produk udang di perdagangan global. Untuk tetap dapat bertahan dan bersaing di pasar global, pengusaha udang harus meningkatkan daya saing produk udang nasional. Terutama dengan penguasaan teknologi budidaya seperti produksi udang unggul, penerapan budidaya sistem tertutup, teknologi bioflok serta perekayasaan teknologi.

Program industrialisasi udang yang telah digulirkan KKP  telah memberikan harapan besar bagi tercapainya peningkatan produksi udang nasional. “Selain teknologi diperlukan juga regulasi, insentif dan pengembangan sistem budidaya yang berkelanjutan. Sehingga segenap permasalahan tidak dijadikan hambatan, namun dinilai sebagai tantangan untuk lebih meningkatkan kinerja melalui upaya nyata dan strategis,” ungkapnya.

Asean Economic Community

Menurut Slamet, saat ini Indonesia dihadapkan pada sebuah tantangan besar yaitu dalam menghadapi persaingan perdagangan bebas di level regional ASEAN atau Asean Economic Community (AEC). AEC memberikan kebebasan terkait arus bisnis untuk masuk ke Indonesia begitupun sebaliknya. Mempertimbangkan hal tersebut, sub sektor perikanan budidaya sebagai barometer utama pembangunan perikanan nasional didorong untuk mampu bersaing pada tataran perdagangan global, yaitu melalui peningkatan jaminan mutu dan keamanan pangan (food safety), dan udang merupakan salah satu komoditas utamanya.

Untuk itu, sinergi dan kerjasama seluruh pemangku kepentingan perudangan nasional, sangat diperlukan dalam rangka mendorong program industrialisasi udang nasional.  “Sinergi dan kerjasama akan mampu membangun koordinasi untuk mewujudkan persamaan persepsi dan pencapaian produksi udang nasional,” tegasnya.

Untuk mendukung program industrialisasi udang, KKP juga melakukan kerjasama lintas sektoral yang terus dipertahankan dan ditingkatkan. Diantaranya,dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) terkait dengan Sertifikasi Hak Atas Tanah Pembudidaya, PT. PLN Persero dalam dukungan suplai energi listrik, Kementerian PU terkait dukungan  infrastruktur, Kementerian ESDM terkait dukungan energi BBM, Perbankan terkait dukungan skema pembiayaan, pihak Mitra/investor, dan juga Pemerintah Daerah.

“Kami optimis, program industrialisasi udang dapat terlaksana dengan baik. Dan semua ini dapat terwujud melalui sinergi, kerjasama dan konsolidasi seluruh pemangku kepentingan perudangan nasional, sehingga seluruh target yang telah ditetapkan akan dengan mudah tercapai,” tutupnya.

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…