Banyak Perusahaan Lakukan Ekspansi - BKPM Optimis Capai Target Investasi 2013

NERACA

 

Jakarta – Pemerintah optimis target investasi 2013 sebesar Rp 390 triliun dapat terpenuhi. Pasalnya banyak perusahaan yang kembali menanam modal baru untuk perluasan dari hasil keuntungannya.

“Jadi sebetulnya kita dari BKPM optimis. Karena pasca realisasi triwulan II kita terus mendapat banyak investasi pada industri dalam negeri. Sehingga kita juga yakin target tahun 2013 sebanyak Rp 390 triliun bisa terpenuhi,” kata Deputi Bidang Pengendalian Penanaman Modal Badan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Azhar Lubis di kantor BKPM, Jakarta, Senin (19/8).

Sejauh ini penanaman modal baru tersebut secara prosentase masih didominasi oleh modal asing. Azhar mengatakan dari keseluruhan investasi baru yang masuk sekitar 60% nya berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA). Sedangkan sekitar 40%-nya berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Kemudian yang menarik dari penanaman modal masuk itu hampir 45% nya merupakan perluasan. Ia melihat fenomena ini merupakan cerminan bahwa perusahaan yang existing selama ini merasa comfort untuk menanam modal di Indonesia.

Lanjut Azhar menerangkan hal tersebut juga berdampak postif terhadap iklim investasi. Karena perluasan itu artinya para investor tidak mentransfer seluruh keuntungannya ke luar negeri. Melainkan menanam kembali sebagai ekspansi. Dampaknya terhadap neraca dagang dapat mengurangi capital out flow di dalam negeri.

“Freeport dan Holcim sedang perluasan juga. Pengolahan coklat Belgia yang di Makasar itu juga segera mulai. Khusus Freeport mudah-mudahan kita bisa memperoleh Rp 6 T,” ungkap Azhar.

Kemudian Azhar kembali megingatkan bahwa BPKM mencatat pada semester I 2013 realisasi telah tercapai 49,4%. Adapun secara agregat sektor industri merupakan motor utama dalam pembangunan ekonomi nasional khususnya industri logam dan makanan. “Secara keseluruhan memang yang mendorong kita itu industri. Tapi kalau kita bagi satu per satu ya kalah dengan pertambangan,” tuturnya.

Pada kesempatan yang sama Senior Partner AAJ Associates Daniel Iskandar menjelaskan bahwa pemerintah harus melakukan beberapa upaya untuk mengejar target pertumbuhan investasi di 2013. Sebab jika investor ramai maka dapat terbuka banyak kesempatan untuk mengejar daya beli masyarakat juga. Karena dengan banyaknya modal dan usaha yang terbuka maka akan banyak juga tenaga kerja yang sapat terserap.

“Tapi yang paling penting politik dalam negeri harus adem (kondusif), perhatian terhadap pembangunan infratsurktur, dan peroslaan upah buruh perlu diperhatikan dengan bijak,” kata Daniel.

Daniel juga mengungkapkan bahwa untuk tahun 2014 iklim investasi akan mengalami perubahan. Khususnya pada industri komoditas yang memakan banyak energi. Menurutnya naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) dapat menurunkan dengan signifikan jumlah produksi.

“Industri yang memakan banyak energi sudah mengalami kesulitan. Iklimnya akan beralih ke industri yang minim konsumsi energi. Karena intensif yang diberikan pemerintah juga hanya dapat digunakan sebagai trigger. Sedangkan iklim investasi sangat dipengaruhi oleh kestabilan politik, infrastruktur, dan biaya buruhnya,” terang Daniel.

Peningkatan Investasi

BKPM, sebelumnya, melaporkan bahwa realisasi investasi April-Juni atau triwulan II 2013 sebesar Rp99,8 triliun. Angka ini meningkat sebanyak 7,3% dari triwulan I 2013 dengan realisasi investasi senilai Rp93 triliun. Menurut BKPM, realisasi triwulan II 2012 saja terjadi peningkatan sebanyak 29,8% atau nilainya mencapai Rp76,9 triliun.

BKPM merinci, perkembangan penanaman modal dalam negeri (PMDN) periode triwulan dua tahun ini Rp33,1 triliun dengan persentase capaian sebanyak 51,5% dari target 2013 yang jumlah investasinya sebesar Rp117,7 triliun. Sementara perkembangan penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp66,7 triliun, atau 48,5% dari target 2013 dengan jumlah investasi senilai Rp276,6 triliun.

“Kita optimistis akan memenuhi target tahun 2013. Karena di triwulan dua ini kita masih in line. Sudah terlihat kita hampir memenuhi setengahnya, yaitu 49,4% atau Rp192,8 triliun dari target capaian investasi sebesar Rp390,3 triliun,” ungkap Chatib Basri.

Realisasi investasi di luar sektor migas, lembaga keuangan non bank, sewa guna usaha, dan industri rumah tangga ini, yang paling besar memberikan kontribusi adalah sektor tambang. Pada kolom PMDN, sepanjang triwulan I 2013 sektor tambang menymbang 15,8% atau Rp5,2 triliun. Diikuti industri makanan sebanyak 15% atau Rp5 triliun. Industri kertas, barang dari kertas, dan percetakan sebanyak 11,8% atau Rp3,9 triliun. Transportasi, gudang dan telekomunikasi 10,7% atau Rp3,6 triliun. Listrik, gas, dan air sebanyak 9,1% atau Rp3 triliun.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…