Gelontorkan Rp 850 juta - Bukti Kepedulian BCA Terhadap Pendidikan Ramah Anak

Hak-hak perempuan Papua masih belum sepenuhnya terpenuhi dan terlindungi. Ini dapat terlihat dengan masih sering terjadinya kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga dengan perempuan dan anak sebagai korbannya.

Untuk mendukung pencegahan kekerasan, BCA kembali memberikan dukungan terhadap program Pendidikan Ramah Anak yang digagas UNICEF Indonesia bersama dengan UNFPA dan UN Women di bawah payung UN Joint Program (UNJP) memilih distrik Wamena di Jayawijaya, Papua, sebagai salah satu daerah percontohan dan pusat kegiatannya.

Ya, setelah sebelumnya memberikan bantuan kepada UNICEF untuk program Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD) melalui penjualan SUKUK SR-005, program Pendidikan Ramah Anak melalui penjualan SUKUK SR-004, serta program Edukasi Laktasi bagi karyawati baru-baru ini dilaksanakan.

Dukungan tersebut diaktualisasikan oleh BCA berupa donasi sebesar Rp850 juta yang disalurkan kepada UNICEF Indonesia serta penyaluran dukungan langsung 600 buah peralatan tulis bagi siswa SDN Wamena dan SMPN 3 Megapura, Wamena.

Sekretaris perusahaan BCA Inge Setiawati berharap partisipasi ini akan memberikan manfaat yang berarti untuk perubahan di Papua dan Papua Barat. “Besar harapan kami, partisipasi BCA dalam Pendidikan Ramah Anak akan memberikan makna yang berarti dalam mendukung program UNICEF Indonesia di Papua,” ujar Inge

Program Pendidikan Ramah Anak dikembangkan UNICEF dengan 2 macam modul melalui pendekatan sekolah ramah anak dan pendekatan kampung aman.  Modul pertama Disiplin Positif – untuk tenaga pendidik, yang memberikan cara alternatif mendidik anak tanpa menggunakan kekerasan/hukuman fisik.

Sedangkan modul kedua Creating Connection, untuk orang tua dan remaja, yang bertujuan meningkatkan kemampuan berkomunikasi untuk memecahkan masalah sehari-hari dan membangun hubungan positif antara orang tua – anak, dan antar remaja.

“Siapa pun akan merasa tergerak hatinya akan perlindungan kepada anak dan perempuan. Pun dengan BCA, kami setulus hati ingin membantu meningkatkan hal tersebut,” tutur Duta Nasional UNICEF Indonesia, Ferry Salim.

Dengan mengkampanyekan model desa ramah anak secara komprehensif dan terpadu, mencakup berbagai strategi pencegahan kekerasan di sekolah dan masyarakat, diharapkan seluruh komponen masyarakat termasuk guru dan kepala sekolah dapat memilih strategi lain yang lebih positif untuk menertibkan serta berinteraksi dengan anak muridnya ketimbang dengan menggunakan kekerasan yang malah akan menciptakan jarak antara guru dan siswa. Dengan demikian, tercipta pula sebuah lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembang dan belajar anak-anak.

BERITA TERKAIT

Peduli Lingkungan - SML Resmikan SVM, Penukar Sampah Botol Plastik

Wujudkan komitmen bisnis berkelanjutan dan ramah lingkungan, Sinar Mas Land (SML) melalui Living Lab Ventures (LLV) menggandeng Plasticpay, sebuah startup…

Semarak Halal bil Halal - FIFGroup Berbagi Kebahaagiaan Bersama 35 Panti Asuhan

Setelah perayaan hari raya Idul Fitri 1445 Hijriah, penting untuk tetap menghidupkan semangat kebaikan dan saling berbagi kepada sesama. Dalam…

Gen-Z dan Milenial Pilar Penentu Pengelolaan Hutan Lestari

Generasi muda yang masuk dalam kelompok umur Gen-Z dan Milenial dinilai memiliki kreativitas dan penuh dengan gagasan inovatif serta mampu…

BERITA LAINNYA DI CSR

Peduli Lingkungan - SML Resmikan SVM, Penukar Sampah Botol Plastik

Wujudkan komitmen bisnis berkelanjutan dan ramah lingkungan, Sinar Mas Land (SML) melalui Living Lab Ventures (LLV) menggandeng Plasticpay, sebuah startup…

Semarak Halal bil Halal - FIFGroup Berbagi Kebahaagiaan Bersama 35 Panti Asuhan

Setelah perayaan hari raya Idul Fitri 1445 Hijriah, penting untuk tetap menghidupkan semangat kebaikan dan saling berbagi kepada sesama. Dalam…

Gen-Z dan Milenial Pilar Penentu Pengelolaan Hutan Lestari

Generasi muda yang masuk dalam kelompok umur Gen-Z dan Milenial dinilai memiliki kreativitas dan penuh dengan gagasan inovatif serta mampu…