IHSG Berpeluang Balik Arah Menguat

NERACA

Jakarta – Indeks di Bursa Efek Indonesia akhir pekan kemarin berada di zona merah. Pasalnya, sejak awal perdagangan hingga akhir perdagangan ditutup anglok. Tercatat diakhir perdagangan, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah 116,475 poin (2,49%) ke level 4.568,654. Sementara Indeks LQ45 anjlok 22,468 poin (2,88%) ke level 758,857. Derasnya aksi jual pelaku pasar diakhir perdagangan menjadi pemicu terkoreksinya indeks harga saham gabungan (IHSG).

Saham-saham bank kelas berat terkena koreksi paling dalam. Sektor finansial sampai jatuh lebih dari tiga persen. Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada mengatakan, sentimen positif pertumbuhan ekonomi Indonesia tertutup oleh sentimen negatif ekonomi global yang cenderung melambat, “Data pertumbuhan ekonomi tidak mampu menyelamatkan perdagangan kemarin, hasilnya indeks BEI mengalami pelemahan,”katanya di Jakarta akhir pekan kemarin.

Sebagai informasi, pemerintah mengemukakan dalam periode 2009 hingga Juni 2013, Indonesia telah berhasil mendorong ekonomi dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 5,9% per tahun atau naik dari lima tahun sebelumnya. Ditahun 2014, pemerintah juga tetapkan beberapa asumsi makro RAPBN 2014 yakni pertumbuhan ekonomi diharapkan capai 6,4%.

Menurut Reza, terlepas dari itu yang menjadi perhatian adalah bagaimana cara untuk mencapai itu semua. Pasalnya, pelaku pasar mengharapkan langkah-langkah dari pemerintah yang jelas dalam menahan sentimen negatif dari global. Berikutnya, indeks BEI Senin awal pekan diproyeksikan akan bergerak menguat seiring dengan optimisme pemerintah akan pertumbuhan ekonomi di tahun 2014.

Perdagangan akhir pekan kemarin, berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 128.398 kali pada volume 4,617 miliar lembar saham senilai Rp 5,01 triliun. Sebanyak 45 saham naik, sisanya 203 saham turun, dan 86 saham stagnan. Bursa-bursa di Asia menutup perdagangan dengan kompak melemah di zona merah. Maraknya sentimen negatif yang beredar dari pasar global memicu aksi jual investor.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 500 ke Rp 28.700, Samudra Indonesia (SMDR) naik Rp 325 ke Rp 3.525, Bukit Asam (PTBA) naik Rp 150 ke Rp 11.800, dan Asahimas (AMFG) naik Rp 150 ke Rp 8.100.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 2.000 ke Rp 77.000, Telkom (TLKM) turun Rp 600 ke Rp 11.350, Indocement (INTP) turun Rp 600 ke Rp 20.850, dan United Tractor (UNTR) turun Rp 550 ke Rp 17.050.

Pada perdagangan sesi I, indeks BEI ditutup anjlok 72.113 poin (1,54%) ke level 4.613,016. Sementara Indeks LQ45 jatuh 13,736 poin (1,76%) ke level 767,589. Hanya satu indeks sektoral yang berhasil menguat, yaitu sektor tambang. Sembilan sektor lainnya terkena koreksi gara-gara aksi jual. Poin yang terpangkas pun cukup tinggi hingga rata-rata melemah lebih dari satu persen.

Perdagangan berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 70.046 kali pada volume 2,262 miliar lembar saham senilai Rp 2,418 triliun. Sebanyak 40 saham naik, sisanya 191 saham turun, dan 64 saham stagnan.

Meski dapat sentimen negatif dari pasar global, bursa China dan Hong Kong berhasil menanjak ke zona hijau. Rencana dibukanya rute perdagangan dari China ke Eropa melalui perairan utara jadi sentimen positif bagi investor.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 500 ke Rp 28.700, PGN (PGAS) naik Rp 100 ke Rp 5.800, Sarana Menara (TOWR) naik Rp 75 ke Rp 2.975, dan Unilever (UNVR) naik Rp 50 ke Rp 30.750.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 2.500 ke Rp 76.500, Surya Toto (TOTO) turun Rp 900 ke Rp 7.800, Indocemetn (INTP) turun Rp 700 ke Rp 20.750, dan Gudang Garam (GGRM) turun Rp 600 ke Rp 43.000.

Diawal perdagangan, indeks BEI dibuka turun 37,85 poin atau 0,81% ke posisi 4.647,28. Sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 9,63 poin (1,23%) ke level 771,69,”Mayoritas bursa Asia, termasuk indeks BEI kembali dibuka melemah seiring dengan sentimen negatif dari bursa AS,\\\" kata analis Samuel Sekuritas, Benedictus Agung.

Dia mengatakan, pelemahan Bursa AS itu didorong oleh ekspektasi pasar terkait pemotongan stimulus keuangan AS di September 2013. Dari dalam negeri, dirinya, menambahkan saham-saham sektor pertambangan, properti, dan infrastruktur yang menjadi penggerak indeks BEI berpotensi mengalami aksi ambil untung (profit taking) oleh pelaku pasar saham di dalam negeri.

Sementara itu, Tim Riset Equity Retail Mandiri Sekuritas dalam kajiannya mengatakan kejatuhan indeks Dow Jones dan bursa regional membawa pengaruh negatif bagi pergerakan IHSG BEI. Bursa regional, diantaranya indeks Hang Seng dibuka melemah 148,02 poin (0,66%) ke level 22.391,23, indeks Nikkei-225 turun 124,46 poin (0,93%) ke level 13.625,14, dan Straits Times melemah 28,76 poin (0,89%) ke posisi 3.193,86. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…