Mandiri Incar Fee Based Income Rp600 Miliar - Tambah Mesin ATM

NERACA

Jakarta - Hingga akhir 2013, PT Bank Mandiri Tbk mengincar perolehan pendapatan nonbunga atau fee based income sebesar Rp600 miliar. Perolehan ini diperkirakan mampu terealisasi karena bank pelat merah ini akan melakukan penambahan mesin ATM sejumlah 1.500 unit pada tahun ini.

Direktur Micro and Retail Banking Bank Mandiri, Hery Gunardi menjelaskan, sampai semester I 2013, perseroan berhasil membukukan fee based income sebanyak Rp300 miliar. “Ini terjadi karena Bank Mandiri mencatat jumlah transaksi selama enam bulan sebanyak 442 juta transaksi atau 73 transaksi per bulan, tumbuh 12,3% dibanding Juni 2012 yang tercatat sebanyak 394 juta transaksi,” ujar Hery di Jakarta, Kamis (1/8).

Dia menjelaskan, volume transaksi ATM Mandiri dalam enam bulan terakhir ini jumlahnya mencapai Rp366 triliun. Untuk volume per bulannya sekitar Rp61 triliun. Hery juga menambahkan, untuk mencapai target fee based income sebanyak Rp600 miliar itu, Bank Mandiri telah mengalokasikan dana sekitar Rp111 miliar dari belanja modal pemasangan berbagai jenis ATM antara lain ATM tunai, Mobile, Setoran tunai dan drive thru.

“Saat ini jumlah ATM Bank mandiri mencapai 11.454 ATM, sebanyak 10.077 unit merupakan mesin ATM tunai, 38 ATM Drive Thru, 43 Mobile, 1.000 ATM non Tunai dan 296 unit ATM setoran tunai,” jelas Hery. Sementara itu, volume transaksi melalui ATM Mandiri mencapai Rp366 triliun, tumbuh 16,7% dari Rp314 triliun pada akhir Juni 2012. Melalui penambahan ATM, Bank Mandiri menargetkan pertumbuhan jumlah dan volume transaksi dapat tumbuh 17% dan 18,5% di akhir 2013.

“Untuk penambahan ATM sebanyak 1.421 ATM dalam sebulan itu sendiri ada di 12 kanwil, itu Medan, Sumut, Sumsel, Jakbar, Jaksel, Jatim, Sulawes dan Bali. Merata. Bahkan sampai Papua. 27 hari itu juga sampai Papua. Dari 1.421 ATM itu kita perkirakan akan menyumbang fee based income Rp3 miliar tiap bulannya”, jelas Hery.

Sebelumnya diketahui, aset perseroan tumbuh 17,6% menjadi Rp672,2 triliun. Selisih bunga bersih atau net interest margin (NIM) naik 10 bps menjadi 5,34%. Sementara untuk rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) turun 0,08% dari 0,55% menjadi 0,47%.

Sedangkan untuk perolehan dana murah, Bank mandiri memperoleh senilai total Rp319,58 triliun, tumbuh sekitar 22,7% dari periode yang sama di tahun sebelumnya. Lalu untuk dana pihak ketiga secara total tumbuh 20,1%  menjadi Rp502,37 triliun dengan komposisi tabungan Rp 206,57 triliun serta untuk giro Rp113,01 triliun. Lalu akibat pertumbuhan kredit yang cukup tinggi, maka untuk rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) turun sebanyak 60 basis poin (bps) menjadi 15,5%.

Direktur Keuangan Bank Mandiri Pahala Nugraha Mansury menambahkan, penyaluran kredit tumbuh signifikan menjadi Rp428,7 triliun, naik 22,3% dari Rp350,4 trilliun di semester I 2012. Pertumbuhan kredit tersebut, dia menjelaskan, dipacu oleh segmen kredit mikro dengan pertumbuhan tertinggi yakni 58,1% menjadi Rp23,9 triliun.

Berdasarkan sektor lainnya kredit bisnis perbankan tumbuh 28,2% menjadi Rp42,5 triliun, kredit korporasi menjadi Rp124,3 triliun, pembiayaan konsumer naik 21,1% menjadi Rp52,4 triliun. Sementara itu, kredit komersial tumbuh 16% menjadi Rp104,2 triliun. [sylke]

BERITA TERKAIT

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…

BERITA LAINNYA DI

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…