NERACA
Jakarta- Pengembangan usaha menjadi hal yang tidak dapat ditawar lagi bagi sebagian besar perusahaan untuk mencapai target kinerjanya tahun ini. Sebut saja PT Adaro Energy Tbk (ADRO) yang mengaku akan tetap fokus pada pengembangan usaha melalui beberapa anak usahanya di tengah volatilitas batubara.
Head of Investor Relations Adaro Energy, Cameron Tough Adaro mengatakan aset yang diakuisisi perseroan terus membuat kemajuan, misalnya investasi pada cadangan batubara di Balangan yang terletak di sebelah konsesi Adaro Indonesia yang diperkirakan dapat memulai produksi pada 2014 . “Pada saat investasi ini mulai beroperasi maka pendapatan Adaro diharapkan akan meningkat. ” ucapnya di Jakarta pekan lalu.
Pengeboran di Balangan, sambung dia, terus dilanjutkan untuk menyelesaikan studi cadangan JORC, meliputi penggunaan Laser Imaging Detection and Ranging (LIDAR) yang menghasilkan data topografi yang cepat dan akurat. Akuisisi lahan, pembangunan jalur pengangkutan yang akan menghubungkan jalur pengangkutan di Paringin, dan pembangunan jembatan terus dilanjutkan. “Adaro memperkirakan studi cadangan JORC dapat selesai pada akhir 2013 dan mulai produksi pada awal 2014. ” jelasnya.
Selain itu perseroan juga terus berkonsentrasi pada kesiapan tambang pada konsesi batubara yang belum dikembangkan (greenfield) di Sumatra Selatan (MIP, BEE) dan Kalimantan Timur (BEP). Kesiapan tambang tersebut meliputi perizinan, akuisisi lahan, memastikan dukungan sosial dan masyarakat, dan menyelesaikan studi teknikal dan geologis.
Menurut dia, pihaknya tidak menginvestasikan belanja modal yang signifikan untuk pengembangan konsesi batubara yang diakuisisi. Sejalan dengan strategi untuk berintegerasi lebih jauh dari “Pit to Port to Power,” perseroan juga telah membuat kemajuan signifikan untuk merealisasikan strategi ini. Pihaknya optimistis pada ketahanan jangka panjang business model perseroan dan potensi pertumbuhan pada pasar batubara dan pasar negara-negara berkembang di Asia. “Dengan berekspansi ke bisnis ketenagalistrikan, kami mengurangi volatilitas dari bisnis batubara .” ujarnya.
Di bisnis ini PT Adaro Power dan Korea East West Power bekerja sama untuk membangun pembangkit listrik berbahan bakar batubara dengan kapasitas 2X100 MW yang terletak di Tanjung, Kalimantan Selatan. Perseroan juga menggarap proyek pembangkit listrik berbahan bakar batubara dengan kapasitas 2X1000 MW yang terletak di Jawa Tengah.
Dalam proyek ini perseroan mempunyai kepemilikan 34% bersama dengan J- Power (34%) dan Itochu Corporation (32%), telah membuat kemajuan signifikan selama tahun ini dalam proses akuisisi lahan. Dirinya menyebutkan, Adaro Indonesia (AI) mendapatkan fasilitas pinjaman yang di amortisasi sebesar AS$380 juta yang akan jatuh tempo pada Mei 2020.
Fasilitas baru ini akan membiayai kembali fasilitas kredit amortisasi bergulir sebesar AS$500 juta yang di dapat pada tahun 2009 dengan tujuan untuk memperpanjang jatuh tempo dan memperkuat struktur modal. “AI menerima total komitmen sebesar AS$2,85 miliar, 7,5x oversubscribed, dari grup yang terdiri dari 12 internasional bank.” jelasnya. (lia)
NERACA Jakarta – Di paruh pertama 2025, jumlah perusahaan tercatat di pasar modal lebih sedikit dibandingkan priode yang sama tahun…
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham (RUPS) PT Panin Sekuritas Tbk (PANS) memutuskan untuk membagikan dividen tunai untuk tahun…
NERACA Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (2/7) sore ditutup melemah seiring pelaku pasar…
NERACA Jakarta – Di paruh pertama 2025, jumlah perusahaan tercatat di pasar modal lebih sedikit dibandingkan priode yang sama tahun…
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham (RUPS) PT Panin Sekuritas Tbk (PANS) memutuskan untuk membagikan dividen tunai untuk tahun…
NERACA Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (2/7) sore ditutup melemah seiring pelaku pasar…