NERACA
Jakarta – Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan bahwa melemahnya rupiah belum tentu mendongkrak kinerja ekspor. Meskipun, dengan jumlah barang yang sama, nilai ekspor bisa melambung akibat melemahnya rupiah. “Tidak selalu depresiasi rupiah akan dapat mendorong ekspor, jadi pernyataan tersebut belum tentu benar,” kata Eko kepada Neraca, pekan lalu.
Depresiasi rupiah, lanjut Eko, hanya dapat mendorong ekspor jika pasar global sedang tumbuh, atau dengan kata lain negara-negara pengimpor barang dari Indonesia sedang tumbuh.
“Karena USA, Eropa, dan bahkan China yang merupakan mitra dagang utama Indonesia sedang lesu, maka depresiasi saat ini belum mampu mendorong ekspor. Terlebih lagi harga komoditas global juga belum membaik, sehingga insentif ‘dari sisi harga komoditas’ bagi produsen Indonesia untuk meningkatkan produksi juga rendah,” jelas Eko.
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin menjelaskan nilai ekspor Indonesia cenderung melemah, tetapi bukan karena jumlah yang diekspor menurun, melainkan karena nilai ekspornya yang menurun akibat serapan pasar global yang melemah. [iqbal]
Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini NERACA Jakarta - Bangkok RHVAC 2024 dan…
NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…
NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…
Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini NERACA Jakarta - Bangkok RHVAC 2024 dan…
NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…
NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…