Ekonomi Negara Rapuh, Kenapa?

 

Data Badan Pusat Statistik (BPS) tentang inflasi tentu membuat kita semua terkejut.  Pasalnya, inflasi pada Juli tercatat 3,29% di luar prediksi berbagai kalangan. Akibatnya, inflasi tahunan (year on year) mencapai 8,61%. Sebuah angka  inflasi tertinggi sejak lima tahun lalu ( Juli 2008).
   
Lantas mengapa  inflasi sampai melejit setinggi itu? Karena  semula Bank Indonesia (BI) memprediksi inflasi tahun ini hanya 8,2%. Bahkan pemerintah selalu mengatakan bahwa angka inflasi tidak sampai melewati  8%. Tetapi kenyataannya tingkat inflasi jauh melambung di atas itu.
     
Seperti kita ketahui bahwa inflasi merupakan momok yang menakutkan.  Pertumbuhan ekonomi selalu  terhambat oleh tingginya inflasi. Sebab itu, inflasi sering menimbulkan kekhawatiran yang berlebihan dan akhirnya membuat pasar yang semula tenang menjadi gelisah.
      
Apalagi pemerintah dan BI sering menjadi tidak percaya diri mengantisipasi kondisi itu. Kebijakan yang diambil untuk meredam  inflasi sering terkesan reaktif seperti menaikkan suku bunga acuan BI Rate.  Dampaknya, semua  persoalan  tidak terselesaikan dengan baik, malah sebaliknya muncul kepanikan di sisi moneter maupun industri nasional.
     
Padahal penyebab tingginya  inflasi merupakan hasil dari buruknya langkah antisipasi pemerintah dalam menerapkan kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi. Pemerintah ternyata tidak cukup menguasai stok bahan kebutuhan pokok, sehingga harganya ikut melambung begitu tinggi.
      
Apalagi kondisi ini diperparah dengan masalah distribusi barang kebutuhan pokok. Buruknya infrastruktur jalan akhirnya membuat arus pergerakan barang tidak bisa bergerak cepat. Itulah yang membuat harga kebutuhan pokok meningkat di atas kewajaran pada waktu lalu.
     
Namun,  seringkali pemerintah kemudian bertindak reaktif segera ingin menyelesaikan masalah tanpa merumuskan kebijakan dengan baik,  justru malah menimbulkan persoalan baru bagi perekonomian nasional.
      
Lalu untuk meredam kenaikan harga di pasar, pemerintah langsung membuka kran impor bagi bahan kebutuhan pokok. Pembukaan kran impor membuat devisa Indonesia harus mengalir keluar. Di tengah tekanan defisit perdagangan yang terus melebar saat ini, pembukaan kran impor bukan obat mujarab mengatasi kemelut di negeri ini.
       
Fakta memperlihatkan defisit perdagangan pada semester I-2013 sudah mencapai  US$ 3,31 miliar, atau dua kali lebih besar dari posisi defisit 2012 US$1,6 miliar. Ini jelas menggambarkan kerapuhan ekonomi Indonesia menghadapi dampak krisis global baru-baru ini.
       
Kita tentu trenyuh melihat situasi ekonomi nasional  yang dalam 4 tahun terakhir  aman-aman saja,  tiba-tiba harus menghadapi turbulensi dahsyat yang membuat perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional tak terhindarkan lagi.  Angka pertumbuhan yang di semester I-2013 berada di bawah  6%, lebih rendah dari periode yang sebelumnya.
       
Semua ini memang bukanlah kiamat. Kita tidak boleh menjadi panik, yang dapat memperburuk keadaan. Komunikasi antara pemerintah dan dunia usaha harus terus menerus dilakukan secara intens. Pemerintah dan dunia usaha harus membangun kebersamaan dan jangan saling mencari selamat sendiri-sendiri.
       
Apalagi masih dana-dana milik Indonesia sekitar US$140 miliar atau setara Rp 1.400 triliun yang saat ini parkir di Singapura, setidaknya perlu diupayakan masuk ke Indonesia dengan jaminan yang pasti dan memikat. Karena dana milik perusahaan maupun perorangan Indonesia setidaknya dapat memperkuat struktur cadangan devisa ke depan. Semoga!

BERITA TERKAIT

Laju Pertumbuhan Kian Pesat

  Pertumbuhan ekonomi sebagai sebuah proses peningkatan output dari waktu ke waktu menjadi indikator penting untuk mengukur keberhasilan pembangunan suatu…

Kredibilitas RI

Pemilu Presiden 2024 telah berlangsung secara damai, dan menjadi tonggak penting yang tidak boleh diabaikan. Meski ada suara kecurangan dalam…

Pangan Strategis

Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak…

BERITA LAINNYA DI Editorial

Laju Pertumbuhan Kian Pesat

  Pertumbuhan ekonomi sebagai sebuah proses peningkatan output dari waktu ke waktu menjadi indikator penting untuk mengukur keberhasilan pembangunan suatu…

Kredibilitas RI

Pemilu Presiden 2024 telah berlangsung secara damai, dan menjadi tonggak penting yang tidak boleh diabaikan. Meski ada suara kecurangan dalam…

Pangan Strategis

Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak…